Pada 21 Mei 2021 dalam rangka memperingati 23 Tahun Reformasi, Partai Ummat menggelar Webinar dengan pembicara kunci Prof Dr M. Amien Rais, Bapak Reformasi yang juga Ketua Majelis Syura Partai Ummat. Rocky Gerung Jadi Special Guest di LiveStream Youtube Amien Rais.
Pak Amien sapaan akrabnya, ketika menyampaikan reflekasi Reformasi di Indonesia, dia memulai dengan menceritakan reformasi di China yang berakhir dengan pembantaian massal di Tiananmen, Beijing yang dilakukan rezim China Komunis.
Reformasi yang relatif berhasil ialah di Pilipina yang didukung para kardinal, pastor dan biarawati serta masyarakat luas yang berhasil menumbangkan Presiden Ferdinand Marcos dari tahta kekuasaannya. Untuk menyelamatkan diri, Presiden Ferdinand Marcos dan keluarganya kemudian mengsingkan diri di Hawaii dan empat setelah dilengserkan, ia meninggal dunia di Honolulu.
Amien Rais Akan Sampaikan Pidato Refleksi 23 Tahun Reformasi, Rocky Gerung Jadi Special Guest https://t.co/hDJDUoVRfs
— SINDOnews (@SINDOnews) May 20, 2021
Reformasi di Indonesia
Perjuangan untuk mernumbang Pak harto dari kekuasaannya berlangsung sangat panjang. Sejak tahun 1974 yang melahirkan Malari (Malapetaka 15 Januari) merupakan cikal bakal perjuangan mahasiswa untuk menumbangkan Presiden Soeharto.
Begitu pula, peristiwa tahun 1978, pemerintah melalui Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban yang disingkat Kopkamtib, memerintahkan untuk menangkap seluruh pimpinan dewan mahasiswa/senat mahasiswa di seluruh Indonesia serta membubarkan dewan mahasiswa/senat mahasiswa dengan menggantinya menjadi BKK/NKK (Badan Koordinasi Kemahasiswaan/Normalisasi Kehidupan kampus yang dilakukan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI Daoed Joesoef.
Setelah penangkatan seluruh pimpinan dewan mahasiswa/senat dan pembubaran dewan mahasiswa/senat mahasiswa tahun 1978, kekuasaan Presiden Soeharto semakin kuat dan kukuh.
Akan tetapi, kekuasaan Pak Harto yang sangat hegemonik dan kuat, mulai mengalami kemunduran ketika terjadi krisis moneter 1997/1998. Pada Agustus 1997 mata uang rupiah mengalami masalah. Rupiah bergerak sempoyongan, Semula rupiah bertengger 2.380 perdolar Amerika Serikat, mendadak melorot Januari 1998 menyentuh 11.000/dolar Amerika Serikat.
Kondisi moneter yang merngalami goncangan, mendorong gerakan masyarakat madani (civil society) menyertai dengan berani bersuara.
Salah satu tokoh yang berani bersuara lantang ialah M. Amien Rais, Ketua Umum PP Muhammadiyah dan juga pengurus ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia) yang didirikan Prof Dr Ing BJ Habibie.
Seiring itu, dengan gerakan mahasiswa yang lama tidur akibat dipasung oleh rezim Orde Baru, mulai bangkit.
Reformasi yang diperjuangkan mahasiswa dan rakyat 23 tahun lalu telah berjalan mundur. Demokrasi pun merosot. https://t.co/DJAPrTHNh9 #KoranTempo
— Koran Tempo (@korantempo) May 21, 2021
KPK dan Warisan Reformasi yang Mulai Luntur https://t.co/7gU5VMEFjF
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) May 21, 2021
Berada Digarda Terdepan
Sebagai aktivis yang pernah mendekam dalam tahanan tahun 1978 dan menerus perjuangan di bawah tanah untuk menghindari tindakan refresif dari rezim Orde Baru, suka tidak suka dan mau tidak mau harus mengakui bahwa Prof Dr M. Amien Rais, merupakan tokoh yang berani berbicara lantang dalam mengeritik Pak Harto dan rezim Orde Baru.
Apa yang dilakukan Pak Amien saat ini dalam mengeritik Pak Jokowi dan rezimnya tidak jauh berbeda yang dilakukan Pak Amien di masa Orde Baru. Sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah dan pengurus ICMI menyebut keritikan yang dilancang ke Pak Harto dan rezimnya sebagai politik adi luhung yaitu membangun konstruksi ideal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui proses demokratisasi.
Oligarki Merajalela, Amien Rais Khawatir Jokowi Berakhir Kurang Eleganhttps://t.co/qALfoE3yoh
— GELORA NEWS (@geloraco) May 20, 2021
Menurut saya, sejak sebelum reformasi yaitu pada saat Pak Amien memimpin Muhammadiyah dan Gus Dur memimpin NU Nahdatul Ulama, kedua tokoh tersebut sering menggulirkan pemikiran yang adiluhung untuk membangun bangsa dan negara di atas landasan demokrasi.
Oleh karena itu, saya tidak sependapat kalau ada yang keberatan. Fakta menunjukkan bahwa sebelum, saat dan pasca reformasi, Pak Amien sangat menonjol. Sehingga amat wajar akan banyaknya publik yang menyebut Pak Amien sebagai tokoh atau bapak Reformasi.
Saya sangat tidak sependapat jika Pak Amien disebut penyusup, apalagi menyebut Pak Amien sebagai tokoh gagal. Pak Amien pernah menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) dan Ketua MPR RI.
Ketiga jabatan itu, sangat prestisius dan hitung jari yang bisa memegang jabatan seperti yang pernah diraih Pak Amien.
Pak Amien bukan manusia sempurna, tetapi dalam negera demokrasi, kita patut berterima kasih kepada Pak Amien, karena disaat semua tiarap tidak berani berbicara tentang keadilan dan kebenaran, Pak Amien terus menyuarakannya dengan berani dan tanpa takut.
Oleh karena itu, Pak Amien bukan pecundang yang kalah dalam perjuangan, tetapi tokoh atau bapak reformasi yang secara konsisten dan berani menyuarakan “amar ma’ruf nahi mungkar” untuk kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
Amien Rais adalah tokoh reformasi. Beliau berilmu, cerdas dan pemberani. Dia bersama Abdullah Hehamahua memimpin TP3 utk mengusut dugaan pelanggaran HAM berat terhdp 6 laskar FPI. Amien juga mendirikan Partai Ummat, bagaimana peluangnya. Baca berikut inihttps://t.co/nflHkjgZx9
— Musni Umar (@musniumar) March 12, 2021
Partai Besutan Amien Rais Kumandangkan Perang Siber dengan Israel https://t.co/8kdtbZyCAr
— VIVAcoid (@VIVAcoid) May 17, 2021

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
