Kolaborasi antara Trans Jakarta dengan pemilik dan pengelola berbagai moda transportasi di DKI Jakarta yang diinisiasi Gubernur Anies Baswedan telah ditindaklanjuti oleh manajemen TJ dan pemilik atau pengelola berbagai macam jenis moda Transportasi di DKI. Hasilnya telah menghadirkan transportasi modern di DKI.
Kolaborasi pengelolaan dan operasionalisasi moda transportasi di DKI di bawah manajemen Trans Jakarta merupakan bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa pemilik dan pimpinan perusahaan swasta serta koperasi, yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat dari kolaborasi tersebut di bawah branding Jak Lingko.
Bagi sahabat TiJe yang ingin mengakses layanan koridor 3: Kalideres – Pasar Baru dan 5C: PGC – Harmoni dapat kembali naik dan turun di halte Pasar Baru yang lebih nyaman.
Yuk naik Transjakarta! pic.twitter.com/0W77dRy4DS
— Transportasi Jakarta (@PT_Transjakarta) January 16, 2021
Halte BRT Pasar Baru (3-16) kini telah dibuka kembali setelah direnovasi
Sebagai salah satu gebrakan baru di umurnya yang ke-17, halte baru ini juga dilengkapi dengan sistem wayfinding baru yang nantinya akan seragam untuk semua moda transportasi umum di Jakarta ? https://t.co/kCfVnSRo6y pic.twitter.com/n2aFUXm04e
— Adriansyah Yasin Sulaeman (@adriansyahyasin) January 16, 2021
Dampak Positif Kolaborasi
Warga DKI Jakarta telah merasakan dampak positif dari kolaborasi pengelolaan transportasi massal di DKI dibawah branding Jak Lingko.
Pertama, transportasi massal di DKI Jakarta yang dikelola Trans Jakarta sudah sangat baik dan modern.
Kedua, biaya transportasi publik di DKI sangat murah karena dimanapun mau pergi asal dalam durasi 3 jam hanya bayar Rp5.000 (Lima ribu) rupiah.
Ketiga, semua transportasi di DKI dibawah manajemen TJ mulai dari bus besar, mini bus sampai micro yang populer dengan sebutan angkot, sudah pakai AC
Keempat, transportasi massal di DKI di bawah manajemen TJ, semua jenis kendaraan terawat dengan baik, bersih dan bagus di pandang mata.
Kelima, semua moda transportasi massal yang selama puluhan tahun beroperasi di DKI dan daerah sekitarnya seperti Depok, Bekasi, Bogor dan Tangerang, seperti Kopaja, Metro Mini, Mayasari Bakti, Damri, KWK dan lain-lain Sudah diintegrasikan ke dalam manajemen TJ dibawah branding Jak Lingko.
Keenam, semua perusahaan swasta dan koperasi yang selama puluhan tahun beroperasi dengan berbagai dampak negatif yang dialami perusahaan seperti bangkrut, dan warga DKI banyak korban nyawa karena sopirnya ugal-ugalan mengejar setoran, dengan kolaboraso semua “happy” terjadi “Win-win Solution” yang menguntungkan warga DKI, pemerintah DKI sebagai pelayan publik dan TJ sebagai pengelola transportasi massal di DKI.
Governor of Jakarta @aniesbaswedan is working to clean the city’s air by ensuring that at least 50% of all Transjakarta buses are electric by 2025.https://t.co/QoWKT8FKTF
— C40 Cities (@c40cities) January 11, 2021
17 Tahun Mengaspal, Transjakarta Optimis Jadi Transportasi Kebanggaan Warga Jakarta https://t.co/HvrP1Cgfi2
— REPUBLIK MERDEKA | RMOL.ID (@rmol_id) January 16, 2021
Beri Manfaat Semua
Kolaborasi dalam pengelolaan transportasi massal di DKI Jakarta, telah memberi keuntungan dan manfaat bagi seluruh warga DKI Jakarta dan warga negara asing.
Sebagai contoh, masyarakat menengah ke atas yang tidak pernah menggunakan transportasi massal. Pertanyaannya, apa manfaat yang diperoleh golongan masyarakat tersebut.
Pertama, mereka aman dan nyaman karena terhindar dari bahaya ditabrak sopir ugal-ulaban yang mengejar setoran seperti masa lalu.
Kedua, mereka senang melihat kendaraan massal di DKI Jakarta sudah seperti di negara-negara maju.
Ketiga, tamu asing yang berkunjung di Jakarta, tidak akan melihat rendah dan sebelah mata, karena Jakarta sebagai ibu kota negara Republik Indonesia, sudah setaraf dengan ibu kota negara-negara maju.
Keempat, TJ sebagai pengelola transportasi massal di DKI Jakarta, melalui kolaborasi dengan para pemilik perusahaan swasta dan koperasi, tidak perlu TJ menyediakan semua jenis kendaraan transportasi yang diperlukan karena perusahaan swasta dan koperasi yang ikut berkolaborasi dengan TJ bisa berkontribusi membeli kendaraan untuk menutupi kekurangan transportasi massal yang diperlukan di bawah naungan TJ dengan branding Jak Lingko.
Segenap Jajaran Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Bank DKI mengucapkan selamat ulang tahun ke-17 Transjakarta @PT_Transjakarta
17 Tahun sudah Transjakarta hadir sejak pertama kali beroperasi pada tahun 2004.#BankDKI#BDKI#Transjakarta pic.twitter.com/qom0Zkq6P8
— bank_dki (@bank_dki) January 15, 2021
Sebagai informasi pada tahun 2019, total armada yang dikelola PT Trans Jakarta sebanyak 3.305 bus terdiri dari 244 bus gandeng, 953 single bus, 289 low entry bus, 302 maxi bus atau bus besar, 28 double decker, 410 medium bus, 1053 micro bus.(kompas com, Selasa, 6 Agustus 2019 | 19:04 WIB).
Dengan kolaborasi, TJ dapat menghadirkan transportasi massal yang modern dan hebat di Jakarta, Ibukota Negara Republik Indonesia.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
