Pada 3 November 2020, rakyat Amerika Serikat akan datang ke berbagai tempat pemungutan suara (TPS) untuk menyoblos calon Presiden Amerika Serikat untuk 4 tahun mendatang.
Sebelum 3 November 2020 sudah banyak rakyat Amerika Serikat yang menggunakan hak pilih dengan memilih Trump atau Biden melalui kartu pos.
Pemilihan umum di Amerika Serikat tahun ini akan memilih Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat dan memilih 435 kursi DPR dan 33 kursi Senat.
Parlemen atau kongres Amerika Serikat terdiri dari dua kamar, yaitu DPR dan Senat. Masa jabatan anggota DPR hanya dua tahun dan bisa dipilih lagi. Sedangkan senator menjabat enam tahun dan terbagi dalam tiga kelompok, artinya setiap dua tahun ada pemilihan untuk sepertiga dari anggota Senat.
Walaupun pemilihan umum di Amerika Serikat untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden serta memilih anggota kongres yaitu anggota DPR dan anggota Senat, tetapi yang mendominasi pemberitaan ialah pemilihan Presiden.
Tahun ini yang bertarung untuk memenangi pemilihan Presiden Amerika Serikat ialah Donald Trump dari Partai Republik melawan Joe Biden dari Partai Demokrat.
Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Demokrat, Joe Biden mengungguli Presiden AS Donald Trump dalam enam polling atau jajak pendapat terbaru. https://t.co/gclgXVRHPD
— detikcom (@detikcom) November 2, 2020
Trump dan Biden Bertempur di Swing States Jelang Pilpres AS https://t.co/KCBy8qKW77
— VIVAcoid (@VIVAcoid) November 2, 2020
Siapa Pemenangnya?
Dalam jajak pendapat nasional, Joe Biden lebih unggul daripada Donald Trump. Per Senin (2/11/2020) pukul 16.00 WIB, Biden memperoleh 52 persen, sementara Trump 43 persen. Sebagai catatan, polling BBC ini merupakan jajak pendapat nasional individu dari 14 hari terakhir.
Sejak awal tahun, sebagian besar jajak pendapat nasional, Biden telah unggul lebih 50% dari Trump. Biden dalam beberapa bulan terakhir memimpin 10 poin.
Akan tetapi berdasarkan pengalaman tahun 2016, capres Hillary Clinton juga unggul dalam berbagai survei dan bahkan unggul hasil pemungutan suara dengan memenangkan hampir 3 juta suara dari Donald Trump.
Akan tetapi, Hillary Clinton tidak menjadi pemenang pemilihan Presiden Amerika Serikat. Mengapa? Karena pemilihan Presiden Amerika Serikat menggunakan sistem electoral college. Sehingga, Calon Presiden yang memenangkan suara terbanyak, tidak otomatis keluar sebagai pemenang pemilihan Presiden.
Pemilihan Presiden di Amerika Serikat yang menggunakan sistem electoral college untuk pemilihan presiden, setiap Negara Bagian mendapat sejumlah suara berdasarkan jumlah anggota Kongres (Parlemen) yaitu DPR dan Senat. Total 538 suara akan diperebutkan oleh Trump dan Biden. Trump atau Biden, jika ingin keluar sebagai pemenang dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat harus memenangi 270 suara.
With Biden bets and Trump hedges, investors prepare for US Election Day #jakpost https://t.co/tgfu4oRGpP
— The Jakarta Post (@jakpost) November 2, 2020
Pemungutan suara pemilihan presiden Amerika Serikat tinggal sehari lagi. Sepanjang masa kampanye, Joe Biden, capres Partai Demokrat, dan Donald Trump, capres Partai Republikan, saling serang, saling klaim. #Internasional #adadikompas https://t.co/xY4aSbYZst
— Harian Kompas (@hariankompas) November 2, 2020
Maka, walaupun berbagai jajak pendapat, mulai dari hasil debat 29 September 2020, hasil jajak pendapat CBS News yang diambil langsung setelah debat menunjukkan bahwa debat itu dinenangkan oleh Biden.
Begitu pula, Hasil Debat ll, 22 Oktober 2020, Presiden Trump tampil jauh lebih terkendali dan fokus pada argumentasi kebijakan dua calon Presiden. Meskipun sedikit membantu Trump, hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa Biden jauh lebih mengesankan daripada Trump.
Disamping itu, hasil jajak pendapat CNN menemukan bahwa 53 persen penonton mengunggulkan Biden dalam debat, sementara 39 persen memilih Trump.
YouGov dalam jajak pendapat menemukan bahwa 54 persen orang mengatakan Biden menang dalam debat dan 35 persen orang memberikan pilihan untuk Trump.
Financial Times, di daerah kemenangan tipis Trump pada 2016 seperti di Michigan, Pennsylvania dan Wisconsin, hasil jajak pendapat menunjukkan Biden unggul lebih dari lima poin.
Namun, di negara bagian seperti North Carolina dan Georgia masih dimenangkan Trump.
Berdasarkan hasil jajak pendapat yang dilakukan berbagai lembaga di Amerika Serikat dan kegagalan Trump mengatasi covid-19 dengan besarnya jumlah rakyat Amerika Serikat yang meninggal dunia, maka saya optimis Biden akan memenangkan pemilihan Presiden Amerika Serikat, 3 November 2020.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
