Budaya disiplin masih merupakan barang langka. Pandemi Covid-19 yang telah banyak merenggut nyawa anak bangsa Indonesia, kita dipaksa untuk disiplin memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak.
Menurut Dr. Suyatno, M.Pd.I (2014) setidaknya ada 5 langkah untuk membentuk budaya disiplin.
Pertama, dipaksa. Pandemi covid, kita dipaksa dan terpaksa harus mengamalkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan. Bahkan sekarang ini aparat polisi dan TNI diturunkan untuk mengamankan pelaksanaan protokol kesehatan.
Kedua, terpaksa. Wabah covid yang mengganas terpaksa suka tidak suka dan mau tidak mau akhirnya bisa disiplin mengamalkan protokol, kesehatan.
Ketiga, bisa. Karena dipaksa dan terpaksa untuk menghindari terpapar covid, akhirnya bisa disiplin memakai masker kalau keluar rumah, bisa disiplin mencuci tangan, bisa disiplin menjaga jarak.
Keempat, biasa. Akibat dipaksa, terpaksa, kemudian bisa dan akhirnya biasa disiplin mengamalkan protokol kesehatan. Dari proses dipaksa, terpaksa, bisa dan akhirnya membentuk budaya.
Kelima, budaya. Pengertian budaya ialah merupakan cara hidup yang berkembang serta dimiliki bersama oleh kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, perkakas, bahasa, bangunan, pakaian, serta karya seni.
Menurut Edward Spranger (182-1963) seorang filsuf dan psikolog Jerman, budaya atau kebudayaan adalah segala bentuk atau ekspresi dari kehidupan batin masyarakat.
Adapun pengertian budaya menurut Clyde Kluckhohn dan William Henderson Kelly (1944) dalam bukunya The concept of culture adalah semua rancangan hidup yang diciptakan secara historis baik secara eksplisit, implisit, rasional, irasional, dan non rasional, yang ada pada waktu tertentu sebagai panduan potensial dalam perilaku manusia.
Koentjaraningrat (1923-1999) seorang antropolog Indonesia mendefinisikan budaya sebagai suatu sistem gagasan rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia yang di dalam kehidupannya yang bermasyarakat.
Menurut Selo Soemardjan (1915-2003) dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari definisi tersebut dapat di artikan mengenai kebudayan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan serta meliputi ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia.
Menambah tenda / tempat tidur memang mudah, tapi menambah tenaga kesehatan tak mudah dan tak bisa secepat laju penambahan kasus Covid-19.
Mari bantu tenaga kesehatan kita yang terbatas ini dengan mengurangi aktivitas di luar, disiplin 3M dan segera divaksinasi.#JagaJakarta pic.twitter.com/GXabxCjTYR
— Anies Baswedan (@aniesbaswedan) June 24, 2021
Budaya disiplin
Berdasarkan pengertian budaya atau kebudayaan yang dikemukakan para pakar (ahli) dapat disimpulkan bahwa sebuah tindakan atau rancangan hidup yang diciptakan dalam proses yang digambarkan diatas, yang bermula di paksa, terpaksa, bisa dan biasa, kemudian menjadi budaya, dan akhirnya menghadirkan budaya disiplin.
Budaya disiplin merupakan salah satu faktor yang amat penting dalam meningkatkan perilaku taat hukum di segala bidang.
Hal itu dapat dilihat melalui sikap setiap orang dalam mematuhi hukum atau peraturan. Begitu juga dapat menjadi faktor motivasi dalam mematuhi disiplin waktu, disiplin kerja, disiplin belajar, disiplin lalu lintas.
Selain itu, budaya disiplin dapat diimplementasikan untuk disiplin beribadah, disiplin olahraga, disiplin pada cita-cita, disiplin bayar, disiplin bayar zakat dan sekarang ini yang sedang ramai diperbincangkan di media dan media sosial ialah disiplin mengamalkan protokol kesehatan.
Membangun budaya disiplin sangat penting, mulai dari disiplin waktu, disiplin kerja, disiplin belajar, disiplin lalu lintas, disiplin beribadah, disiplin olah raga, disiplin pada cita-cita, disiplin bayar pajak. disiplin bayar zakat dan disiplin di segala macam.
Teman-teman berikut poin penting antisipasi penularan COVID-19, pembatasan opersional Mall dan UMKM, sebagaimana yang tertuang pada SE Kadis PPKUKM No. 334 Tahun 2021.https://t.co/RJp8QD7cOq#dinasppkukm #ppkm #ppkmjakarta #kotakolaborasi #JAKI #JakartaBangkit #jagajakarta pic.twitter.com/Zd2AhxWTmM
— Pemprov DKI Jakarta (@DKIJakarta) June 27, 2021
Langgar PPKM Mikro, 47 Tempat Usaha di Jakarta Pusat Ditutup Sementara https://t.co/dyir0js0Ar #TempoMetro
— TEMPO.CO (@tempodotco) June 27, 2021
Manfaat Budaya Disiplin
Budaya disiplin dikalangan masyarakat sangat penting. Oleh karena itu, hikmah dari pandemi covid, dimana masyarakat dan seluruh bangsa Indonesia dipaksa, terpaksa, akhirnya bisa dan biasa “Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan,” diharapkan menjadi budaya disiplin.
Setidaknya 10 manfaat yang bisa dipetik dari proses dipaksa, terpaksa, bisa, biasa, kemudian menjadi budaya dan akhirnya terbentuk budaya disiplin:
1. Patuh hukum. Mereka yang telah memiliki budaya disiplin, pasti patuh hukum. Patuh terhadap hukum, undang- undang dan peraturan sangat diperlukan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
2. Ciptakan Keteraturan. Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara amat diperlukan adanya keteraturan. Mereka yang memegang budaya disiplin, pasti mengamalkan keteraturan dalam segala hal khususnya dalam hidup bersama di masyarakat.
3. Hadirkan ketenangan. Siapapun yang memegang dan mengamalkan budaya disiplin, pasti menghadirkan ketenangan pada yang bersangkutan dan lingkungan tempat tinggal yang bersangkutan. Kalau terjadi ketidak-tenangan di masyarakat, maka bukan disebabkan oleh mereka yang memegang budaya disiplin, tetapi pihak-pihak yang tidak taat hukum.
4. Percaya diri. Mereka yang memegang dan mengamalkan budaya disiplin, pasti percaya diri karena jalan yang ditempuh dan dilaksanakan adalah jalan yang benar dan pasti mendapat apresiasi dan dukungan dari masyarakat luas dan pemerintah.
5. Keberanian. Mereka yang memegang dan mengamalkan budaya disiplin, akan lebih berani dalam menatap masa depan. Mereka akan menjadi suluh yang akan menyinari lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.
6. Menjadi Panutan. Mereka yang berbudaya disiplin, cepat atau lambat akan menjadi panutan masyarakat dan contoh teladan bagi masyarakat luas.
Anak yang Terinfeksi COVID-19 Meningkat, Orangtua Harus Lebih Serius Lindungi Mereka https://t.co/CKCatzDoH2
— Liputan6.com (@liputan6dotcom) June 27, 2021
Yuk, manfaatkan momen #dirumahaja bersama Si Kecil menjadi proses berharga!
Ada banyak aktivitas menyenangkan yang bisa dilakukan tentunya, seperti membaca buku, membuat kerajinan tangan, memasak, berkebun, olahraga bersama, dan lainnya.#rptra #ppkmjakarta #jakartabangkit pic.twitter.com/okMpTtpdRv
— Pemprov DKI Jakarta (@DKIJakarta) June 27, 2021
7. Menjadi Suluh Kebaikan, Siapapun yang memegang dan mengamalkan budaya disiplin pada awalnya akan dianggap asing, tetapi pada akhirnya akan menjadi suluh kebaikan bagi masyarakat.
8. Menjadi contoh teladan. Pada awalnya mereka yang mengamalkan budaya disiplin akan dianggap aneh oleh masyarakat yang tidak disiplin, tetapi lambat laun akan dicontoh dan diteladani.
9. Tokoh panutan. Siapapun yang memegang budaya disiplin, apalagi jujur, cerdas, baik dan suka menolong, maka yang bersangkutan akan menjadi tokoh panutan.
10. Menjadi pemersatu. Mereka yang mengamalkan budaya disiplin, adalah manusia istimewa yang dalam perjalanan hidupnya jika bisa membawa diri, sopan, mengayomi, cerdas, bisa mengambil hati orang, maka akan menjadi pemersatu dimanapun yang bersangkutan berkiprah atau berdomisili.
Semoga tulisan ini memberi pencerahan dan penyadaran bagi mereka yang membacanya terutama mengambil hikmah dibalik pemberlakukan secara ketat pengamalan protokol kesehatan untuk melawan covid-19 dan varianya.
Sebaiknya di masa pandemi covid tinggal di rumah. Jika ada urusan penting dan harus kerja. Pilih saja Transjakarta dan MRT.
Perhatikan Hal-hal ini Sebelum Naik Transjakarta dan MRT di masa Pandemi Covid-19 https://t.co/LQb1j1MU1X— Musni Umar (@musniumar) June 25, 2021
Kita hadapi situasi yg berbahaya akibat mengganasnya varian Covid. Saya Ajak Pengguna Media Sosial, Influencer Untuk Bersama lawan Covid. https://t.co/Ou3wgHI2tD
— Musni Umar (@musniumar) June 27, 2021

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
