Hari ini 9 Desember 2020 adalah Hari Anti korupsi Sedunia.
Biasanya berbagai negara di dunia memperingati Hari Anti korupsi, tetapi tahun ini karena dalam suasana Covid-19, peringatan Hari Anti korupsi Sedunia tidak bergema.
Apalagi di Indonesia, selain dalam suasana Covid-19 yang dilarang berkumpul tanpa social distancing, pada hari yang bersamaan di 270 kota, kabupaten dan provinsi melaksanakan pemilihan kepala daerah.
Selain itu, tgl 8 Desember 2020 terjadi penembakan 6 laskar FPI yang mengawal Imam Besar Habib Rizieq Syihab. Dampaknya luar biasa karena media nasional dan internasional memberitakan secara luas, sehingga pemberitaan Hari Anti korupsi Sedunia dan pemilihan Kepala Daerah di 270 kota, kabupaten dan provinsi tertutup.
FPI: Minimal Ada 3 Tembakan di Setiap Jenazah Laskarhttps://t.co/y7bh6es0ed
— GELORA NEWS (@geloraco) December 9, 2020
KAMI se-Jawa juga mengutuk keras sikap aparat yang menghilangkan nyawa enam orang pengikut Habib Rizieq Shihab tersebut. #KAMI https://t.co/7JM7lyO46s
— detikcom (@detikcom) December 9, 2020
Korupsi Ganas dan Berani
Isu sentral yang digulirkan untuk menarik dukungan publik untuk melawan Presiden Soeharto dan rezimnya adalah KKN.(Korupsi, Kolusi, Nepotisme).
Isu tersebut menghipnotis seluruh mahasiswa dan elemen masyarakat untuk berdemo melengserkan Presiden Soeharto.
Atas desakan mahasiswa dan berbagai tokoh masyarakat serta dunia internasional, akhirnya pada 21 Mei 2020, Soeharto menyatakan mundur sebagai Presiden RI.
Mundurnya Soeharto sebagai Presiden RI, lahir Orde Reformasi.
Akan tetapi rezim Orde Reformasi yang sudah silih berganti, tetap mengamalkan KKN. Bahkan ada yang menyampaikan anekdot “kalau di masa Orde Baru, korupsi dibawah meja. korupsi di era reformasi, mejanya sekalian dikorupsi.
Maksudnya, korupsi di era Orde Reformasi sangat ganas dan berani.
Gibran Unggul Telak, Haris Rusly: Ini Penobatan Sang Pangeran, Bukan Pemiluhttps://t.co/3KhzEcp7Bu
— GELORA NEWS (@geloraco) December 9, 2020
Partainya juara korupsi tapi rakyat tetap memilih calon dari partai tersebut.
Apakah memang rakyat sudah tdk benci koruptor ?— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) December 9, 2020
KKN Merajalela
Korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) ternyata tidak berkurang di era Orde Reformasi.
Banyak sekali Kepala Daerah dan anggota DPR dan DPRD yang masuk penjara karena korupsi.
Menjelang Hari Anti korupsi Sedunia, Edhy Prabowo, Menteri Dan Perikanan RI. dan Juliari Batubara, Menteri Sosial RI terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Sebelumnya, di periode pertama Pemerintahan Jokowi, Idrus Marham, Menteri Sosial RI dan Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olah Raga RI ditangkap KPK karena korupsi.
Menjelang Hari Anti korupsi Sedunia, ada tiga Bupati dan Walikota yang ditangkap KPK karena korupsi.
Selain itu, menjelang pemilihan Kepala Daerah sangat ramai perbincangan di publik karena putera Presiden Jokowi Gibran menjadi calon Walikota.Solo. Begitu juga, menantunya Bobby Nasution menjadi calon Walikota Medan.
Dari berbagai fenomena yang mencuat dalam pemberitaan, publik meyakini bahwa KKN di Indonesia pada era Orde Reformasi semakin merajalela.
Maka, saat kita memperingati Hari Anti korupsi Sedunia 9 Desember 2020, diharapkan kepada seluruh penyelenggara negara untuk sadar pentingnya menjauhi perbuatan korupsi.
Untuk mencegah kekuasaan yang cenderung melakukan korupsi, maka rakyat sebagai pemilik kedaulatan, harus menjadi pengawas dengan selalu menggunakan media sosial untuk meneriaki penguasa agar hati-hati dan tidak melakukan perbuatan korupsi.
Selain itu, DPR dan KPK harus menjadi instrumen untuk mencegah merajalelanya KKN di Indonesia.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
