Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2021 melakukan kampanye sadar sampah.
Sampah merupakan persoalan yang amat krusial di berbagai kota besar di dunia khususnya di Jakarta. Di masa lalu, sangat ramai perbincangan masalah sampah karena truk-truk dari Jakarta yang membawa sampah untuk dibuang di Bantar Gebang Bekasi di stop di tengah jalan, sehingga truk-truk sampah dari Jakarta antri di jalan menuju Bantar Gebang dengan sangat panjang.
Alhamdulillah pada masa Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta, masalah sampah tidak ada lagi keributan yang menjadi obyek pemberitaan media lokal dan nasional.
Memulai #HariLingkunganHidupSedunia dengan menanam bambu dan kayu manis bersama pegiat lingkungan, Babe Idin, Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI), dan Kerukunan Tani Perkotaan, di Hutan Kota Sangga Buana, Lebak Bulus.#JakartaBangkithttps://t.co/dOGbwufIU2 pic.twitter.com/PBpya1ufY4
— Anies Baswedan (@aniesbaswedan) June 5, 2021
DKI Luncurkan Gerakan Jakarta Sadar Sampah, Ini Kata Anies Baswedan https://t.co/hO3AlmM8CL #TempoMetro
— TEMPO.CO (@tempodotco) June 6, 2021
Permasalahan Sampah
Sampah dihasilkan antara lain dari kasur bekas, kursi bekas, bantal bekas, lemari bekas ban bekas, kaleng bekas, botol, plastik, ember bekas, styrofoam, batang pohon dan lain sebagainya.
Dari data di DKI Jakarta saja, jika dihitung sampah tidak terkelola yang mungkin saja terlepas ke lingkungan mencapai 377,16 ton per hari. Terbayang bagaimana beban drainase mikro maupun makro, sungai dan anak sungai, muara dan laut jika seluruh sampah tidak terkelola di Jabodetabek berjejalan di sana?
Oleh karena itu, Jakarta memerlukan tempat pengolahan sampah yang moderen, berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di dalam kota seperti kota besar di dunia.
Bukan hanya itu, tetapi butuh paradigma baru pengelolaan sampah dengan memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan seperti energi, kompos, pupuk ataupun bahan baku industri.
Pada pemerintahan Gubernur Anies Baswedan, penetapan Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 khusus pengelolaan sampah juga mengacu pada dokumen RIPS 2012-2032.
RPJMD menetapkan pengelolaan sampah paradigma baru, yakni pengurangan dan penanganan sampah. Tujuannya untuk membatasi timbulan sampah dari sumber dan mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Pengurangan sampah dapat dilakukan melalui pembatasan timbulan sampah (reduce), pemanfaatan kembali sampah (reuse) dan pendauran ulang sampah (recycle), yang dikenal dengan istilah 3R. Setiap tahun pemerintah telah menetapkan target capaian persentase penanganan sampah dan pengurangan sampah.
(1/2) Halo #SobatTangguh
Menyambut Hari Lingkungan Hidup sedunia yang jatuh pada 5 Juni kemarin DKl Jakarta berfokus pada masalah sampah melalui tema “Jakarta Sadar Sampah”.#SiapTanggapGalang #JagaJakarta #EdukasiBPBDJKT pic.twitter.com/RpwY7nVdCd
— BPBD DKI Jakarta (@BPBDJakarta) June 6, 2021
Landfill Mining merupakan salah satu upaya optimalisasi untuk memperpanjang masa pelayanan TPST Bantargebang.
Sesuai Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Landfill Mining juga merupakan upaya dari merestorasi ekosistem bumi.https://t.co/rDEna5IA06#HLH2021 #jakartabangkit pic.twitter.com/ReFKIsxnCE
— Pemprov DKI Jakarta (@DKIJakarta) June 5, 2021
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Bapak Drs. Syaripudin, M.Si menjelaskan, pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Pengurangan sampah dengan cara 3R tersebut jelas membutuhkan peran serta masyarakat. Sementara penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir yang dominan dilakukan oleh pemerintah daerah.
Kinerja pengurangan sampah di Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2017 sebesar 13,09 persen dari target 15 persen. Tahun 2018 sebesar 12,40 persen dari target 14 persen dan tahun 2019 sebesar 17 persen dari target 17 persen yang ditetapkan.
Indikator kinerja penanganan sampah di DKI Jakarta selama 2017-2019 menunjukkan tren penurunan dengan tahun 2017 mencapai 86,91 persen, tahun 2018 mencapai 87,6 persen dan tahun 2019 mencapai 82,94 persen.
“Penurunan penanganan sampah disebabkan persentase pengurangan sampah pada kurun waktu tersebut mengalami peningkatan, seiring meningkatnya peran serta masyarakat.”
Secara detail, program pengelolaan persampahan dalam RPJMD DKI Jakarta dibagi dalam dua indikator. Yakni pengurangan sampah yang dikirim ke TPA dan persentase pengurangan sampah di kota.
Kondisi awal Anies Baswedan memimpin DKI Jakarta di tahun 2017, sampah yang dikirim ke TPA sebanyak 6.645 ton per hari. Pemerintah menargetkan angka itu terus bergerak naik. Tahun 2018 sebesar 6.518 ton per hari, sementara di tahun 2019 rata-rata 7.703 ton per hari.
Dokumen RPJMD 2017-2022 menjelaskan, sampah merupakan salah satu permasalahan pembangunan ekonomi dan infrastruktur di Jakarta.
Untuk persentase pengurangan sampah di kota, kondisi awal sebesar 14 persen yang ditargetkan terus meningkat, yakni 17 persen tahun 2019, 20 persen pada 2020, 23 persen (2021) dan 26 persen untuk 2022.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui Dinas Lingkungan Hidup membentuk gerakan sampah tanggung jawab bersama disingkat Samtama untuk mengatasi permasalahan sampah Jakarta.
Program tersebut dicanangkan akan merata di seluruh RW di Jakarta. “Bapak dan ibu memulai sesuatu yang baru, di Jakarta ada 2.927 RW yang berkumpul hari ini hanya 22 RW. Jumlahnya masih kecil, tapi jangan remehkan jumlah yang kecil,” ujar Anies Baswedan dalam keterangan tertulis Dinas Lingkungan Hidup, Sabtu 24 Agustus 2019.
Menurut Anies Baswedan, dalam pengelolaan sampah dimulai dari mengubah pola pikir masyarakat, bahwa tidak cukup dengan hanya membuang sampah pada tempatnya. Tapi juga kata dia, prilaku dalam mengelola sampah dengan aktifitas 3R reduce (kurangi), reuse (guna ulang) dan recycle (daur ulang).
Pasang pengingatmu sekarang juga, dan jadi bagian dalam aksi peduli lingkungan dengan menghemat energi dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia, pada 5 Juni 2021 dari pukul 20.30 WIB – 21.30 WIB.#HariLingkunganHidupSedunia #HLH2021 #aksiiklim #sehatbarengjakarta #jagajakarta pic.twitter.com/CfTU2QFMwO
— Pemprov DKI Jakarta (@DKIJakarta) June 3, 2021
Ini dia jadwal acara perayaan Hari Ulang Tahun ke-494 Jakarta!
Meskipun masih di tengah pandemi, suasana meriah menyambut ulang tahun Jakarta, tetap terasa.
Bagaimana dengan perayaan HUT Jakarta di lingkunganmu?#JakartaBangkit #HUTDKI494 #dkijakarta #KotaKolaborasi #JKT494 pic.twitter.com/PhjqUJno4t
— Pemprov DKI Jakarta (@DKIJakarta) June 5, 2021
Kolaborasi Atasi Sampah
Salah satu ciri masyarakat modern menurut Anies adalah budaya memilah sampah agar dapat dimanfaatkan kembali.
Misalnya, sampah organik yang terpilah dapat diolah menjadi kompos dengan menggunakan lobang biopori ataupun komposter. Sampah Anorganik yang terpilah dapat ditabung melalui bank sampah untuk selanjutnya di-recycle di industri daur ulang. “Karena kita tidak mengolahnya, maka kita sebut itu sampah,” katanya.
Mantan Mendikbud itu berharap dengan program Samtama, masyarakat ikut terlibat bersama pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah di Jakarta. “Di kota-kota maju dunia, kita akan menemukan bagaimana seluruh masyarakat mengurus sampahnya. Sampah bukan saja diurus oleh pemerintah karena yang menghasilkan sampah kita semua,” tuturnya .
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Bapak Drs. Syaripudin, M.Si mengatakan, saat ini Pemprov DKI Jakarta tengah menerapkan city 4.0 dengan menyediakan platform bagi warga agar bisa berperan membangun kota dan bergerak bersama.
Bapak Syaripudin menjelaskan, kegiatan Samtama terbagi menjadi dua bagian, yaitu Kampung Samtama diisi oleh warga RW setempat yang memiliki inisiatif untuk memperbaiki pengelolaan sampah di kampungnya. Kampung Samtama ini telah menjaring 330 relawan di 22 RW.
Lalu Laskar Samtama yaitu sebanyak 209 orang dengan rincian 185 relawan umum dan 24 relawan dokumentasi. Kegiatan Samtama yang diresmikan Anies Baswedan itu juga melibatkan komunitas yang bergerak di bidang lingkungan hidup, khususnya pengelolaan sampah.
Kita berharap dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup, warga DKI Jakarta semakin sadar pentingnya sadar sampah. Warga sebagai penghasil sampah diharapkan dapat berkolaborasi serta berpartisipasi secara aktif dalam mengatasi sampah dengan 3R yaitu pembatasan timbulan sampah (reduce), pemanfaatan kembali sampah (reuse) dan pendauran ulang sampah (recycle).
Tonton juga Restorasi Ekosistem : Penerapan 0 Sampah Di Keseharian Kita
Narasumber: Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Bapak Drs. Syaripudin,M.Si

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
