Covid-19 dan variannya sudah menjangkiti rakyat di seluruh Indonesia. Tidak ada provinsi yang bebas dari Covid-19. Tren peningkatan positif Covid-19 rakyat Indonesia terus meningkat jumlahnya setiap hari. Jumlah mereka yang meninggal dunia, juga meningkat setiap hari rata-rata 1000 orang.
Padahal sejak 3 Juli 2021, pemerintah telah memberlakukan PPKM Darurat yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat.
Walaupun PPKM Darurat sudah diberlakukan 2 minggu lebih dengan melibatkan TNI, POLRI dan SATPOL PP untuk mengawasi, mencegah, melarang dan menindak mereka yang melanggar protokol kesehatan, namun belum berhasil menekan laju peningkatan sebaran Covid-19 dan variannya di Indonesia.
Sebaran Covid-19 pada 17 Juli 2021 di 34 Provinsi sebanyak 51.952 kasus positif baru. Kompas.com memberitakan pada 17 Juli 2021 dalam 24 jam terakhir, total pasien Covid-19 di tanah air bertambah menjadi 2.832,755 orang.
Sementara yang sembuh bertambah 27.903 orang, sehingga jumlah pasien yang sembuh setelah terinfeksi Covid-19 menjadi 2.232,394 orang. Adapun yang meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah 1.092 kasus, sehingga jumlah yang meninggal dunia sejak Maret 2020 di mana Covid-19 mulai menyerang Indonesia sampai 17 Juli 2021 sudah sebanyak 72.489 orang.
Positif Covid-19 Bertambah 44.721, Kematian 1.093 Kasus https://t.co/jRTc0wb5Oz
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) July 18, 2021
Sopir ambulans dibayangi kekhawatiran terpapar, hingga perasaan haru saat tidak berhasil menyelamatkan pasien COVID-19. https://t.co/D6URvnUgMW
— detikcom (@detikcom) July 18, 2021
PPKM Darurat Gagal karena Meningkatnya Covid-19 Se-Indonesia
Jumlah rakyat yang terpapar Covid-19 telah meluas di seluruh Provinsi, Kabupaten Kota di seluruh Indonesia.
Saya yakin kalau setiap Provinsi, Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia melakukan testing PCR seperti yang ditetapkan WHO (World Health Organization) bahwa pengetesan PCR (Polymerase Chain Reaction) akan terlihat secara jelas tingkat penyebaran covid-19 di Indonesia.
Selain itu, dilakukan pula tracing yaitu proses pencarian dan identifikasi orang-orang yang pernah kontak dekat dengan orang yang diduga terpapar Covid-19, maka jumlah positif Covid-19 akan meningkat drastis. Manfaatnya sangat besar karena akan lebih cepat dilakukan treatment atau pengobatan terhadap mereka yang terindikasi terpapar Covid-19.
Oleh karena DKI Jakarta melakukan tiga hal yang dikemukakan di atas, maka jumlah yang positif Covid-19 selalu menjadi juara satu. Sebagai contoh, pada 17 Juli 2021, DKI Jakarta terbanyak positif Covid-19 dengan total 10.168 kasus. Disusul oleh Jawa Barat dengan 9.298 kasus baru. Kemudian Jawa Timur dengan penambahan 6.920 kasus baru.
Berikut sebaran 51.952 kasus baru Covid-19 di Indonesia per Sabtu (17/7/2021), sebagai berikut:
1. DKI Jakarta: 10.168
2. Jawa Barat: 9.298
3. Jawa Timur: 6.920
4. Jawa Tengah: 5.655
5. Banten: 3.424
6. DI Yogyakarta: 2.523
7. Kalimantan Timur: 1.667
8. Bali: 1.091
9. Sumatera Utara: 1.004
10. Riau: 999
11. Kepulauan Riau: 892
12. Sulawesi Selatan: 771
13. Sumatera Selatan: 770
14. Kalimantan Selatan: 645
15. Sumatera Barat: 637
16. Kalimantan Barat: 511
17. Nusa Tenggara Timur: 488
18. Bangka Belitung: 486
19. Lampung: 448
20. Nusa Tenggara Barat: 379
21. Kalimantan Tengah: 376
22. Maluku Utara: 360
23. Kalimantan Utara: 348
24. Sulawesi Tengah: 337
25. Jambi: 302
26. Papua Barat: 295
27. Sulawesi Utara: 261
28. Bengkulu: 217
29. Papua: 200
30. Sulawesi Tenggara: 176
31. Maluku: 78
32. Sulawesi Barat: 76
33. Aceh: 69
34. Gorontalo: 53
Kondisi overload itu kemungkinan besar akan berdampak pada kolapsnya fasilitas kesehatan karena tidak mampu menanggung beban yang terlalu berat. https://t.co/rXfJfNBJbH
— Media Indonesia (@mediaindonesia) July 18, 2021
IGD di sejumlah rumah sakit rujukan penuh dengan warga. https://t.co/J4jcguPkhY
— Republika.co.id (@republikaonline) July 18, 2021
Zona Merah di Kawasan Timur Indonesia
Untuk melacak tren peningkatan Covid-19 di luar Jawa, khususnya di Kawasan Timur Indonesia, saya menemukan informasi:
Pertama, kota Kendari, Ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, beberapa hari lalu Hj. Agista Aryani, isteri Ali Mazi, Gubernur Sulawesi Tenggara meninggal dunia di Kendari karena terpapar Covid-19. Saya juga mendapat informasi RSP Bahtera Mas, (Rumah Sakit Provinsi) dan RSUD Kota Kendari sudah penuh. Juga beberapa Kecamatan di Kota Kendari sudah Zona Merah. Kota Kendari terbanyak yang terpapar Covid-19. Wafat di Sultra akibat Covid 273 orang.
Kedua, Kota Ternate, Maluku Utara, sudah masuk zona merah. Rumah Sakit di Kota tersebut juga sudah penuh akibat banyaknya warga yang terpapar Covid-19.
Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba dalam rapat virtual dengan Bupati dan Walikota se-Maluku Utara mengemukakan kemungkinan akan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Karena menurut dia, status Maluku Utara sudah berada pada zona merah, dan di RSUD Chasan Boesoirie juga pasien yang diisolasi sebanyak 100 orang lebih. Bahkan, sambung gubernur, ada juga yang sudah meninggal dunia.
“Dengan adanya kejadian ini, sehingga saya selaku Gubernur akan menerapkan PPKM Darurat di Provinsi Maluku Utara, dan PPKM Darurat ini juga berlaku di seluruh Kabupaten/Kota di Malut.” (Halyora, Sofifi, Maluku Utara, 15 Juli 2021).
Ketiga, Kota Palu, Ibukota Sulawesi Tengah, sudah ada beberapa Kecamatan di Kota Palu yang masuk zona merah.
Kasus aktif Corona di Sulawesi Utara (Sulut) kini mencapai 2.367 orang. Peningkatan kasus positif Corona harian di Sulut tembus 200%. https://t.co/plrSGONERH
— detikcom (@detikcom) July 16, 2021
Hal itu dilakukan dalam rangka membantu Pemerintah Kota Makassar menghadapi tingginya kasus positif covid-19 yang mencapai 34.115 kasus per Rabu (14/7).
https://t.co/FLekcsjuIe— Media Indonesia (@mediaindonesia) July 15, 2021
Penyaluran Bansos Yang Lancar
Kebijakan apapun yang akan diambil pemerintah, apakah meneruskan PPKM Darurat atau memberlakukan Lockdown per provinsi atau secara nasional, yang amat penting dan diperlukan adalah memberi sembako (sembilan bahan pokok) kepada setiap warga negara yang memerlukan.
PPKM Darurat yang akan berakhir 20 Juli 2021 atau kemungkinan besar diperpanjang, memiliki titik kelemahan yang amat mendasar, pemerintah tidak menyediakan sembako yang cukup kepada mereka yang amat membutuhkan.
Akibatnya rakyat jelata, telah mulai melakukan pembangkangan karena dihadapkan pada pilihan “mati bersama keluarga di dalam rumah, atau mati terpapar Covid-19 karena keluar rumah mencari nafkah untuk keluarga? Rakyat jelata memilih yang kedua, karena menurut mereka lebih terhormat dan lebih mulia mati terpapar Covid-19 dalam mencari rezeki untuk kelangsungan hidup bagi keluarga.
Oleh karena itu, suka tidak suka dan mau tidak mau, pemerintah wajib menyediakan sembako yang cukup bagi rakyat agar mereka mendukung segala kebijakan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Penyaluran bansos yang lancar sangatlah penting dilakukan.
Klik https://t.co/vuIrHp4sKh untuk mendapat Rp 600 ribu sebagai penyaluran bulan Mei-Juni sekaligus. https://t.co/Q2K07jqwD7
— detikcom (@detikcom) July 18, 2021
Terakhir, pemerintah harus adil terhadap WNI. Mereka diminta tidak keluar rumah, work from home (WFH) untuk memutus penyebaran Covid-19, sementara TKA China yang merupakan sumber Covid-19 dari Wuhan China, bebas masuk ke Indonesia pada masa PPKM Darurat. Maka, ketidakadilan tersebut sebaiknya segera diperbaiki dengan menutup pintu TKA China dan turis manca negara terutama dari India selama berlangsung PPKM Darurat.
Permintaan maaf yg tulus akan dibuktikan dg langkah2 nyata. Ke”gagal”an itu al krn Rakyat merasa ada diskriminasi, dan tidak empatinya Pemerintah;WNI dikenakan PPKM darurat yg diperluas tapi WNA tetap bisa ke NKRI. Serius minta maaf? tutup jg lah Indonesia dari masuknya WNA/TKA. https://t.co/RCpSxKIywo
— Hidayat Nur Wahid (@hnurwahid) July 18, 2021
Salah seorang tenaga kerja asing atau TKA Cina positif Covid-19 masuk ke Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku. #TempoNasional #Jagajarak #Pakaimasker #Cucitangan https://t.co/KeNhOmBOXG
— TEMPO.CO (@tempodotco) July 12, 2021
Baca Juga
Indonesia Episentrum Covid-19 Se-Dunia? Diharapkan Penerbangan Internasional Ditutup Sementara – https://t.co/d42bE0zgR1
— Musni Umar (@musniumar) July 15, 2021

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
