Sudah dua lebaran Idul Adha, umat Islam merayakannya dengan takbir, tahmid dan tahlil. Karena masih suasana Covid-19 pada Idul Adha 1442H ini, umat Islam yang sudah siap melaksanakan ibadah haji di Mekah, kembali di urungkan tahun ini.
Begitu juga, salat Idul Adha di Masjid atau di lapangan terbuka seperti yang lazim diamalkan kaum Muslim dalam keadaan normal, tahun ini karena pandemi Covid-19 masih mengganas, kembali tidak dilaksanakan.
Keadaan semacam ini, sangat menyedihkan karena mereka yang sudah bertahun-tahun menunggu giliran untuk melaksanakan ibadah haji kembali tertunda. Demikian pula, salat Idul Adha di Masjid atau dilapangan terbuka, juga tidak bisa dilaksanakan karena pandemi Covid-19.
Berikut panduan Ibadah Kurban dan Shalat IdulAdha selama Masa PPKM Darurat, sebagai upaya pencegahan, pengendalian, dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.#kurbanamandansehat #IdulAdha #JagaJakarta #jakartabangkit pic.twitter.com/ARxcTFada6
— Pemprov DKI Jakarta #VaksinDulu (@DKIJakarta) July 17, 2021
Jika kapasitasnya sudah tidak tertampung, pemotongan hewan kurban bisa dilakukan di luar RPH-R dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat.https://t.co/k7b3FovslZ#dkpkpjakarta #kesmavet #iduladha #kurbanamandansehat #jagajakarta #IbadahKurban #jakartabangkit #vaksindulu pic.twitter.com/5w7yituj58
— Pemprov DKI Jakarta #VaksinDulu (@DKIJakarta) July 17, 2021
Perayaan Iduladha selalu diikuti dengan penyembelihan hewan kurban.
Tetap aman dan sehat saat berkurban. Usahakan membeli hewan kurban secara daring (online), ya.https://t.co/tomv3DT8hj#kurbanamandansehat #IdulAdha #JagaJakarta #IbadahKurban #jakartabangkit #vaksindulu pic.twitter.com/33icpCthL9
— Pemprov DKI Jakarta #VaksinDulu (@DKIJakarta) July 17, 2021
Keberanian Berkorban Nabi Ibrahim & Ketaatan Nabi Ismail
Walaupun umat Islam dan bangsa Indonesia, masih dilanda Covid-19, tetapi keberanian berkorban yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim A.S sangat penting kita teladani.
Keberanian Nabi Ibrahim A.S untuk berkorban diabadikan di dalam Alqur’an dan ditulis dengan tinta emas dalam surat Ash-shaffat:102
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَہُ السَّعۡیَ قَالَ یٰبُنَیَّ اِنِّیۡۤ اَرٰی فِی الۡمَنَامِ اَنِّیۡۤ اَذۡبَحُکَ فَانۡظُرۡ مَاذَا تَرٰی ؕ قَالَ یٰۤاَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ ۫ سَتَجِدُنِیۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰہُ مِنَ الصّٰبِرِیۡنَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. maka fikirkanlah apa pendapatmu! Ia (Ismail) menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu: insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.
Firman Allah ini sangat dalam maknanya. Pertama, Nabi Ibrahim A.S rela berkorban demi ketaatan dan kepatuhannya kepada Allah. Walaupun Allah perintahkan kepadanya untuk menyembelih Ismail, putera kesayangannya. Ia masih bertanya bagaimana pendapat Ismail tentang hal tersebut. Ini pelajaran dalam kehidupan berkeluarga bahwa ayah dan anak bisa saling berdialog untuk melaksanakan perintah Allah dan masalah-masalah keluarga, bahkan bangsa dan negara.
Kedua, kepatuhan anak terhadap ayah dan kepada Allah. Nabi Ismail A.S memberi contoh, pentingnya seorang anak patuh kepada ayah, jika ayah meminta kepada anak untuk mengamalkan perintah Allah.
Akan tetapi, jika ayah meminta kepada anak untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah, maka wajib ditolak karena prinsip dalam Islam “Tidak ada ketaatan kepada manusia untuk berbuat maksiat.”
Puasa Arafah bermula dari kisah Nabi Ibrahim atas kenyakinannya (Arafah) pada perintah Allah SWT. https://t.co/Xr5RT7yNr5
— suaradotcom (@suaradotcom) July 18, 2021
Idul Adha di masa pandemi Covid-19. Kobarkan semangat meneladani Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as. Petik 5 hikmah. Klik YouTube tonton dan Subscribehttps://t.co/6CujmSDvTn
— Musni Umar (@musniumar) July 17, 2021
Momentum Berkorban Terhadap Sesama
Semangat dan keberanian berkorban Nabi Ibrahim A.S sangat penting kita teladani. Begitu pula, kepatuhan Nabi Ismail A.S terhadap bapaknya yang luar biasa, juga amat penting dicontoh.
Keberanian serta kepatuhan kepada Allah yang dicontohkan Nabi Ibrahim A.S dan putera kesayangannya Nabi Ismail A.S, amat penting dimaknai dalam arti yang lebih luas, tidak hanya penyembelihan kurban, tetapi di masa pandemi Covid-19 yang memberi dampak negatif bagi mayoritas bangsa Indonesia, amat penting semangat pengorbanan Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail A.S, untuk berkorban terhadap sesama yang sangat banyak mengalami kesulitan hidup.
Di masa pandemi Covid-19, merupakan momentum bagi umat Islam untuk berkorban membantu sesama yang sangat banyak mengalami kesulitan hidup akibat terkena dampak Covid-19.
Contoh Teks Khutbah Idul Adha 2021: Moralitas Seorang Pemimpin, Refleksi Keteladanan Nabi Ibrahim AS
https://t.co/pkMs0HP30I— Tribunnews.com (@tribunnews) July 17, 2021
15 Pelajaran dari Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail #LengkapCepatBeritanya . https://t.co/i6pXHzwJ53
— Okezone (@okezonenews) July 17, 2021
Bentuk Pengorbanan
Menurut saya, setiap Muslim bisa berkorban dalam arti yang luas untuk membantu sesama.
Pertama, ulama dan cerdik pandai bisa berkorban untuk membantu sesama dengan memberi ilmu, nasihat, petuah dan jalan keluar yang dialami masyarakat untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat mengalami kesulitan hidup.
Kedua, pengusaha dengan harta yang dimiliki, dapat berkorban membantu mereka yang mengalami kesulitan hidup akibat pandemi Covid-19. Dengan harta yang dimiliki, sebagian kecil dikorbankan dengan berderma menolong mereka yang mengalami kesulitan hidup.
Ketiga, penguasa dengan kekuasaan yang dipegang, bisa berkorban dengan mengeluarkan kebijakan yang menolong hidup rakyat jelata yang mengalami kesulitan hidup karena terkena dampak Covid-19.
Keempat, rakyat jelata dapat juga berkorban dengan tekun bekerja, sabar dan rajin salat sembari mendoakan keselamatan ulama dan cerdik pandai, pengusaha yang dermawan, penguasa yang adil, jujur dan benar, yang menggunakan kekuasaannya untuk berkorban membantu rakyat yang terpapar Covid.
Kelima, tenaga kesehatan seperti dokter, perawat dan semua yang bekerja untuk menyelamatkan nyawa rakyat yang terpapar Covid-19, telah berkorban.
Insya Allah lima golongan yang disebutkan di atas dan seluruh umat Islam di manapun berada yang bekerja ataupun tidak bekerja bisa berkorban- meneladani dan mencontoh Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail A.S. Insya Allah dengan niat yang tulus karena Allah, akan menjadi amal ibadah dan sebagai bekal menghadap Allah, jika pada suatu saat kematian menjemput kita.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
