Amerika Serikat dan NATO selama 20 tahun di Afghanistan, telah membantu terbentuknya tentara nasional dan polisi nasional Afghanistan. Tidak hanya negara adidaya itu membantu terbentuknya tentara nasional dan polisi nasional Afghanistan, tetapi juga melatih dan mendanai mereka selama puluhan tahun.
Berkat bantuan Amerika Serikat dan NATO, terbentuklah tentara nasional Afghanistan dengan kekuatan sebanyak 307 ribu orang serta pasukan khusus.
Dengan kekuatan angkatan bersenjata sebesar itu, sangat wajar kalau Amerika Serikat dan NATO, merasa yakin tentara nasional Afghanistan mampu menghadapi Taliban.
Selain jumlah tentara nasional lebih banyak ketimbang Taliban yang diperkirakan hanya memiliki pejuanh sekitar 55.000 sampai 85.000 orang, juga tentara nasional Afghanistan dipersenjatai dengan berbagai persenjataan modern, panser, dan pesawat tempur.
Sementara Taliban tidak memiliki panser, pesawat tempur dan berbagai persenjataan modern seperti yang dimiliki tentara nasional Afghanistan. Senjata yang diandalkan pejuang Taliban adalah granat berpeluncur roket (RPG), AK 47 dan lain-lain.
Selain itu, pasukan nasional Afghanistan diberikan dana oleh Amerika Serikat dan NATO dalam jumlah yang memadai, sementara Taliban tidak tersedia anggaran yang memadai untuk membiayai perjuangan mereka.
Taliban, sebuah organisasi militer yang pernah digulingkan oleh pasukan AS pada tahun 2001, sekarang menguasai lebih dari setengah ibu kota provinsi di Afghanistan.
https://t.co/2q0JgaTPEF via @serambinews— Serambi Indonesia (@serambinews) August 14, 2021
Pensiunan Jenderal: Situasi di Afghanistan Adalah Konsekuensi Kebijakan AS yang Gagal Selama 20 Tahun https://t.co/G75aHfnMSY
— Oke Zone (@oke_zone) August 13, 2021
Kalah di Berbagai Medan Perang
Dari tiga aspek yang dikemukakan yaitu jumlah personil angkatan bersenjata Afghanistan, peralatan tempur modern yang dimiliki serta anggaran angkatan bersenjata Afghanistan, tidak masuk akal mereka kalah dalam berbagai medan pertempuran untuk mempertahankan ibukota provinsi.
Sebagai gambaran, sejak Taliban merebut kota Zaranj ibukota Nimroz pada hari Jum’at, 6 Agustus 2021, pejuang Taliban terus menerus melakukan penaklukkan kota dari berbagai ibukota provinsi. Sampai tanggal 14 Agustus 2021, Taliban telah menaklukkan 15 ibukota provinsi dari 34 provinsi di Afghanistan.
Kemenangan secara dramatis diraih Taliban dalam menaklukkan Kandahar, kota terbesar ke-2, Herat, kota terbesar ke-3 dan Mazar-i-Sharif, kota terbesar ke-4 di Afghanistan.
Kenapa Taliban Begitu Cepat Rebut Kota-kota Besar di Afghanistan? Ke Mana Tentara yang Dilatih AS?
https://t.co/sBGATKIAF3 via @tribunnews— Tribunnews.com (@tribunnews) August 14, 2021
Presiden ] AS, Joe Biden, menegaskan keputusannya untuk menarik pasukan AS walaupun saat ini beberapa kota di Afghanistan telah jatuh ke tangan Taliban. Biden menilai saat ini Afghanistan harus bersatu untuk berjuang bagi bangsa mereka sendiri. https://t.co/KkMIWg9pZH
— detikcom (@detikcom) August 11, 2021
Mengapa Terus Kalah?
Para jenderal Amerika dan Inggris mengklaim telah membentuk tentara Afghanistan yang lebih kuat dan cakap.
Akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa tentara Afghanistan sangat lemah dan tidak kuat menghadapi Taliban.
Pertanyaannya, mengapa tentara Afghanistan tidak mampu menghadapi Taliban, yang di atas kertas unggul jauh dan lebih hebat dibanding Taliban.
Menurut saya, setidaknya ada lima aspek yang dimiliki pejuang Taliban, yang tidak dimiliki tentara Afghanistan.
Pertama, spirit jihad atau semangat kejuangan yang dimiliki dan dihayati para pejuang Taliban. Sementara tentara Afghanistan sama sekali tidak memiliki spirit jihad.
Kedua, keberanian (syaja’ah) sebagai hasil dari spirit jihad sangat diamalkan para pejuang Taliban. Sebaliknya tentara Afghanistan walaupun dalam segala aspek unggul, tetapi tidak memiliki keberanian dalam berperang.
Ketiga, rela syahid. Buah dari spirit Jihad atau ruhul jihad telah menghadirkan keberanian (syaja’ah) para pejuang Taliban dalam berperang melawan musuh. Dalam berperang mereka tidak takut mati, karena mereka berkeyakinan kalau mati dalam berjuang, mereka akan masuk surga.
Keempat, pasukan asing di Afghanistan mereka anggap sebagai musuh, dan pemerintahan Afghanistan sekarang adalah pemerintahan boneka yang harus disingkirkan.
Kelima, gerak cepat. Pejuang Taliban bergerak dengan sangat cepat karena mereka memanfaatkan kesempatan emas yang bisa jadi tidak akan pernah ada lagi kedepannya.
Oleh karena itu, selama 20 tahun berperang melawan pasukan Amerika Serikat dan NATO, serta sekarang melawan tentara Afghanistan, mereka tidak pernah takluk, mereka kuat, solid dan bersatu.
Taliban Berupaya Mengisolasi Kabul https://t.co/tHpsS3uI1M #TempoDunia
— TEMPO.CO (@tempodotco) August 14, 2021
Taliban Tinggal 70 Km Lagi untuk Kuasai Ibu Kota Afghanistan https://t.co/3cml6jjweR
— iNews (@OfficialiNewsTV) August 14, 2021

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
