Kebon Sirih, tempat berkantornya Anggota DPRD DKI Jakarta menjadi heboh, ketika Fraksi PDIP dan Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta mengajukan interpelasi Formula E kepada Gubernur Anies Baswedan.
Semakin heboh karena dilakukan penggalangan opini, seolah-olah rencana program Balap Mobil Listrik Formula E adalah kemauan pribadi Anies Baswedan. Faktanya, sama sekali tidak.
Saya beruntung hari ini (7/9) saya diminta menjadi narasumber oleh Drs. H. Abdul Ghoni, Anggota DPRD DKI Jakarta dalam rangka Sosialisasi Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2013 Tentang Kesejahteraan Sosial.
Sebelum acara di mulai, saya sempat berbincang dan menanyakan kepada Abdul Ghoni apa sesungguhnya yang terjadi di DPRD DKI Jakarta. Dia berkata: Interpelasi Formula E, gagal paham, mereka meludah mereka pula yang menjilatnya.
Dia menjelaskan bahwa masalah Balap Mobil Listrik Formula E, sudah dibahas secara mendalam di Badan Anggaran DPRD DKI oleh semua fraksi di DPRD DKI termasuk fraksi PDIP dan fraksi PSI, setuju kegiatan event internasional Balap Mobil Listrik Formula E untuk dilaksanakan.
Pembahasan program tersebut dimulai di Badan Anggaran DPRD DKI dalam rangka pembahasan RAPBD DKI Jakarta tahun 2020. Hasil persetujuan dalam pembahasan di Badan Anggaran, kemudian dibawa ke dalam sidang paripurna DPRD DKI Jakarta untuk disahkan menjadi APBD DKI Jakarta.
Atas persetujuan DPRD DKI dan Pemerintah Provinsi DKI, dibuatkan Peraturan Daerah (Perda) Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta tahun 2020.
Fraksi PDIP dan PSI DPRD DKI interpelasi Anies ttg Formula E. katanya panggilan hati nurani. Kasus dugaan korupsi Pemprov DKI di masa lalu beli lahannya sendiri dan kasus RS Sumber Waras, mana panggilan hati nuranimu utk selamatkan uang rakyat? https://t.co/Xv1k5q9zv7
— Musni Umar (@musniumar) September 2, 2021
Penggalangan Opini
Dalam rangka membenarkan interpelasi Formula E terhadap Gubernur Anies Baswedan, dilakukan penggalangan publik.
Pertama, mempublikasikan secara masif tentang interpelasi dengan alasan untuk menyelamatkan uang rakyat.
Kedua, menggalang opini dengan menggerakkan pengiriman karangan bunga di depan kantor Anggota DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta. Adapun tujuannya untuk mendukung interpelasi Fraksi PDIP dan PSI DPRD DKI Jakarta.
Ketiga, untuk menyindir 7 fraksi DPRD DKI yang menolak interpelasi. Mereka menolak interpelasi karena Formula E sudah pernah dibahas dan semua setuju untuk dilaksanakan tahun 2020. Akan tetapi, tidak jadi dilaksanakan karena pandemi Covid-19.
Keempat, untuk membatalkan pelaksanaan Balap Mobil Listrik Formula E.
Kelima, untuk mempermalukan Gubernur Anies Baswedan.
Heboh Interpelasi Formula E, Pengamat: Nembak Anies Pakai Rudal https://t.co/cwkCVSM7Q1
— VIVAcoid (@VIVAcoid) September 3, 2021
Interpelasi Formula E di DKI, PDIP Pendekatan ke Fraksi Lain https://t.co/Uj08dYgesf
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) September 7, 2021
Motif Politis
Tuntutan untuk membatalkan Formula E sangat politis untuk menghancurkan kredibilitas Gubernur Anies Baswedan. Oleh karena, sudah dilakukan perjanjian, kalau dibatalkan tanpa alasan yang sah dan kuat, Gubernur Anies akan dikenai sanksi berupa denda oleh penyelenggara Formula E.
Selain itu, untuk menggolkan tujuan mereka, maka digalang puluhan orang untuk menggelar demonstrasi tolak Formula E di depan Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat. Seorang peserta demo, Neti Manurung, menyatakan tidak ada urgensi untuk menggelar Formula E di Jakarta.
Selain itu, pendemo meneriakkan “Monas diacak-acak untuk Formula E, menurut kami tidak ada urgensinya sama sekali untuk rakyat Indonesia,” kata dia di depan gedung DPRD DKI di Jalan Kebon Sirih, Senin, 6 September 2021.
Neti mengaku dari kelompok Forum Masyarakat untuk Keadilan (FORMULA). Menurut dia, demo hari ini dihadiri dua kelompok yang menentang Formula E, yakni FORMULA dan Gerakan Rakyat Peduli Bangsa (GRPB).
Dua kelompok ini mempersoalkan penggunaan Monas yang rencananya bakal disulap menjadi sirkuit Formula E. Padahal, Monas merupakan cagar budaya yang seharusnya dijaga.
“Tiba-tiba hadir seorang Gubernur DKI Anies Baswedan yang merasa dia gubernur adalah presiden yang bisa semena-mena menghancurkan Monas,” kata Neti.
Demonstrasi hari ini dipicu pro-kontra pelaksanaan Formula E di Ibu Kota. Dua fraksi DPRD DKI Jakarta telah mengajukan hak interpelasi guna mempertanyakan Formula E kepada Anies.
Angka Covid Masih Tinggi, Massa Pro Interpelasi PSI dan PDIP ke Anies Dibubarkan Polisi.#Anies #PDIP #PSI pic.twitter.com/6WwDKTQqcC
— Republika.co.id (@republikaonline) September 6, 2021
Bantah Motif Politik Interpelasi, PSI: Tahun Depan Anies Baswedan Sudah Selesai https://t.co/rhOEFFuMAD #TempoMetro
— TEMPO.CO (@tempodotco) September 4, 2021
Untuk Hancurkan Anies
Media memberitakan bahwa interpelasi Formula E ramai di luar. Maksudnya di dalam masyarakat. Akan tetapi di dalam (maksudnya di DPRD DKI) senyap. Mengapa senyap, karena 7 fraksi di DPRD DKI Jakarta yaitu Partai Gerindra, PKS, PAN, Partai Demokrat, Partai Nasdem, Partai Golkar, PKB-PPP, sudah tahu siasat fraksi PDIP dan PSI. Pada hal sejak semula, PDIPdan PSI sudah menyetujui digelarnya Balap Mobil Listrik Formula E, tetapi untuk menghancurkan kredibilitas Anies Baswedan, mereka melakukan apapun juga walaupun menghalalkan segala cara.
Mengapa fraksi PDIP dan PSI DPRD DKI Jakarta selalu beroposisi dengan Gubernur DKI Jakarta? Jawabannya, kedua partai itu tidak menginginkan kalau Anies Baswedan yang memiliki potensi menjadi Presiden RI 2024.
Oleh karena itu, mereka terus menyerang Anies Baswedan. Namun serangan mereka tidak pernah efektif. Faktanya, semua lembaga survei yang melakukan survei selalu menempatkan Anies pada tiga besar sebagai kandidat RI tahun 2024.
Pada hal Anies tidak pernah berkata tidak baik kepada mereka yang membenci dan menyerang apalagi mencaci maki mereka yang memusuhi dan menghina Anies. Anies tetap bekerja untuk mengatasi Covid-19 serta mencari peluang untuk membangun DKI Jakarta sehingga terwujud “Maju Kotanya Bahagia Warganya.”
Pada dasarnya, event Formula E mendukung kesadaran masyarakat akan perbaikan kualitas udara dari polusi yang sangat mempengaruhi perubahan iklim (climate change) di dunia.
Happy International Day of Clean Air for blue skies! 💨 🌍
Clean air is at the heart of all our racing events – taking sport to the streets of cities, bringing awareness of climate change and pushing adoption of electric vehicles ⚡️#ChangeAccelerated #WorldCleanAirDay
— ABB FIA Formula E World Championship (@FIAFormulaE) September 7, 2021

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
