Setiap rakyat Indonesia apalagi pemimpin partai politik, sepatutnya memberi contoh teladan dalam bertutur kata dan menulis, karena rakyat Indonesia yang mayoritas masih menganut paham paternatistik, mudah meniru mereka dianggap pemimpin.
Apalagi sila ke-2 dari Pancasila “Kemanusiaan yang adil dan beradab,” sudah sepatutnya bahkan wajib diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia terutama para pemimpin partai.
Itulah sebabnya, kita amat prihatin dan sangat tidak sependapat pernyataan Giring Ganesha, PLT Ketua Umum PSI yang mengatakan bahwa Anies Baswedan adalah pembohong.
Giring PSI Tak Rela Jika Anies Jadi Presiden Indonesia 2024 https://t.co/8RPKw6PcOs
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) September 20, 2021
Tanggapan Pimpinan Parpol
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP) DKI Jakarta Abraham Lunggana, alias Haji Lulung menegaskan tak akan memilih Giring Ganesha bila Plt Ketua Umum PSI itu maju sebagai calon presiden (Capres) 2024.
Hal itu ia sampaikan merespons pernyataan Giring yang tak rela bila Indonesia jatuh ke tangan Anies saat Pilpres 2024 mendatang
“Saya kagak bakal pilih die [Giring jadi capres]. Saya tengok aja kagak. Siape die? Punya karier ape? (CNN Indonesia, Rabu, 22/09/2021 12:54)
Giring sempat melontarkan pernyataan berniat mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2024 mendatang pada Agustus 2020 lalu.
Lulung menilai tak tepat bila Giring memiliki harapan agar Indonesia jangan jatuh ke tangan Anies Baswedan. Pasalnya, Undang-undang Dasar (UUD) 1945 telah mengamanatkan bahwa semua warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam berpolitik.
“Emang dia siapa? Dia cuma 1 orang. Dia emang bisa mewakili siapa? Partai dia? Belum tentu. Mungkin kan ada juga yang seneng ama Anies, kan,” kata Lulung.
Bela Anies, Haji Lulung Minta Giring PSI Koreksi Diri https://t.co/F4CwCls8Iv
— VIVAcoid (@VIVAcoid) September 22, 2021
Terlalu Tendensius
Lulung juga menilai Giring terlalu tendensius dan belum dewasa secara politik. Ia mengimbau agar Giring tak asal main tuding nama orang ketika menyikapi persoalan pemerintah.
Ia meminta Giring proporsional melihat kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Baginya, Anies juga telah mengeluarkan banyak program pencegahan dan pengendalian virus corona selama ini bagi warga DKI Jakarta.
“Vaksin sudah diberikan sampai 12 juta lebih. Prestasi itu. Formula E juga menaikkan harkat dan martabat Indonesia dan Jakarta di mata dunia. Bahwa Jakarta aman, ekonomi bagus,” kata dia.
Walaupun bertahap, pertumbuhan ekonomi Jakarta terus mengalami perbaikan di berbagai sektor.
Strategi pemulihan terus dijalankan dari berbagai sektor tak hanya kesehatan, namun juga dari sektor ekonomi, sosial, dan budaya.#ekonomitumbuh #jakartabangkithttps://t.co/OGUQfmBzMF
— Pemprov DKI Jakarta #VaksinDulu (@DKIJakarta) August 23, 2021
Serang Anies, Menuduh Pembohong
Giring menuding Anies kerap mencitrakan dirinya peduli di tengah penderitaan rakyat saat pandemi. Padahal, kebijakannya tak sesuai.
Giring mencontohkan kebijakan Anies menggelontorkan dana hingga triliunan rupiah demi menggelar ajang Formula E. Padahal, Indonesia masih dilanda pandemi.
Atas hal itu Giring menyebut Anies sebagai pembohong. Ia berharap Indonesia tak jatuh ke tangan Anies saat Pilpres 2024 mendatang karena memiliki rekam jejak.
Menurut (Plt) Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha, Anies Baswedan juga mengabaikan tekanan rakyat yang meminta agar rencana balap Formula E di Ibu Kota dibatalkan. #TempoMetro https://t.co/EyXGMSI1U4
— TEMPO.CO (@tempodotco) September 22, 2021
Ciptakan Narasi Kebencian
Sekretaris Jenderal PPP Arwani Thomafi mengkritik Giring eks Nidji atas video yang beredar soal tudingannya ke Anies. Pernyataan Giring disebut merupakan preseden negatif bagi demokrasi Indonesia.
“Pernyataan Plt Ketua Umum PSI tentang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tak layak maju dalam Pilpres 2024 karena dicap sebagai pembohong merupakan preseden negatif bagi konsolidasi demokrasi di Indonesia,” kata Sekjen PPP kepada wartawan, Selasa (21/9/2021).
Arwani menyebut fungsi partai politik harusnya jadi perantara pendidikan politik bagi publik. Menurutnya, boleh saja melakukan kritik, namun harus dengan porsi yang benar.
“Partai politik semestinya menjadi medium pendidikan politik bagi publik, bukan justru menjadi lembaga agitatif, demagog, dan propaganda yang penuh kebencian. Kritik mutlak dilakukan kepada pejabat publik, tapi harus proporsional, bukan asal beda atau waton suloyo,” ujarnya.
Arwani juga mengkritik apa yang disampaikan Giring tak mencerminkan gaya kepemimpinan anak muda. Tapi sudah tersirat kebencian.
PPP melempar kritik kepada Plt Ketum PSI Giring Ganesha yang menuding Gubernur DKI Anies Baswedan pembohong. https://t.co/Z7cYAFIsnR
— detikcom (@detikcom) September 21, 2021
“Pofiling PSI sebagai partai anak muda dan milenial justru tidak tampak dari pernyataan dan narasi pimpinan puncaknya. Narasi dan lelaku pimpinan PSI yang direpresentasikan Plt Ketua Umum PSI justru kontra dengan norma generasi internet yang di antaranya integritas dan kolaborasi,” ucapnya.
“Pernyataan Plt Ketum PSI tidak memiliki basis integritas dan alih-alih mendorong kolaborasi, namun justru menciptakan narasi penuh kebencian. Kita hindari narasi kebencian terlebih di situasi pandemi yang membutuhkan persatuan seluruh elemen bangsa ini,” lanjut Arwani.
Sementara itu, Sekjen PAN Eddy Soeparno. Eddy menyebut sosok Anies yang menurutnya penuh integritas.
“Dari seorang pribadi ke pribadi, saya bilang Pak Anies itu adalah sosok intelektual, memiliki integritas, kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah, termasuk permasalahan pelik,” kata Eddy kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/9/2021).
Eddy mengatakan, jika Anies pembohong, pasti sudah banyak gugatan yang disampaikan banyak pihak. Namun hal itu tak terlihat saat ini.
“Andaikata Pak Anies seorang pembohong, tentu banyak gugatan, baik hukum perdana maupun perdata, dan sampai saat ini saya belum lihat itu,” tutur Eddy.
Eddy bahkan menyoroti program vaksinasi Covid-19 yang disebut sebagai capaian Anies. Menurutnya, Anies mampu menjamin semua warga di DKI mendapat vaksin Covid-19.
Anies mengaku telah belajar dari dua gelombang Covid-19 sebelumnya. https://t.co/yYe3UeTbQI
— Republika.co.id (@republikaonline) September 22, 2021
Salah Kaprah, Tidak Ada Konsistensi
Giring serang pribadi Anies dengan menyebut pembohong merupakan pencemaran nama baik yang tergolong tindak pidana.
Contoh yang dikemukakan untuk membenarkan tuduhannya bahwa Anies adalah pembohong karena mencitrakan sebagai pembela orang kecil sementara menghamburkan uang triliun rupiah untuk Formula E.
Sekedar reminder kepada Giring dan kawan-kawan di PSI bahwa Formula E dirancang sebelum Covid-19 dan telah dilakukan berbagai persiapan termasuk menandatangani perjanjian kontrak dengan pihak penyelenggara Balap Mobil Listrik Formula E.
Jika dibatalkan berarti ingkar janji (wanprestasi). Resikonya DKI bakal didenda, membayar semua yang telah perjanjikan berikut kerugian.
Oleh karena itu, alibi Giring untuk membenarkan tuduhannya kepada Anies sebagai pembohong adalah tuduhan palsu dan fitnah yang tidak berdasar. Alasannya, pertama, program Formula E dilakukan sebelum terjadi Covid-19.
Kedua, Covid-19 telah ditangani secara baik dan profesional, sehingga DKI termasuk terbaik dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Ketiga, budget untuk pelaksanaan Formula E telah disetujui oleh DPRD DKI dan telah dibuatkan Peraturan Daerah.
Justeru sangat aneh, anggota DPRD DKI dari PDIP dan PSI sudah menyetujui pelaksanaan Formula E dengan anggaran yang telah disepakati bersama dalam pembahasan di Badan Anggaran DPRD DKI dan telah disetujui dalam rapat paripurna DPRD DKI Jakarta, mau dibatalkan.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
