Jujur merupakan barang langka yang amat mahal di Indonesia karena tidak ada contoh teladan. Sejatinya mereka yang berkuasa memberi contoh kepada rakyat tentang kejujuran, karena Indonesia yang mayoritas penduduknya masih menganut paham paternalistik, mudah diarahkan untuk bersikap jujur, bertutur kata jujur, dan berperilaku jujur, jika para pemimpinnya memberi contoh dan teladan tentang jujur.
Jujur adalah suatu sikap yang lurus hati, menyatakan yang sebenar – benarnya, tidak berbohong, atau mengatakan hal-hal yang menyalahi apa yang terjadi/fakta.
Pengertian jujur (Shidq) adalah upaya yang terus-menerus menyelaraskan perbuatan dan perkataan. Berperilaku jujur menyebabkan seseorang selalu dapat dipercaya dalam tindakan, ucapan, dan aksi nyata setiap hari.
Kisah maulid Nabi Muhammad SAW masa muda https://t.co/uXC3BP1CLC
— Republika.co.id (@republikaonline) October 18, 2021
Kunci Terwujudnya Jujur
Ibnu Khaldun, sosiolog dan sejarawan terkemuka di dunia Islam dalam bukunya “Muqaddimah Ibnu Khaldun” mengatakan:
الناس علي دين ملو كهم
Manusia tergantung agama para pemimpinnya (raja). Mengapa? karena pemimpin adalah yang diikuti, dituruti, dicontoh dan diteladani perkataannya, perilakunya dan perbuatannya.
Pemimpin yang jujur, tidak suka berbohong, pasti rakyatnya akan mengikuti dan mencontohnya.
Maka kunci untuk menghadirkan rakyat jujur terletak pada pemimpin atau istilah sekarang presiden. Kalau presidennya jujur, adil, benar, tidak suka berbohong, rakyat pasti mengikutinya.
Ibn Khaldun is known as the father of sociology. His brilliance in the 14th century paved way for modern economics, ethnography and historiography. Through his travels, experiences and knowledge he developed Al-Muqaddimah, also known as Introduction to a History of the World. pic.twitter.com/6ry07KFeXW
— Islamic Museum of Australia (@IslamicMuseum) August 25, 2020
Tokoh Muslim Dunia: Ibnu Khaldun Sejarawan Terkemuka Penulis Kitab Muqaddimah #LengkapCepatBeritanya . https://t.co/YBAfJdWbdD
— Okezone (@okezonenews) October 11, 2021
Politik Jujur Rasulullah
Jujur adalah mahkota bagi setiap manusia. Manusia yang jujur akan dipercaya oleh semua manusia.
Jujur adalah modal utama bagi setiap manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pemimpin semakin penting memiliki sikap jujur, tutur kata dan perbuatan yang jujur.
Salah satu sikap politik Rasulullah ialah jujur. Sejak muda sudah diberi gelar “Al amiin” yang dapat dipercaya.
Rasulullah mendapat gelar “Al amiin” karena sejak kecil, dewasa dan sampai menjadi Nabi, politik jujur diamalkan. Mustahil penduduk Makkah dan Yastrib (Madinah) mau menganut Islam, jika Muhammad SAW tidak memiliki politik jujur (pembohong).
Politik jujur yang diamalkan Muhammad SAW dipandu oleh Allah. Dampaknya, Islam tersebar cepat di seluruh jazirah Arab dan di penjuru dunia yang sampai saat ini populasi umat Islam di dunia telah mencapai hampir 2 milyar orang.
Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada hari Selasa, 19 Oktober 2021, politik jujur Rasulullah sangat penting diamalkan.
Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal 1443 H. Semoga kita dapat terus meneladani akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari, dan semoga damai serta keberkahan selalu menyertai kita semua.#MaulidNabi1443H #maulidnabi2021 #dkijakarta #kotakolaborasi pic.twitter.com/d9LvGGwNYg
— Pemprov DKI Jakarta #VaksinDulu (@DKIJakarta) October 19, 2021
PT Transportasi Jakarta mengucapkan Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal 1443 H bagi seluruh pelanggan yang memperingatinya.#MaulidNabi pic.twitter.com/RmmHJ9G443
— Transportasi Jakarta (@PT_Transjakarta) October 19, 2021
Redup Politik Jujur
Politik jujur telah redup di kalangan bangsa Indonesia. Penyebab utamanya karena tidak ada keteladanan dari para pemimpin.
Tiap hari rakyat disajikan berbagai pernyataan yang jarang sesuai dengan perbuatan. Untuk menutup berbagai ketidakjujuran yang disampaikan kepada rakyat, para buzzerp berperan menutup ketidakjujuran, sehingga ketidakjujuran lama-kelamaan dianggap sebagai kebenaran oleh rakyat.
Mereka yang mencoba mengoreksi dan menyampaikan kebenaran, diserang habis-habisan oleh para buzzer bayaran. Dampaknya rakyat tidak tahu bahwa yang disampaikan para pemimpin seolah benar semuanya. Rakyat tertipu karena kebohongan ditutup dengan pembenaran yang dilancarkan para buzzer.
Media dan media sosial berperan besar dalam menutupi berbagai ketidakjujuran yang disampaikan para pemimpin. Dalam masalah tersebut kita kutip pepatah “sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga.”
Untuk menghadirkan politik jujur sebagaimana yang dicontohkan dan diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW, maka dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, sudah saatnya para pemimpin sadar untuk memperbaiki diri. Pada saat yang sama, rakyat sebagai pemegang kekuasaan (kedaulatan) dalam negara demokrasi, sudah saatnya mengubah semua ketidakjujuran dengan memilih pemimpin yang jujur dalam pemilihan umum yang akan datang.
Selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW semoga kita bisa memetik politik jujur Rasulullah SAW untuk membangun kembali Indonesia menjadi negara yang subur dan makmurnya yang dalam Al-Qur’an disebut “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
“Sungguh bagi Kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Rabb) di kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan:) “Makanlah dari rizki yang dianugerahkan Tuhan kalian dan bersyukurlah kepadaNya!’. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”. (QS. Saba’: 15)
Kalimat “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” memiliki arti: “Negeri yang baik dengan Rabb (Tuhan) yang Maha Pengampun”. Kalimat tersebut seringkali digunakan untuk menggambarkan sebuah negara yang ideal. Negeri ideal adalah negara yang bebas dari penyakit, terjamin keamanannya, dan tidak terjebak dalam dunia materialistik. Sebuah negeri yang menjadi dambaan dan marilah kita jadikan tujuan bangsa Indonesia.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
