Saya berduka teman isteri saya di Eropa (DT) meninggal dunia seorang diri di apartemen tempat tinggalnya.
Dia meninggalkan Jakarta untuk melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Eropa.
Di Eropa dia berkenalan dengan seorang dosen WNI yang mengajar di Universitas di sebuah kota di Eropa. Mereka kemudian kawin dan dikurniai dua orang anak.
Beberapa tahun lalu suaminya meninggal dunia. Kemudian dia memutuskan pindah di sebuah kota kecil dan tinggal di sebuah apartemen.
Hal itu dia lakukan untuk menghemat biaya. Dengan hasil pensiun suaminya dia bisa hidup secara cukup. Sementara kedua anaknya tinggal di kota lain dan sudah berkeluarga.
Berita kematian DT mengejutkan keluarga dan teman-temannya di Jakarta. Lebih menyedihkan lagi, dia tinggal sendiri di sebuah apartemen, siapa yang merawat dan menemukan ketika meninggal dunia seorang diri.
Apakah Masih Muslimah?
Tahun lalu DT berlibur di Jakarta agak lama karena ikut merawat bapaknya yang sedang sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Pada saat DT berada di Jakarta, teman-teman dekatnya mengajak bertemu untuk ngobrol sambil makan bareng.
Ketika berita kematian DT diinformasikan saudaranya di Jakarta kepada teman-temannya di Jakarta termasuk isteri saya, semua terkejut dan menyampaikan Inna lillah.
Akan tetapi ada kebingungan, karena pada saat DT ngobrol dan makan bareng, dia ngomong kepada salah seorang temannya bahwa dia mau meninggalkan Islam. Dalam bahasa agama dikenal dengan istilah murtad.
Akan tetapi pernyataan DT tidak direspon temannya (Ir J.) sehingga tidak diketahui apa alasannya dia mau pindah keluar dari agama Islam. Tidak ada juga informasi apakah DT sudah keluar Islam atau masih Muslimah.
Satu hal yang diketahui bahwa DT kawin dengan lelaki yang beragama non-muslim.
Ketika berita kematian DT Diterima teman-temannya, semuanya bingung apakah dia masih Islam atau sudah keluar dari Islam.
Akibatnya mau mendoakan bagaimana? Ada temannya yang memberitahu kepada teman-temannya, cukup baca “Inna lillah” sesungguhnya kita milik Tuhan.
Mati Dalam Keadaan Muslim
Dalam Alqur’an surah Ali Imran ayat 102 Allah berfirman “Ya ayyu hallaziina aamanuu ittaqullah haqqa tuwatih walaa tamuutunna Illa wa antum muslimun (Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya. Dan, janganlah sekali-kali kamu mati, melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
Ayat ini memandu kita untuk selalu menjaga keislaman kita dengan mengamalkan segala ajaran Islam dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Jangan sekali-sekali kita mati kecuali mati dalam keadaan Muslim atau Muslimah.
Quraish Shihab, pakar Tafsir Al-Qur’an mengingatkan agar kita selalu dekat kepada Allah. Allah berfirman dalam sebuah hadis qudsi,”Aku menyesuaikan diri dengan sangka hamba-Ku terhadap Ku. Dan Aku bersamanya ketika ia mengingat Ku. Apabila ia mengingat-Ku dalam hatinya, Ku ingat dia dalam hati-Ku.”
“Kalau dia mengingat-Ku dan menyebut-nyebut Ku di depan umum, maka Ku ingat dan Ku sebut-sebut dia di khalayak yang lebih baik. Siapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Dan siapa yang mendekat sehasta, Aku akan mendekat kepadanya sedepak.”
“Dan siapa yang datang kepada Ku dengan berjalan, Aku datang menyambutnya dengan berlari,” Quraish Shihab menulis dalam renungannya untuk kita semua agar kita mati dalam keadaan Muslim atau Muslimah.
Quraish Shihab ada bermacam-macam. Lantas apa sajakah objek takut tersebut?
“Jika takut hujan siapkan payung. Takut tak lulus, belajarlah. Takut dari binatang buas, menghindarlah. Jika kita takut pada Allah, maka mendekatlah,” ucap Quraish Shihab.
Allah berfirman dalam sebuah hadis qudsi,”Aku menyesuaikan diri dengan sangka hamba-Ku terhadap Ku. Dan Aku bersamanya ketika ia mengingat Ku. Apabila ia mengingat-Ku dalam hatinya, Ku ingat dia dalam hati-Ku.”
“Kalau dia mengingat-Ku dan menyebut-nyebut Ku di depan umum, maka Ku ingat dan Ku sebut-sebut dia di khalayak yang lebih baik. Siapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Dan siapa yang mendekat sehasta, Aku akan mendekat kepadanya sedepak.”
“Dan siapa yang datang kepada Ku dengan berjalan, Aku datang menyambutnya dengan berlari,” kata Quraish Shihab di akhir renungannnya.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
