Tidak ada kata dan kalimat yang patut kita ucapkan selain “Inna lillahi wa Inna ilaihi Raji’un.” (Sesungguhnya kita milik Allah dan kepadaNya kita kembali) atas wafatnya Prof. Firmanzah, S.E., M.M., M.Phil., Ph.D.
Kita semua merasa sangat kehilangan atas wafatnya Prof. Firmanzah, Ph.D. Setidaknya ada lima alasan kita merasa amat kehilangan.
Pertama, sangat baik, rendah hati dan masih muda berumur 44 tahun.
Kedua, memiliki pendidikan yang sangat baik. Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Peraih gelar doktor dari University of Pau et Pays de l’Adour, Prancis.
Ketiga, menjadi dekan termuda Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dengan mengalahkan para calon yang lebih senior.
Keempat, salah satu tokoh muda sekaligus Rektor Universitas Paramadina. Menurut SBY, Presiden RI ke-6, “Saya mengenal kepribadian & pemikiran almarhum ketika bertugas di lembaga kepresidenan sebagai Staf Khusus Presiden bidang ekonomi.”
Kelima, keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang baru saja merayakan Milad ke-74, merasa amat kehilangan karena Prof. Firmanzah, S.E., M.M., M.Phil., Ph.D. adalah kader HMI.
Sebagai sahabat, saya merasa sangat kehilangan atas wafatnya Prof Firmanzah, Ph.D. Al Fatihah utk almarhum pic.twitter.com/BaInrw3AaD
— Musni Umar (@musniumar) February 6, 2021
Sosok Prof Firmanzah di Mata Dekan FEB Universitas Indonesia https://t.co/RjhbacDxbT
— VIVAcoid (@VIVAcoid) February 6, 2021
Kehilangan Besar
Sebagai pakar.ekonomi, Prof Firmanzah sering dimintai pandangan oleh media cetak dan media elektronik tentang masalah ekonomi.
Bukan hanya itu, tetapi pada masa Presiden SBY memimpin Indonesia, dia pernah diangkat menjadi Staf Khusus Presiden dalam bidang ekonomi.
Oleh karena itu, pada saat Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi bahkan resesi ekonomi, wafatnya Prof. Firmanzah, S.E., M.M., M.Phil., Ph.D. merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia
Wafatnya Prof. Firmanzah, S.E., M.M., M.Phil., Ph.D. Indonesia kehilangan pemikir ekonomi yang sangat diperlukan untuk menyampaikan pemikiran apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah dan rakyat Indonesia untuk mengatasi resesi ekonomi.
Kehilangan ilmuan yang dalam Alqur’an disebut “ulama” (jamak), tidak mudah menggantikannya karena mencetak ulama memerlukan waktu yang lama.
[BERITA DUKACITA]
Keluarga besar Universitas Indonesia turut berdukacita atas berpulangnya Prof. Firmanzah, Ph.D.
(Guru Besar FEB UI dan Dekan FEB Periode 2009-2012).
.
Semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran pic.twitter.com/dHtT8tSpvz— UniversitasIndonesia (@univ_indonesia) February 6, 2021
Mengenang Prof Firmanzah, Jadi Dekan FEB UI di Usia 32 Tahun https://t.co/gWhfa7qTPQ
— CNBC Indonesia (@cnbcindonesia) February 6, 2021
Patah Tumbuh Hilang Berganti
Untuk menggantikan mereka yang wafat, tidak mudah seperti kata pepatah “Patah tumbuh hilang berganti.”
Akan tetapi, wafatnya Prof. Firmanzah, S.E., M.M., M.Phil., Ph.D. harus dijadikan sebagai inspirator dan motivator bagi mahasiswa (i) untuk belajar lebih giat dan mencari peluang untuk melanjutkan pendidikan di dalam dan luar negeri agar pepatah yang kita kemukakan di atas segera menjadi kenyataan.
Untuk mewujudkan peoatah “Patah tumbuh hilang berganti,” perguruan tinggi harus berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat khususnya perusahaan besar untuk memberi beasiswa kepada para dosen muda untuk melanjutkan Program Doktoral di dalam dan luar negeri.
Dengan demikian kepergian Prof. Firmanzah, S.E., M.M., M.Phil., Ph.D. untuk selamanya segera lahir kader baru yang bisa menggantikannya.
Akhirnya, kita ucapkan selamat jalan menghadap Allah dengan iringan doa dari keluarga, sahabat, Sivitas Akademika Universitas Paramadina, umat Islam khususnya keluarga besar HMI dan KAHMI mari kita doakan Prof. Firmanzah, SE., M.M, M.Phil., Ph.D dengan membacakan surat Al Fatihah. Semoga Allah menerima segala amal ibadah. Aamiin.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
