Pencurian hand sanitizer di dalam bus TransJakarta rute Ragunan-Halimun beberapa hari lalu patut disesalkan dan dikecam.
Petugas TransJakarta atas nama Fikri Afif (PLH) dan Joko S (Petugas DKO) yang mengamankan pelaku atas nama VA di halte rute Blok M-Kota patut diapresiasi.
Barang yang dicuri di dalam bus Trans Jakarta sejatinya tidak seberapa harganya, tetapi dalam hukum pidana, yang dinilai bukan berapa besar nilai barang yang dicuri, tetapi perbuatan tindak pidana itu sendiri.
Kita bersyukur pencuri hand sanitizer yang ditangkap petugas Trans Jakarta tidak dibawa ke ranah hukum, tetapi diselesaikan secara kekeluargaan. Jika kasus ini diteruskan ke polisi, maka pasti kasus tersebut masuk ke pengadilan dan pelakunya dihukum.
Dikira Ibu-ibu, Rupanya Pencuri Hand Sanitizer di Bus Transjakarta adalah Pria Ini | tvOne Minute https://t.co/CrkXRE1rpe
— tvOneNews (@tvOneNews) January 25, 2021
Plis atuh ah… Hand Sanitizer buat Bersama malah diembat… ? pic.twitter.com/iJv8Gk6Lup
— Busway Fans Club (@BuswayFansC) January 21, 2021
Jadi Pelajaran
Seluruh bus Trans Jakarta sudah dipasang CCTV. Begitu pula di berbagai jalan di DKI Jakarta sudah dipasang CCTV.
Oleh karena itu, tindakan kriminal yang dilakukan oleh siapapun seperti mengambil barang di Trans Jakarta, merusak, melempar ataupun melakukan vandalisme dengan mencoret Trans Jakarta, bisa dengan mudah dilacak dan ditangkap pelakunya.
Kasus pencurian hand sanitizer di bus Trans Jakarta yang kemudian pelakunya ditangkap di Terminal Bus Blok M merupakan pelajaran bagi semua warga DKI termasuk pengguna Trans Jakarta.
Selamat Pagi, selamat beraktivitas sahabat tije. Saat kalian terpaksa harus keluar rumah, tetap gunakan masker dengan benar. Mari bersama kita disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19, demi dirimu dan orang lain disekitarmu. pic.twitter.com/oDutMG1oAr
— Transportasi Jakarta (@PT_Transjakarta) January 24, 2021
Rasa Memiliki
Semua moda transportasi Trans Jakarta yang dioperasikan dengan Branding Jak Lingko, pada hakikatnya milik seluruh warga DKI.
Setidaknya ada tiga alasan, saya memastikan bahwa Trans Jakarta milik warga DKI Jakarta juga.
Pertama, biaya operasional Trans Jakarta sekitar 80% bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang berasal dari pajak yang dibayarkan oleh warga DKI Jakarta.
Kedua, Trans Jakarta adalah Badan Usaha Milik Daerah (APBD). Berarti Trans Jakarta adalah milik pemerintah daerah DKI Jakarta. Maka, Trans Jakarta dapat dikatakan merupakan milik warga DKI juga.
Ketiga, Trans Jakarta didirikan oleh Bang Yos tahun 2014 pada masa menjabat Gubernur DKI Jakarta, tujuannya untuk memberi pelayanan transportasi massal yang prima, modern dan hebat kepada warga DKI Jakarta. Maka, Trans Jakarta pada hakikatnya milik warga DKI Jakarta juga, karena keberadaan TJ diperuntukan bagi warga DKI Jakarta.
Berbicara ttg Trans Jakarta tdk bisa melupakan Bang Yos sebagai pencetus dan perealisasi TJ.https://t.co/iEK41Gn3p4
— Musni Umar (@musniumar) January 20, 2021
Rasa Tanggung Jawab
Trans Jakarta sebagaimana dikemukakan di atas, merupakan milik warga DKI Jakarta.
Konsekuensi Trans Jakarta dimiliki oleh warga DKI Jakarta, maka warga DKI harus ikut bertanggung jawab:
Pertama, kebersihan Trans Jakarta. Semua penumpang TJ harus ikut menjaga kebersihannya. Tidak boleh makan atau minum di dalam kendaraan TJ.
Kedua, kenyamanan dan keamanan. Sebagai wujud tanggung jawab, maka setiap penumpang TJ harus ikut menjaga kenyamanan dan keamanan. Tidak boleh gaduh, ribut atau cekcok di TJ.
Ketiga, tidak boleh mengambil barang milik TJ atau milik penumpang TJ. Kalau ada penumpang mengambil barang milik TJ atau milik penumpang, maka penumpang yang mengetahui terjadinya tindak pidana kriminal harus melaporkan kepada petugas TJ.
Keempat, tidak boleh merusak TJ. Semua penumpang TJ harus ikut menjaga TJ. Tidak boleh merusak atau mencoret tempat duduk, lantai atau dinding TJ.
Kelima, pada masa Covid tidak boleh berdiri berdesak-desakan, duduk berdekatan. Setiap penumpang wajib memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak.
Dengan melakukan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka berarti kita telah mewujudkan rasa memiliki dan rasa tanggung jawab terhadap Trans Jakarta sebagai milik kita bersama.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
