Seorang guru yang membuat karikatur Nabi Muhammad SAW kemudian memperlihatkan kepada para muridnya, dalam perjalanan pulang ke rumahnya dibunuh oleh seorang pemuda berkebangsaan Prancis berasal dari Chechnya, membuat dunia heboh.
Presiden Prancis Emanuel Macron mengecam keras peristiwa pembunuhan tersebut dengan mengatakan bahwa Islam dalam keadaan krisis.
Otoritas Prancis merespon pembunuhan seorang guru dengan menampilkan kartun Nabi Muhammad SAW di gedung pemerintahan Prancis.
Memasang kartun Nabi Muhammad SAW di gedung pemerintahan Prancis merupakan bentuk penghinaan dan pelecehan terhadap umat Islam di seluruh dunia.
Kita tidak setuju membunuh kartunis yang membuat kartun Nabi Muhammad SAW yang juga seorang guru, karena tak obahnya hakim jalanan, tetapi menjadikan kasus tersebut untuk memasang kartun Nabi Muhammad SAW digedung pemerintahan Prancis merupakan tindakan salah dan patut dikecam.
Oleh karena itu, sangat wajar kalau dunia Muslim mengecam Macron. Salah satu pemimpin Islam yang selalu berada digarda terdepan dalam membela Islam dan kaum Muslim ialah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Erdogan menilai Macron telah kehilangan akal sehatnya.
Erdogan vs Macron: Dari Suriah hingga Penghinaan Islam https://t.co/20xGtV6H6z
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) October 27, 2020
Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengatakan bahwa Macron harus diperiksa kejiwaannya dan sudah tersesat tentang Islam.
Presiden Turki itu mengatakan, klaim Prancis soal Islam merupakan provokasi yang sangat berbahaya. Pernyataan Erdogan merespons perkataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengatakan saat ini ‘Islam dalam keadaan krisis.’
Atas pernyataan Erdogan yang sangat keras itu, Prancis marah dan memanggil pulang Duta Besarnya di Turki untuk konsultasi.
Sikap Macron tentang Islam menurut saya berlawanan dengan prinsip yang dianut Prancis yaitu Liberte (kebebasan), Egalite (persamaan), Fraternite (persaudaraan).
Kebebasan tidak berarti bebas menghina dan melecehkan Nabi Muhammad SAW., begitu juga menghina dan melecehkan Nabi Isa (Yesus) dan kepercayaan agamapun di dunia.
Turki Makin Ngeri, Erdogan: Kami Tak Takut Sanksi Amerika! https://t.co/gXldqCyaMy #militer
— VIVAcoid (@VIVAcoid) October 27, 2020
Beberapa negara Arab mulai memboikot produk buatan Prancis dan kini Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan rakyatnya untuk melakukan hal serupa. #Turki #Prancis https://t.co/1wzygkL28T
— detikcom (@detikcom) October 27, 2020
Marah dan Boikot Produk Prancis
Pernyataan Emanuel Macron dinilai telah menghina Islam. Berbagai negara Islam dan negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim mengutuk pernyataan Macron. Ada yang mengatakan bahwa Macron adalah Presiden yang Islamphobia, anti Islam.
Terjadi demonstrasi di berbagai negara yang mengecam Macron. Bukan hanya demonstrasi, tetapi berbagai negara Islam dan negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim menyerukan untuk memboikot produk Perancis.
Kuwait, beberapa jaringan supermarket mulai keluarkan semua produk Prancis dari rak sebagai bentuk aksi protes.
Di Qatar, Alwajba Dairy Company dan Almeera Consumer Goods Company, mereka akan boikot produk Prancis dan akan memberikan alternatif lain.
Yordania, Palestina hingga Israel boikot produk Prancis. Universitas Qatar juga kampanye boikot. Mereka memutuskan untuk menunda Pekan Budaya Prancis sebagai protes atas penghinaan anti-Islam.
Arab Saudi, seruan untuk memboikot jaringan supermarket Prancis, Carrefour, menjadi tren di media sosial. Sementara merek mewah seperti L’Oréal, Garnier, dan Lancôme menjadi target dalam daftar merek yang harus dihindari.
Seorg pemuda bunuh Kartunis Nabi Muhammad SAW yg juga guru di Prancis. Otoritas Prancis kecam dan pajang kartun Nabi Muhammad SAW di gedung pemerintah Prancis. Macron, Presiden Prancis berkata Islam dalam krisis. Erdogan bela Islam. Umat demo dan boikot https://t.co/hKw6mY5Vqk
— Musni Umar (@musniumar) October 27, 2020
Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, melalui Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia sudah panggil Duta Besar Prancis di Indonesia dan kecam pernyataan Macron. Saya duga akan segera ada yang demo dan serukan boikot produk Prancis.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
