Pada 9 November 2021, saya diundang Karni Ilyas dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang dilaksanakan di Hotel di Kawasan Kuningan Jakarta.
Usai acara kemudian berfoto dengan Karni Ilyas, saya langsung pulang. Dalam perjalanan pulang, saya di telepon staf ILC yang memberitahu bahwa ada barang saya tertinggal di hotel. Saya minta supaya barang tersebut dititip di front office Hotel.
Pada 10 November 2021 saya ke kantor dengan naik MRT dan turun di Halte MRT Bundaran Hotel Indonesia. Di sore hari, 10 November 2021 hujan lebat saya pulang menumpang mobil teman, saya di drop di Hotel ILC tersebut.
Di Hotel tersebut saya menunggu hujan reda lalu ngopi dan makan ubi goreng di hotel itu. Ketika tiba waktu Magrib, saya salat di Mushalla dalam hotel.
Setelah selesai Salat Magrib, saya menunggu hujan reda, tetapi tidak kunjung reda. Saya menyaksikan jalan di Rasuna Said, Kuningan, sangat macet.
Akhirnya saya ambil payung di dalam tas dan jalan kaki menuju halte Transjakarta di tengah hujan lebat.
Tadi malam ditengah hujan saya dijembatan penyeberangan GBK Jkt. Saya turun dari Transjakarta jalan kaki menuju MRT. Saya foto di atas jembatan ditengah rintik2 hujan pic.twitter.com/cQ9IJlibPY
— Musni Umar (@musniumar) November 13, 2021
Bersama Transjakarta
Jarang-jarang saya naik Transjakarta di kala hujan lebat. Saya naik Transjakarta dari Halte Epicentrum Kuningan menuju Blok M lewat Jalan Gatot Subroto – Polda Matro Jaya – Jalan Jenderal Sudirman, ternyata sangat nyaman dan mengasyikkan.
Setidaknya ada lima alasan sangat nyaman, saya naik di Transjakarta terutama ketika hujan lebat.
Pertama, pada saat hujan, biasanya jalan di Jakarta macet. Dengan naik Transjakarta, bebas macet karena ada jalan khusus yang hanya bisa dilalui bus Transjakarta.
Kedua, di dalam bus Transjakarta, para penumpang bisa menyaksikan kendaraan yang merayap di jalan karena macet.
Ketiga, penumpang bisa duduk, jika tidak dalam keadaan penuh, bisa buka ponsel dan melihat berita di media sosial. Sepanjang perjalanan bisa memantau kawasan yang macet dan hujan.
Keempat, bisa mengirim pesan di Twitter, Facebook dan sebagainya.
Kelima, bagi yang sering menulis artikel, dalam perjalanan, bisa menulis suatu peristiwa yang dialami atau yang disaksikan.
Modal yg amat penting adalah kesehatan. Ayo olahraga pagi ini dgn jalan kaki bisa naik Transjakarta menuju Gelora Bung Karno, Monas sambil menikmati keindahan Jakarta. https://t.co/YQW1aP5AUC
— Musni Umar (@musniumar) November 13, 2021
Cepat Sampai ke Tujuan
Saya alami dan rasakan, pilihan yang amat tepat jika sedang turun hujan, adalah naik Transjakarta.
Bukan saja pada saat turun hujan, tetapi juga dalam keadaan tidak hujan. Misalnya pada saat pergi ke kantor di pagi hari dan pulang kantor di sore hari, naik Transjakarta adalah pilihan yang menguntungkan karena nyaman, cepat sampai tujuan dan bebas macet.
Berdasarkan pengalaman, warga Jakarta tidak perlu gengsi dan menganggap naik Transjakarta tidak keren.
Naik Transjakarta tidak hanya hemat biaya, karena jauh-dekat Rp. 5.000 (lima ribu rupiah), tetapi nyaman, bersih karena tidak boleh makan dan minum dalam bus Transjakarta, tetapi cepat sampai ke tujuan.
Transjakarta Melayani Warga: Bus Listrik, Transport Hub, Integrasi MRT Jakarta, LRT, dan KRL Jabodetabek – https://t.co/26FmZc0L6B
— Musni Umar (@musniumar) October 14, 2021
Terintegrasi dengan MRT
Salah satu keunggulan naik Transjakarta, sudah terintegrasi dengan moda transportasi yang lain seperti MRT.
Sebagai contoh, kalau naik Transjakarta turun di Halte Hotel Indonesia, bisa jalan kaki langsung masuk ke Stasiun MRT.
Contoh lain yang saya alami dan jalani, saya turun di Halte Gelora Bung Karno, saya jalan kaki sejenak naik lift MRT dan masuk ke Stasiun MRT Senayan.
Dari MRT Stasiun Senayan, saya melanjutkan perjalanan dengan MRT dan turun di Stasiun Haji Nawi, jalan kaki sebentar tiba di rumah.
Dengan demikian, fasilitas yang disediakan pemerintah daerah provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat sangat memadai dan memanjakan warga Jakarta dan warga negara Indonesia yang melancong atau berwisata di ibu kota negara republik Indonesia.
Langkah demi langkah yang mereka tempuh tanpa kenal lelah demi menjaga kenyamanan dan keamanan perjalanan agar selamat sampai tujuan.
Dengan keyakinan dan semangat yang tak pernah surut untuk bisa terus berkontribusi bagi transportasi negeri. pic.twitter.com/Zdt6TY25J6
— Transportasi Jakarta (@PT_Transjakarta) November 10, 2021
Merasa Memiliki & Tanggung Jawab
Segala fasilitas yang tersedia di Jakarta seperti bus Transjakarta, MRT, lampu penerangan, jembatan penyeberangan dan sebagainya mesti dijaga bersama dan dirawat.
Semua fasilitas umum yang tersedia merupakan milik bersama. Oleh karena itu, semua harus merasa memiliki dan merasa bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan penjagaan.
Kalau ada yang mencoba mencoret-coret, merusak atau mengambil barang-barang yang merupakan fasilitas umum harus diberitahu dengan cara yang baik.
Kalau ada sekuriti diberitahu agar menegur dan melarang orang yang mau mengambil, merusak atau mencoret-coret fasilitas umum. Tujuannya tidak lain supaya fasilitas umum terawat, kelihatan baik dan enak dipandang mata.
Tidak hanya hal-hal yang disebutkan di atas, tetapi juga memberitahu sekuriti untuk melarang penumpang yang mau makan, minum, termasuk membuang kotoran atau tissue di dalam Transjakarta atau MRT.
Semua hal baik yang dilakukan para penumpang Transjakarta atau MRT, tujuan hanya satu untuk keselamatan dan kebaikan bersama.
Perpustakaan mini Transjakarta di kota. pic.twitter.com/9KVZAj2mRm
— Musni Umar (@musniumar) November 12, 2021
Bangkitkan Ekonomi Jakarta
Moda Transportasi yang merupakan transportasi umum di Jakarta merupakan modal untuk mendorong kebangkitan ekonomi. Bila ekonomi menggeliat pastinya akan mendorong peningkatan penumpang moda transportasi seperti Tansjakarta, MRT, Taxi, Driver Online dan lainnya.
Kebangkitan ekonomi di Jakarta amat diperlukan. Pertama, untuk membuka lapangan pekerjaan yang mengalami masalah akibat pandemi Covid-19.
Kedua, untuk mendorong peningkatan pendapatan rakyat. Kuncinya terletak kepada kebangkitan ekonomi. Jika ekonomi bangkit, terbuka lapangan kerja, otomatis pendapatan warga meningkat. Dampak selanjutnya daya beli rakyat meningkat.
Ketiga, kalau memiliki pekerjaan, warga akan membeli berbagai macam kebutuhan dari kebutuhan primer sampai kebutuhan sekunder.
Keempat, kalau ekonomi bangkit terutama ekonomi warga (usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi), maka kesejahteraan akan meningkat.
Kelima, jika ekonomi bangkit dan meningkat, maka warga mempunyai uang untuk rekreasi atau berwisata.
Dengan bangkitnya ekonomi, lapangan pekerjaan terbuka, bisa bekerja pada pihak lain atau membuka usaha sendiri. Dampaknya mobilitas rakyat akan meningkat dan moda transportasi sebagai wahana untuk membawa warga Jakarta kepada berbagai aktivitas akan dibanjiri penumpang dengan berbagai macam tujuan, ada untuk kegiatan bisnis, sosial, pendidikan, pariwisata dan sebagainya.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
