Kudeta Militer Myanmar dan 5 Kesepakatan KTT ASEAN
Para pemimpin dan perwakilan sembilan negara-negara Asia Tenggara telah selesai menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang berlangsung pada Sabtu (24/4) di Jakarta.
Mereka adalah Presiden Indonesia, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Dalam KTT ASEAN tersebut hadir pula pemimpin militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing serta Menteri Luar Negeri Filipina sebagai Utusan Khusus Filipina Teodoro L. Locsin Jr., Menteri Luar Negeri Thailand sebagai Utusan Khusus Thailand Don Pramudwinai, Menteri Luar Negeri Laos sebagai Utusan Khusus Laos Saleumxay Kommasith.
Bertemu di Jakarta, Pemimpin ASEAN Capai 5 Poin Konsensus untuk Myanmar https://t.co/2RFLXQTSmy #TempoDunia
— TEMPO.CO (@tempodotco) April 24, 2021
KTT ASEAN, Gowes for Democracy Gelar Solidaritas untuk Myanmar https://t.co/lVS4VYOwBs #TempoMetro
— TEMPO.CO (@tempodotco) April 24, 2021
Stop Kekerasan di Myanmar
Kita sambut dengan memberi apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang dilaksanakan untuk membahas krisis politik dan kudeta militer Myanmar.
Krisis politik di Myanmar adalah akibat kudeta militer yang telah berlangsung selama hampir tiga bulan, yang diprotes rakyat Myanmar dengan berdemonstrasi yang dibalas oleh junta militer dengan tindakan kekerasan terhadap rakyat Myanmar dan belum ada tanda-tanda akan berakhir atau mereda.
Dampak dari kekerasan yang dilakukan junta militer di Myanmar telah menimbulkan korban nyawa. Angka terbaru, total 521 orang tewas sejak kudeta dimulai pada 1 Februari lalu. Adapun angka kematian terbesar dicatatkan pada Sabtu pekan lalu di mana 141 orang tewas yang beberapa di antaranya akibat serangan udara ke permukiman kelompok etnis di Karen.
Presiden @jokowi konsisten meneruskan sikap & keberpihakannya terhadap HAM.
Setelah mengajak jenderal militer Indonesia yg penuh catatan hitam di lingkup pemerintahan sejak 2014. Di 2021, dirinya juga menyambut Pimpinan Junta Militer penyebab huru-hara di Myanmar. #SaveMyanmar https://t.co/fNN8nmcMqv
— KontraS (@KontraS) April 24, 2021
Pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, menggelar pesta makan malam mewah pada Sabtu kemarin ketika pasukannya menembak mati 100 orang lebih selama protes menentang kudeta militer di Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. #TempoDunia https://t.co/z4OoWWynbx
— TEMPO.CO (@tempodotco) March 30, 2021
40 Selebritas dan Influencer Diburu Militer Myanmar Karena Melawan Kudeta https://t.co/FNKi4jlxtN #TempoDunia
— TEMPO.CO (@tempodotco) April 4, 2021
5 Kesepakatan KTT ASEAN
Sebagai masyarakat ASEAN kita bersyukur adanya 5 kesepakatan dalam KTT ASEAN untuk diharapkan memberi solusi terhadap masalah di Myanmar.
Ketua ASEAN Sultan Hassanal Bolkiah yang juga kepala negara Brunei Darussalam, dalam pernyataan resminya menyampaikan lima butir konsensus yang isinya hampir sama dengan pernyataan Presiden Jokowi dalam pernyataan nasionalnya.
“Kami mengakui peran positif dan konstruktif ASEAN dalam memfasilitasi solusi damai untuk kepentingan rakyat Myanmar dan penghidupan mereka,” ujar Ketua ASEAN Sultan Hassanal Bolkiah.
Adapun lima kesepakatan tersebut yaitu:
1. Kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.
2. Dialog konstruktif antara semua pihak terkait untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat.
3. Utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.
4. ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Center.
5. Utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.
Harapan masyarakat ASEAN terhadap 5 kesepakatan tersebut dapat direalisasikan, sehingga rakyat Myanmar yang sudah menderita segera bisa hidup normal seperti sebelum kudeta. Penting juga agar masyarakat disadarkan bahwa apa yang menimpa warga negara di wilayah ASEAN dapat terjadi juga di negara kita tercinta, Indonesia.
Pengaruh China atas Myanmar lebih besar dibanding PBB https://t.co/ex8kl6NHCp
— Republika.co.id (@republikaonline) April 24, 2021
China dan Myanmar catat pelanggaran kebebasan beragama terjelek https://t.co/Wpj4MS0OHS
— Republika.co.id (@republikaonline) April 21, 2021

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
