Luar biasa Filipina. Negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik, amat menakjubkan karena seluruh anggota Kongres Filipina bersepakat menetapkan 1 Februari 2021 sebagai Hari Hijab Nasional.
Hal itu dilakukan pada saat seluruh anggota Kongres Filipina mengesahkan rancangan undang-undang yang menjadikan 1 Februari sebagai Hari Hijab Nasional.
Keputusan ini luar biasa untuk mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang praktik Muslim, serta toleransi terhadap agama lain di Filipina.
Amihilda Sangcopan, salah satu inisiator RUU ini dari Perwakilan Partai Anak Mindanao, menyampaikan terima kasih kepada semua anggota kongres Filipina karena mengesahkan undang-undang tersebut dan meminta anggota Senat untuk mendukung langkah selanjutnya.
Penetapan ini dilakukan sebagai upaya untuk lebih memahami praktik muslim serta toleransi terhadap agama lain di seluruh negeri. #Filipina https://t.co/0rVUQ041Qm
— detikcom (@detikcom) February 1, 2021
Hadirkan Perdamaian Abadi
Seluruh anggota kongres yang menetapkan undang-undang yang menjadikan 1 Februari 2021 sebagai Hari Hijab Nasional bisa dikatakan bahwa mereka telah membuat sejarah yang amat penting, tidak saja mewujudkan UU Hijab, tetapi untuk mewujudkan perdamaian abadi di Filipina.
Hal itu, saya tegaskan karena menurut Lembaga Statistik Filipina, terdapat lebih dari 10 juta Muslim di sana dari total populasi 110.428.130 berdasarkan data PBB terbaru.
Walaupun Islam adalah agama terbesar kedua di Filipina, dengan sebagian besar Muslim tinggal di pulau Mindanao, tetapi Muslim di negara itu tergolong minoritas.
Di Mindanao terdapat Daerah Otonomi Muslim, yang terdiri dari provinsi Basilan, Lanao del Sur, Maguindanao, Sulu Tawi-Tawi, tetapi tidak termasuk Kota Isabela di Basilan dan Kota Cotabato di Maguindanao.
Jumlah Muslim di Filipina hanya sekitar 10% dari populasi rakyat Filipina, tetapi luar biasa karena bisa diakomodir keyakinan agama mereka untuk membuat undang-undang yang mempromosikan pemahaman yang lebih besar di kalangan non-Muslim tentang praktik dan nilai mengenakan jilbab sebagai tindakan kesopanan dan martabat bagi wanita Muslim dan mendorong wanita Muslim dan non-Muslim untuk merasakan manfaat dari mengenakannya,” katanya dikutip dari Arab News, Senin, 1 Februari 2021.
Hebat. DPR Filipina tetap 1 Februari 2021 sebagai Hari Hijab Nasional di Filipina. https://t.co/tRrNugqFnx
— Musni Umar (@musniumar) February 1, 2021
Implikasi Damai Hari Hijab Nasional
Sudah bertahun-tahun lamanya terjadi konflik antara masyarakat Muslim Mindanao di Filipina Selatan dengan pemerintah pusat Filipina karena kaum Muslim di Mindanao berjuang untuk merdeka dari Filipina.
Diperkirakan sudah ratusan ribu orang yang korban dari pihak masyarakat, pemberontak dan tentara Filipina.
RUU ini sangat penting untuk menarik simpati masyarakat Muslim di Mindanao, untuk mewujudkan perdamaian abadi, melindungi hak kebebasan beragama bagi perempuan Muslim Filipina dan mempromosikan toleransi dan penerimaan agama dan gaya hidup lain di seluruh negeri.
Pengesahan RUU ini diharapkann tidak hanya berkontribusi besar untuk mengakhiri diskriminasi terhadap wanita berhijab, tetapi untuk mengakhiri permusuhan antara Muslim di Kepulauan Mindanao dengan non Muslim di Filipina.
Semoga implikasinya tidak hanya dalam masalah pengenaan hijab yang merupakan hak setiap wanita muslim sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam, tetapi memberi implikasi politik dalam membangun saling pengertian dan saling mempercayai untuk mewujudkan perdamaian abadi di kalangan rakyat Filipina.
Penggagas Hari Hijab Sedunia yang Dirayakan Setiap 1 Februari https://t.co/lQ44NwAVvI
— Liputan6.com (@liputan6dotcom) February 1, 2021
Merayakan Hari Hijab
Rancangan Undang-undang tersebut yang telah disahkan menjadi undang-undang telah mengamanatkan kepada Komisi Nasional Muslim Filipina untuk merayakan Hari Hijab Nasional dengan mempromosikan dan meningkatkan kesadaran tentang wanita berhijab di Filipina.
Setiap merayakan Hari Hijab Nasional di Filipina, kita juga berharap agar selalu dikumandangkan pentingnya perdamaian abadi di Filipina dengan memberi keadilan bagi masyarakat Muslim dan seluruh rakyat Filipina yang kurang beruntung dalam hidup ini.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
