Pasukan AS telah mengakhiri 20 tahun masa petualangannya di Afganistan pada 30 Agustus 2021 tengah malam. Pasukan negara adidaya itu meninggalkan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul yang menandai berakhirnya 20 tahun invasi pimpinan AS ke negara itu.
Setelah penarikan seluruh pasukan AS di bandara internasional Hamid Karzai Kabul, Taliban mengambil alih bandara Kabul dengan merayakan kemenangan setelah berjuang melawan Amerika Serikat dan NATO selama 20 tahun sambil menembakkan senjata ke udara yang cukup lama sebagai tanda kemenangan.
Zabiuhullah Mujahid, juru bicara Taliban hadir di bandara untuk menyaksikan berakhirnya invasi negara adidaya dan sekutunya di Afganistan selama 20 tahun lamanya.
Akan tetapi, bandara Hamid Karzai Internasional belum bisa melanjutkan operasinya, karena sesaat sebelum pasukan AS meninggalkan negara itu, mereka melakukan “demiliterisasi” dan merusak lebih dari 70 pesawat, lusinan kendaraan lapis baja dan melumpuhkan sistem pertahanan udara yang dilaporkan telah menggagalkan serangan roket ISIS-K selama penarikan.
Taliban menyatakan kemerdekaan penuh Afghanistan setelah pasukan AS angkat kaki. https://t.co/jvzAvDgPip
— detikcom (@detikcom) August 31, 2021
The only way the Taliban can govern Afghanistan to convince those Afghans, who want to leave, to remain… is by establishing the rule of law, due process and working to create good institutions.
— #AJOpinion by Haroun Rahimi ⤵ https://t.co/Kvomy9jf6q
— Al Jazeera English (@AJEnglish) September 1, 2021
Di Kawal Pasukan Khusus Taliban
Publik dikejutkan, setelah Taliban menguasai Kabul, ibukota Afganistan, mereka memperkenalkan pasukan khusus Taliban dengan nama Badri 313.
Dunia internasional, tidak ada yang tahu kapan pasukan khusus ini dibentuk dan selama perang melawan Amerika Serikat, mereka bermarkas di mana?
Akan tetapi, cukup mengagumkan karena pasukan khusus ini diberi kepercayaan oleh Taliban untuk mengambil alih dan mengawal bandara internasional Hamid Karzai di Kabul pasca bandara itu ditinggalkan oleh pasukan Amerika Serikat dan NATO.
VIDEO: Hours after the final foreign forces flew out of Afghanistan a group of Taliban leaders walked victorious through the Kabul airport, flanked by their elite "Badri 313" guards pic.twitter.com/FDP1dDbQ9P
— AFP News Agency (@AFP) August 31, 2021
Hadapi 3 Masalah Besar
Taliban sebagai pemenang dalam perang melawan Amerika Serikat dan NATO, menghadapi paling tiga persoalan besar.
Pertama, persoalan pengungsi. Amerika Serikat telah melakukan evakuasi Lebih dari 123.000 orang dari Kabul dalam pengangkutan udara setelah Taliban merebut kota itu pada 15 Agustus 2021.
Badan pengungsi PBB UNHCR seperti diberikan Reuter (31/8) mengatakan bahwa hingga setengah juta warga Afghanistan dapat meninggalkan tanah air mereka pada akhir tahun. Jerman sendiri memperkirakan bahwa antara 10.000 dan 40.000 staf Afghanistan yang masih bekerja untuk organisasi pembangunan di Afghanistan memiliki hak untuk dievakuasi ke Jerman jika mereka merasa terancam.
Masalah pengungsi ini sempat dibicarakan oleh Presiden Erdogan beberapa waktu lalu, ketika berbicara dengan Presiden Uni Eropa bahwa Turki tidak sanggup penampung pengungsi dari Afganistan karena sekarang ini saja, Turki sudah menanggung sekitar 5 juta pengungsi. Erdogan mendesak Eropa ikut bertanggung jawab untuk menampung pengungsi dari Afganistan.
Kedua, masalah ekonomi. Masalah ekonomi berkaitan dengan perut. Semua hal bisa ditunda, tetapi masalah makan tidak bisa ditunda. Untuk bisa makan, harus mempunyai uang membeli makanan. Kalau tidak ada pekerjaan, tidak bisa punya uang. Untuk mempunyai uang harus ada pekerjaan atau bisnis. Maka masalah ekonomi sangat penting dan menentukan.
Ketiga, pengakuan dunia internasional. Emirat Islam Afganistan, tidak bisa hidup sendiri. Dia memerlukan pengakuan dunia internasional.
Taliban fokus memperbaiki bandara internasional Kabul usai pasukan AS pergi https://t.co/n8OiZFYAwB
— Republika.co.id (@republikaonline) September 1, 2021
Thanks to our brave men and women serving in uniform, the largest airlift in U.S. history is now complete. https://t.co/YBfXVCsTmB
— The Democrats (@TheDemocrats) August 31, 2021
Keputusan Amerika Serikat Mengakhiri Perang
Para pejuang Afganistan, selain Taliban seperti ISIS-K dan lain-lain, pasti tidak rela kalau Taliban menjalin hubungan baiik dengan Amerika Serikat.
Akan tetapi, kalau tidak menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat dan NATO, juga akan menjadi persoalan karena negara adidaya itu akan memanfaatkan eks tentara Afganistan, Ahmad Masoud, yang bermarkas di Lembah Pansjir dan tidak tertutup kemungkinan membiayai dan bahkan membentuk organisasi perlawanan terhadap pemerintahan taliban di Afganistan, sehingga tidak akan pernah aman dan pasti investasi tidak akan masuk ke Afganistan,
Oleh karena itu, sangat tepat seruan Taliban yang disuarakan Zabiullah Mujahid, juru bicara Taliban untuk menjalin hubungan persahabatan yang baik dengan Amerika Serikat (AS). Selain itu, juga dengan negara-negara NATO.
Amerika Serikat dan sekutunya, saya menduga sedang menunggu pengumuman kabinet Taliban. Apakah akan mewujudkan janji mereka yaitu membentuk pemerintahan yang inklusif?
Jika pemerintahan baru Emirat Islam Afganistan yang dibentuk Taliban bersifat inklusif dengan melibatkan menteri di masa pemerintahan Presiden Hamid Karzai atau Presiden Ashraf Ghani, maka terbuka peluang dunia internasional untuk mengakui pemerintahan baru Afganistan.
Kalau janji Taliban tersebut menjadi kenyataan, maka dunia akan membantu tidak persoalan besar yang dihadapi Taliban yaitu masalah pengungsi, ekonomi dan pengakuan dunia internasional. Insya Allah akan membawa stablitas sosial, politik dan keamanan Emirat Islam Afganistan, setelah berperang selama 20 tahun untuk mengusir penjajah.
This decision about Afghanistan is not just about Afghanistan. It's about ending an era of major military operations to remake other countries.
— Joe Biden (@JoeBiden) September 1, 2021
There is nothing low-grade, low-risk, or low-cost about any war. It was time to end the war in Afghanistan. pic.twitter.com/jAGbWnBzol
— Joe Biden (@JoeBiden) September 1, 2021

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
