Alhamdulillah ekonomi di DKI Jakarta kembali berputar kencang setelah mengalami kelesuan akibat pandemi Covid-19.
Perputaran ekonomi di DKI Jakarta sangat menggembirakan. Indikator ekonomi berputar kencang di DKI Jakarta.
Pertama, berbagai jalan protokol di Jakarta telah kembali ramai dipadati kendaraan roda dua dan roda empat. Kondisi demikian nyaris hampir sama sebelum pandemi Covid-19.
Kedua, mal di Pondok Indah (PIM 1,2,3) dan Citos Jakarta Selatan sebagai contoh, ramai dikunjungi warga untuk berbelanja.
Ketiga, restoran atau rumah makan di berbagai tempat ramai dikunjungi warga untuk makan siang dan makan malam.
Hari Minggu waktunya olahraga
Olahraganya bisa di Senayan.
Kalau udah naik Transjakarta,
Mendingan ikut challenge sekalian.Yuk ikutan challenge Transjakarta x Indonesian Event. #MandiriBertransportasi. Waktunya sampai 7 Desember 2021 ya, Sahabat TiJe! pic.twitter.com/oE5llHFMsO
— Transportasi Jakarta (@PT_Transjakarta) November 27, 2021
Tiga indikator tersebut menggambarkan bahwa ekonomi di DKI Jakarta telah kembali normal. Dengan normalnya ekonomi di DKI Jakarta, maka akan memberi multiplier effect yang positif kepada Pemerintah DKI Jakarta dan warga DKI Jakarta.
Pertama, pemerintah provinsi DKI Jakarta dipastikan akan meningkat perolehan pajak.
Kedua, perusahaan sektor jasa seperti hotel dan restoran akan menigkat jumlah pelanggan (customer) yang pasti berimplikasi meningkatnya omzet perusahaan.
Ketiga, akan terbuka lapangan pekerjaan yang lebih luas bagi warga DKI Jakarta.
Keempat, akan meningkat pendapatan pemerintah daerah Provinsi DKI, para pengusaha dan warga DKI Jakarta.
Kelima, akan meningkat stabilitas sosial, ekonomi, politik dan keamanan.
mendorong angkutan umum seperti Transjakarta, DAMRI, Angkutan Bandara untuk menggunakan bus dengan tenaga listrik, dan mendorong Program Buy The Service (BTS) di beberapa kota.#TransportasiMaju #PenghubungIndonesia #InsanTransportasi #MelayaniNegeri #ZeroEmission #BusListrik pic.twitter.com/JtyMV0uyZ4
— Perhubungan Darat (@hubdat151) November 26, 2021
Stabilitas Kesehatan
Stabilitas sosial, ekonomi, politik dan keamanan amat diperlukan. Akan tetapi, stabilitas kesehatan juga ternyata amat penting.
Organisasi kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa varian virus corona Omicron beresiko menimbulkan lonjakan penularan di seluruh dunia.
Oleh karena itu, kesiapsiagaan, kewaspadaan dan disiplin protokol kesehatan untuk selalu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, masih amat diperlukan.
Pandemi Covid-19 yang mulai menerjang Indonesia Maret 2020, telah memberi pelajaran yang amat berharga bahwa stabilitas tidak hanya meliputi bidang sosial, ekonomi, politik dan keamanan, tetapi juga stabilitas kesehatan.
Maka dalam kondisi apapun stabilitas kesehatan harus dijaga bersama. Bangsa Indonesia tidak boleh lengah dan menganggap Covid-19 dan variannya telah bisa dilawan, sehingga mengendurkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam menjaga kesehatan dengan selalu menjaga kesehatan, dengan berolahraga secara rutin, makan makanan yang bergizi, 5 sehat 6 sempurna, istirahat cukup, bangun kebahagian dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah.
Selama ini selalu disebut, tapi apakah teman-teman tahu apa itu Kawasan Transit Oriented Development yang biasa disebut Kawasan TOD?
Dampak positif apa saja yang muncul?
Nah, yuk cari geser foto dalam postingan ini!#seamlessmobility#integrasitransportasijabodetabek#MITJxTOD pic.twitter.com/9bQxwVTn1a— ptmitj (@ptmitj) November 29, 2021
Menyesuaikan dengan kondisi yang mulai berangsur normal, yuk kita mulai beralih menggunakan transportasi publik, khususnya Transjakarta untuk memenuhi segala aktivitas atau kegiatan sehari-hari. pic.twitter.com/tcU1hK5H4k
— Transportasi Jakarta (@PT_Transjakarta) November 26, 2021
Transjakarta Operasi 100 Persen
Sebagaimana telah diinformasikan bahwa PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) telah normal beroperasi untuk melayani penumpang dengan kapasitas normal 100 persen pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level dua di Jakarta.
Direktur Operasional PT Transjakarta Prasetia Budi telah menjelaskan, kebijakan yang dilakukan tersebut merupakan tindaklanjut dari Kepgub Nomor 1245 Tahun 2021 tentang PPKM level dua Corona Virus Disease 2019 dan SK Kadishub DKI Jakarta Nomor 441 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Pembatasan Kapasitas Angkut dan Waktu Operasional Sarana Transportasi Pada PPKM level dua.
“Transjakarta kembali melayani pelanggan secara penuh, khususnya dalam hal kapasitas pelanggan. Hal ini sejalan dengan mulai pulihnya kegiatan masyarakat seiring status PPKM yang dinyatakan turun menjadi level dua.”
Prasetia Budi menegaskan, bahwa Transjakarta tetap menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat, baik di halte maupun di dalam bus.
Pelanggan diwajibkan menunjukkan bukti telah melakukan vaksinasi Covid-19 melalui aplikasi PeduliLindungi, JAKI atau menggunakan dokumen sertifikat yang sudah dicetak atau secara digital melalui ponsel.
Selain itu, pelanggan juga diwajibkan memakai masker, serta pengukuran suhu tubuh sebelum masuk halte.
Armada bus Transjakarta juga rutin dibersihkan secara berkala menggunakan cairan disinfektan.
Hal tersebut dilakukan untuk memastikan, pelanggan tetap merasa aman dan nyaman. Meski turun level, kita tidak boleh lengah.
Respon KRL Commuterline Juga Transjakarta Menghadapi Virus Corona – https://t.co/cm8s9aFszR pic.twitter.com/YSrSuhPX3P
— Backpacker Indonesia (@idbcpr) November 25, 2021
Tetap waspada!
Sekarang naik transportasi.umum sudah bisa dengan kapasitas 100%, tapi #MitraDarat jangan lengah terhadap penularan virus Covid-19. Tetap terapkan protokol kesehatan, memakai masker medis dan tidak mengobrol selama perjalanan. #TransportasiMaju pic.twitter.com/QpAP4qPnO7— Perhubungan Darat (@hubdat151) November 30, 2021
Transportasi Daerah Lain Jadi Lebih Baik
Transjakarta telah beroperasi 100 persen untuk melayani warga DKI Jakarta, warga negara Indonesia yang berkunjung di ibukota serta warga negara asing.
Dampak positifnya sangat baik bagi warga DKI Jakarta.
Pertama, melancarkan kegiatan ekonomi, sosial, dan sebagainya bagi warga DKI Jakarta, warga negara Indonesia dan warga negara asing.
Kedua, mengurangi tingkat kemacetan kalau semakin banyak warga yang menggunakan Transjakarta. Selain itu juga mempercepat sampai tujuan karena Transjakarta memiliki jalur khusus yang sering disebut “bus way.”
Ketiga, mengurangi polusi udara yang mengakibatkan bahaya ‘global warming” karena Transjakarta sudah mulai menggunakan bus gandeng listrik.
Keempat, akan meningkatkan putaran ekonomi warga Jakarta, meningkatkan pelayanan kepada warga, meningkatkan pendapatan Transjakarta kalau semakin ramai yang menggunakan bus Transjakarta.
Kelima, Untuk membantu bangkitkan ekonomi nasional, tarif transportasi umum daerah lain menjadi turun. Dengan Transjakarta jadi contoh, transportasi daerah lain jadi maju dan lebih baik, diharapkan dapat meningkatkan mobilitas masyarakat untuk berkegiatan menggunakan transportasi umum.
Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Jakarta akan meningkat, kesejahteraan rakyat bertambah baik karena memiliki penghasilan dan pemerintah DKI Jakarta meningkat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi DKI Jakarta.
BPTJ Perkirakan Tarif TransPakuan Bogor Lebih Rendah dari Transjakarta https://t.co/5HE7OXPcat
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) November 27, 2021
Indonesia dipercaya untuk memimpin dan memegang Presidensi G20 yang dimulai pada 1 Desember 2021 dengan tema “Recover Together, Recover Stronger”.
Presidensi G20 ini juga merupakan langkah awal bagi Indonesia dan Dunia untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca-pandemi. pic.twitter.com/VUjJTJ9SP1
— Transportasi Jakarta (@PT_Transjakarta) November 27, 2021

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
