Connect with us

Akbar Tandjung (2017)

Politik

Partai Ummat Ditinggalkan Pengurusnya: Belajar dari Akbar Tandjung Dalam Mengelola Partai Politik

Akbar Tandjung, Ketua Umum Partai Golkar pasca reformasi tahun 1998. Keadaan Golkar saat Itu sangat gawat, karena gelombang reformasi ikut menghantam Golkar.

Saya prihatin terhadap Partai Ummat yang baru seumur jagung banyak ditinggalkan pengurusnya. Media media memberitakan sejumlah pengurus pusat dan daerah Partai Ummat mengundurkan diri. Surat pengunduran sejumlah pengurus daerah itu dibagikan Mantan Wakil Ketua Umum Partai Ummat Agung Mozin.

Berita pengunduran diri sejumlah pengurus Partai Ummat di pusat dan daerah yang dipublikasikan Agung Mozin, mantan Wakil Ketua Umum Partai Ummat merupakan pukulan berat bagi partai besutan Amien Rais. Biang keroknya adalah pemecatan Agung Mozin yang merupakan orang dekat Amien Rais.

Saya menduga keras agung Mozin lah yang menggembosi Partai Ummat karena sebagai orang dekat Pak Amien, pengurus Partai Ummat di pusat dan daerah pasti percaya apa yang dikatakan Agung Mozin.

Kelemahan dalam pemecatan Agung Mozin sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Ummat, tidak pernah diinformasikan secara terbuka kepada seluruh pengurus Partai Ummat di pusat, daerah dan ke publik alasan pemecatannya, sehingga dia leluasa menyampaikan berbagai kelemahan Partai Ummat di pusat dan daerah, kemudian dia publikasikan ke media untuk menghancurkan citra Partai Ummat.

Dampak dari itu, banyak pengurus memilih mengundurkan diri. Padahal sebagai partai politik baru yang dipimpin anak muda, pasti banyak kelemahan yang harus diperbaiki. Ridho Rahmadi, Ketua Umum Partai Ummat berpendidikan sangat baik, bergelar Ph.D dari luar negeri, tetapi jam terbang dalam organisasi apalagi partai politik belum ada.

Akan tetapi, seiring dengan perjalanan waktu dan adanya gejolak yang menerpa Partai Ummat, dia bisa mengambil pelajaran untuk memperbaiki diri dalam memimpin Partai Ummat.

Belajar Dari Akbar Tandjung

Akbar Tandjung, Ketua Umum Partai Golkar pasca reformasi tahun 1998. Keadaan Golkar saat Itu sangat gawat, karena gelombang reformasi ikut menghantam Golkar sebagai partai yang menjadi alat dan penyokong rezim Orde Baru, banyak yang menuntut untuk dibubarkan.

Akbar Tandjung yang memiliki segudang pengalaman dalam berorganisasi terutama dari HMI, berhasil menyelamatkan Golkar. Dengan jargon Golkar Baru, Akbar Tandjung mampu membangun kembali citra Golkar dan bahkan berhasil memenangkan pemilihan umum.

Pada hal pasca Orde Baru, banyak tokoh dan kader Golkar yang tiarap karena khawatir terkena gelombang reformasi.

Komunikasi Kuncinya

Salah satu kehebatan Akbar Tandjung yang patut ditiru Ridho Rahmadi, Ketua Umum Partai Ummat dan pimpinan partai lain ialah komunikasi.

Akbar melakukan komunikasi ke internal partai dan ke eksternal. Bentuk komunikasi ke internal partai khususnya dengan Dewan Pimpinan Pusat diantaranya semua masalah diputuskan dalam rapat secara musyawarah mufakat. Sama sekali tidak ada keterlibatan keluarga seperti isteri, saudara dan sebagainya.

Komunikasi yang lain, dalam urusan yang lebih besar diselesaikan melalui rapat kerja nasional yang melibatkan dewan pimpinan wilayah.

Selain itu, Akbar menyediakan waktu kepada para pengurus Partai Golkar dari daerah dan mereka yang bertemu pada pagi hari. Adakalanya jam lima pagi sudah ada yang antri untuk bertemu Akbar Tandjung di rumah dinasnya di Widya Chandra. Biasanya dia menerima tamu sampai 10.00 wib.

Saya tahu hal itu karena pernah melakukannya. Saya antri dari pagi dan akhirnya saya bertemu. Tujuannya hanya satu mau melaporkan saya sedang studi doktoral di Malaysia. Beliau sudah tahu maksud saya lalu meminta saya supaya besok ke kantor.

Komunikasi lain yang tidak pernah dilakukan Ketua Umum partai manapun, Akbar mulai Jumat sore sudah ke berbagai daerah di Indonesia. Beliau mengunjungi Provinsi dan Kabupaten selama memimpin Partai Golkar. Tujuannya untuk bertemu para pimpinan daerah guna menyemangati mereka supaya bangkit bersama rakyat untuk memenangkan pemilu.

Menang Pemilu

Golkar yang tengah diterpa keterpurukan akibat gelombang reformasi, hasil pemilu pasca reformasi, ternyata pada pemilu 7 Juni 1999, atau 13 bulan masa kekuasaan Habibie, di luar dugaan, pemenangnya adalah PDI-P yang meraih 35.689.073 suara atau 33,74 persen dengan perolehan 153 kursi. Golkar memperoleh 23.741.758 suara atau 22,44 persen sehingga mendapatkan 120 kursi atau kehilangan 205 kursi dibanding Pemilu 1997. PKB dengan 13.336.982 suara atau 12,61 persen, mendapatkan 51 kursi.

Partai Golkar yang diterpa masalah pasca lengsernya Pak Harto, tidak hancur, bahkan menduduki ranking ke-2 setelah PDIP Dengan jumlah kursi di DPR RI sebanyak 120.

Akan tetapi, pemilu berikutnya 5 April 2004, Golkar mampu memenangi pemilu dengan perolehan kursi 128 dengan jumlah perolehan suara rakyat sebanyak 24.480.757.

Hal itu terjadi di masa Akbar Tandjung memimpin Partai Golkar. Pasca Akbar Tandjung, Golkar tidak pernah memenangi pemilu, bahkan terus merosot perolehan kursi dan perolehan suara.

Kesimpulan

Partai Ummat pasca mundurnya banyak pengurusnya, Ketua Umumnya harus mengubah komunikasi di internal partai dengan banyak berkomunikasi dengan para pengurus. Memutuskan masalah yang dihadapi dengan musyawarah mufakat. Mengurangi keterlibatan keluarga dalam mengelola partai.

Selain itu, melanjutkan berbagai upaya untuk mempromosi di media sosial dengan mengajak semua pengurus untuk terlibat dalam mempromosikan partai. Pada saat yang sama terus menggalang kebersamaan, persatuan dan kesatuan.

Rekam jejak Akbar Tandjung dalam memimpin partai, hendaknya dijadikan referensi dalam memimpin partai dengan banyak berkomunikasi serta berkunjung ke daerah jika pandemi sudah reda karena daerah merupakan ujung tombak pemenangan pemilu.

Akbar Tandjung telah memberi contoh dalam memimpin partai, tidak hanya sukses secara gemilang mempertahankan eksistensi Partai Golkar, tetapi membawa Partai Golkar menjadi pemenang pemilu tahun 2004.

Semoga tulisan ini memberi manfaat kepada Partai Ummat dan semua partai politik yang sedang berjuang untuk meraih kemenangan dalam pemilu 2024.

Baca Juga

Opini

Saya ingin Ridho, Prananda dan terutama AHY yang merupakan anak dari presiden RI ke-6, mulai menempa diri dan menjadi standar pemimpin untuk generasi muda....

Opini

Sandi dan Erick merupakan menteri di kabinet pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Sementara Ridwan Kamil adalah Gubernur Jawa Barat. Jika dilihat dari latar belakang...

Opini

Menurut saya, setidaknya ada lima alasan, mengapa fenomena sosial rakyat diberbagai daerah seluruh Indonesia membludak jumlahnya yang menghadiri Silaturahmi Kebangsaan dengan Anies Baswedan.

Pemilu

Anies memuji Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Prof. Dr. Amien Rais yang memiliki rekam jejak yang hebat. Anies menyebut kendati Partai Ummat merupakan partai yang...

Opini

Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 14 November 2022, telah menetapkan partai politik (parpol) peserta pemilu 2024 berikut nomor urut peserta pemilu.

Opini

Momentum pencalonan Anies Baswedan sebagai calon presiden partai Nasdem, mereka mengambil peluang untuk kembali bersinar 2024 mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden RI 2024.

Pemilu

Jika akhirnya Megawati Soekarnoputri menetapkan Puan Maharani menjadi calon Wakil Presiden, maka saingan terberatnya adalah Erick Thohir, Menteri BUMN RI karena diduga langsung atau...

Pemilu

Pertarungan Merah VS Kuning bakal sengit di pemilu 2024. Indikatornya sudah mulai terlihat sekarang ini.