Connect with us

Bendera Palestina dikibarkan bersama bendera Indonesia dan Malaysia oleh anak-anak. Merupakan bentuk harapan warga dunia akan bangsa Indonesia untuk aktif meningkatkan perdamaian di dunia. - IG #freepalestine

Politik

Akhiri Perang di Palestina: Hidup Anak Gaza Seperti Neraka di Bumi

Akhiri perang di Palestina dengan mendorong kemerdekaan bangsa Palestina dengan ibukota Yerusalem Timur merupakan kunci untuk mewujudkan perdamaian abadi dan berakhirnya perang antara Israel dengan Hamas dan sekutunya secara permanen.

Israel, negara Yahudi yang didukung oleh Amerika Serikat, Jerman dan lain-lain akhirnya secara sepihak menyatakan gencatan senjata dalam perang melawan Hamas. Untuk menghilangkan rasa malu dan supaya gencatan senjata dilakukan secara terhormat, Perdana Menteri Benyamin Netanyahu mengkonfirmasi bahwa gencatan senjata dilakukan adalah atas tawaran Mesir.

Sebagaimana diketahui, Mesir sejak 26 Februari 1980 telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sebagai tindak lanjut dari Perjanjian Damai Camp David Mesir-Israel 1979 yang ditengahi Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter.

Gencatan Senjata Oleh Israel

Pernyataan gencatan senjata oleh Israel secara sepihak disepakati Hamas (Jumat (21/5/2021}, dan berakhirlah perang brutal antara Hamas dan Israel selama 11 hari.

Mengapa Israel menyatakan secara sepihak gencatan senjata, menurut saya setidaknya ada lima sebab.

Pertama, perang Hamas melawan Israel lebih banyak merugikan Israel dalam politik internasional.

Buktinya pada saat perang Hamas vs Israel berkecamuk, mayoritas negara-negara di dunia yang melakukan voting, sebanyak 115 negara mendukung resolusi PBB tentang “The responsibility to protect and the prevention of genocide, war crimes, ethnic cleansing and crimes against humanity dalam GENERAL ASSEMBLY, 66TH Plenary Meeting – R2P, yang memasukkan Israel, Miyanmar dan Suriah sebagai pelaku genosida, kejahatan perang, dan sebagainya.

Kedua, perang Hamas Vs Israel telah mengancam keamanan nasional Israel. Walaupun Israel memiliki sistem pertahanan udara yang canggih yang disebut Iron Dome. Pertahanan udara Israel tersebut ternyata bisa diterobos oleh roket Hamas yang diluncurkan 1000-an lebih secara bergelombang.

Ketiga, perpecahan di dalam negeri Israel. Hasil pemilu Israel beberapa waktu lalu, Benyamin Netanyahu belum berhasil membentuk pemerintahan baru. Pemerintahan yang ada sekarang merupakan pemerintahan lama bukan hasil pemilu. Selain itu, terjadi konflik sosial antara Arab Israel dengan Israel imigran. Kedua hal tersebut melemahkan stabilitas nasional Israel.

Keempat, dukungan masyarakat internasional terhadap Palestina luar biasa. Sebagai contoh, semua negara bagian di Amerika Serikat melaksanakan demonstrasi untuk mendukung Palestina. Begitu pula di di Inggris, Jerman, Prancis dan Indonesia pada khususnya. Walaupun pemerintah Amerika Serikat, Jerman, Prancis dan sebagainya mendukung Israel, tetapi rakyat mereka mendukung Palestina.

Kelima, meningkatnya kemampuan militer Hamas dan sekutunya, sehingga mampu menyerang semua kota di Israel. Bangsa Israel yang sudah makmur hidupnya tidak menerima perang yang membunuh dan menyengsarakan mereka.

Neraka di Bumi Banyaknya Anak Gaza Jadi Korban

Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa , mengungkapkan rasa prihatin dan tidak bisa menerima pertempuran dan aksi saling serang yang berlanjut antara Tentara Israel dengan kelompok militan di Palestina, termasuk di antaranya Hamas.

Dia mengingatkan, korban dari warga sipil sudah berjatuhan akibat baku tembak yang tak kunjung usai tersebut. Karena itu dalam Sidang Majelis Umum PBB pada Kamis (20/5) dia menyerukan kedua belah pihak bahwa pertempuran harus segera dihentikan.

“Saya sangat terkejut dengan berlanjutnya pemboman udara dan artileri oleh pasukan pertahanan Israel di Gaza,” ungkap Guterres dikutip dari AFP saat menjelaskan soal rentetan tembakan yang dia sebut menewaskan sedikitnya 208 warga Palestina termasuk 60 anak-anak.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat jumlah korban yang lebih tinggi yakni 230 orang termasuk 65 di antaranya anak-anak.

Penderitaan yang dialami anak-anak di Gaza Palestina, akibat perang antara Israel Vs Hamas dan sekutunya digambarkan oleh Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan mengatakan, “jika ada neraka di bumi, itulah hidup anak di Gaza.”

Merdeka Atau Perang Lagi

Besarnya dukungan masyarakat internasional terhadap Palestina yang ditunjukkan dalam demo pada masa perang Israel Vs Hamas dan Voting di PBB “The responsibility to protect and the prevention of genocide, war crimes, ethnic cleansing and crimes against humanity, yang didukung 115 negara menggambarkan bahwa penjajahan yang sangat brutal yang dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina selama 70 tahun lebih, dan yang paling mengerikan Israel yang didukung Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis dan lain-lain, seolah buta, tuli dan bisu terhadap penderitaan bangsa Palestina, telah menyadarkan masyarakat internasional bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan kerena tidak sesuai prikemanusiaan dan prikeadilan.

Akhiri perang di Palestina dengan mendorong kemerdekaan bangsa Palestina dengan ibukota Yerusalem Timur merupakan kunci untuk mewujudkan perdamaian abadi dan berakhirnya perang antara Israel dengan Hamas dan sekutunya secara permanen.

Melihat antusiasme rakyat Indonesia untuk mengakhiri perang di Palestina, dengan banyaknya demo se-nusantara dan meledaknya topik Palestina di media sosial Indonesia tanpa henti. Diharapkan pemerintah Indonesia dapat berpartisipasi aktif untuk mengakhiri perang di Palestina, terutama di kancah politik Internasional. Hal ini untuk meningkatkan reputasi Indonesia dan yang terpenting adalah untuk mendukung perdamaian dunia.

Baca Juga

Lainnya

Lionel Messi dan skuad dari Argentina sukses memenangkan pertandingan sepak bola final Piala Dunia melawan Prancis di Stadion Lusail di Lusail, Qatar, Minggu, 18 Desember...

Lainnya

Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan Piala Dunia 2022 Qatar merupakan gelaran terbaik sepanjang sejarah.

Lainnya

Maroko akan berhadapan Prancis pada babak semifinal Sepak Bola Piala Dunia di Al Bayit Stadium Antar pada 15 Desember 2022.

Lainnya

Piala Dunia atau World Cup yang sedang berlangsung di Qatar saat ini luar biasa hebat. FIFA World Cup Qatar 2022 merupakan Piala Dunia ke-22...

Politik

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Arab Saudi untuk bertemu dengan raja Salman bin Abdul Aziz dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS). Kita...

Politik

Bangsa Indonesia bersama bangsa Palestina melawan kekejaman dan penindasan tersebut tidak lain dan tidak bukan kecuali untuk mewujudkan perdamaian dunia. Indonesia bersama palestina demi...

Ramadhan 1443H

Arab Saudi adalah sebuah negara kerajaan yang sering juga disebut The Kingdom of Saudi Arabia. Negara ini tergolong kaya karena memiliki sumber daya alam...

Politik

kecaman terhadap Putin karena menginvasi Ukraina seharusnya juga diterapkan kepada Negara Israel atas perlakuannya terhadap warga Palestina.