Anies Rasyid Baswedan, Gubernur DKI Jakarta dalam tulisannya yang kedua bertajuk “JAKARTA: Simpang Temu Umat Beragama” sangat banyak yang suka dan memberi komentar positif.
Kami membaca tulisan tersebut dengan melihat gagasan besar pentingnya mewujudkan toleransi dalam kehidupan sosial untuk membangun “Persatuan Indonesia, di Jakarta. Tujuannya tidak lain adalah untuk mempersatukan warga Jakarta yang bermacam suku, agama, etnis dan strata sosial yang berbeda dalam bingkai “Bhinneka Tunggal Ika.”
Sebagai sosiolog, kami mencoba menganalisis tulisan tersebut dengan membuat tulisan yang diberi tajuk “Toleransi dan Keadilan Bagi Semua di DKI Jakarta, Semoga Menjadi Inspirasi Bangsa Indonesia.”
Tulisan ini jauh dari niat untuk buruk seperti halnya tulisan kami yang dipublikasikan di arahjaya.com (16/12/2021) yang bertajuk “Tempat Tinggal Untuk Warga Akuarium: Demi Masa Depan Anak-anak Dan Keluarga Mereka,” yang banyak disukai sekaligus dikomentari secara negatif oleh buzzerp.
Dapat dipastikan, para pembenci Anies tidak membaca secara utuh tulisan tersebut yang mencoba menarasikan kembali fakta yang disaksikan pada saat penggusuran di kampung Akuarium, Sunda Kelapa, Jakarta Pusat.
Alhamdulillah Anies terpilih Gub DKI Pilkada 2017. Warga dan anak2 Kamp. Aquarium Jkt Utara yg alami penggusuran yg kejam & tdk manusiawi, peroleh kembali ms depan berkat Anies. Sila baca respon sy tulisan Anies "JAKARTA: RUMAH UNTUK SEMUA" Selamat Membacahttps://t.co/42TEg681mQ
— Musni Umar (@musniumar) December 16, 2021
Toleransi dan Keadilan
Anies memulai tulisan kedua dengan menggambarkan suasana malam menjelang Idul Fitri takbir bergema, suara beduk bertalu-talu. Ribuan tumpah ruah menggemakan takbir di berbagai sudut ibukota.
Tradisi takbir keliling sempat dilarang beberapa tahun sebelumnya. Akan tetapi, pada masa Anies pra pandemi, sikap Jakarta jelas yakni mengizinkan kegiatan takbiran keliling ibukota dengan tertib.”
Tidak hanya pemerintah DKI Jakarta mengizinkan pelaksanaan takbir keliling dalam rangka Hari Raya Idul Fitri, tetapi juga paduan suara yang menyanyikan lagu-lagu bernuansa Natal.
Sejumlah komunitas musik dan paduan suara mahasiswa menyenandungkan lagu-lagu Natal. Di Jalan MH Thamrin, pohon cemara besar dan warna merah hadir mendominasi. Menurut Anies, untuk pertama kalinya, ibukota mengadakan Christmas Carol jelang Natal.
Anies juga menulis tentang umat Hindu di Jakarta, sejak kemerdekaan republik Indonesia, warga Hindu di ibukota tidak memiliki fasilitas kremasi untuk umatnya yang meninggal. Bahkan untuk umat Hindu Tamil tak pernah bisa punya kuil untuk ibadah. Kini semua fasilitas untuk umat Hindu dan Hindu Tamil diwujudkan. Menurut Anies, DKI Jakarta merupakan satu-satunya Provinsi yang memberikan hak libur fakultatif bagi umat Hindu yang merayakan Depavali.
Anies Berikan Mesin Kremasi untuk Umat Hindu di Cilincing https://t.co/IIojYOiGGH
— Merdeka.com (@merdekadotcom) December 11, 2019
Hari Raya Deepavali, Ini Hadiah Anies Baswedan untuk Umat Hindu https://t.co/HkPfng6j6I
— Liputan6.com (@liputan6dotcom) November 4, 2021
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerahkan Izin Mendirikan Bangungan (IMB) Gereja Katolik Damai Kristus di Duri Selatan, Tambora, Jakarta Barat. #gerejakatolikparoki https://t.co/wQ2i1J3mai
— JPNN.com (@jpnncom) December 20, 2021
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan, sehingga kita bisa sama-sama menjadi saksi atas hadirnya gedung Gereja Kristen Indonesia (GKI) Puri Indah, Taman Permata Buana, Jakarta Barat.https://t.co/rwzyz7UgHZ pic.twitter.com/Rwz4xddpiq
— Anies Rasyid Baswedan | Sudah #VaksinDulu (@aniesbaswedan) November 7, 2021
Bantuan Operasional Tempat Ibadah
Di Jakarta, juga terus dirajut beragam inisiatif untuk mewujudkan kesetaraan. diantaranya Program Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) kepada semua agama.
Melalui BOTI diberikan kepada semua agama untuk berkolaborasi membangun fasilitas keagamaan. Menurut Anies, ini adalah pengejawantahan gagasan bahwa ibukota milik semua, inklusif, dengan pola interaksi yang kolaboratif.
kebijakan dan langkah yang dikerjakan di Jakarta mendasarkan pada gagasan sederhana, Jakarta harus jadi rumah yang mempersatukan, tapi bersatu dalam tujuan.
Tujuan yang ingin dicapai tidak lain adalah untuk mewujudkan sila pertama dalam Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Semua umat beragama, mengamalkan ajaran agamanya dengan baik. Pemerintah DKI Jakarta menfasilitasi dengan memberi bantuan dana, mengayomi, melindungi dan menyemangati umat beragama agar mengamalkan ajaran agamanya.
Gelontorkan dana untuk BOTI, begini cerita para pengurus tempat ibadah soal manfaat bantuan Anies. #BukanBeritaBiasa https://t.co/oPiYN4VcRS
— SINDOnews (@SINDOnews) April 1, 2021
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku telah membagikan BOTI ke berbagai tempat ibadah di Jakarta. https://t.co/l39m4RC3TK
— suaradotcom (@suaradotcom) March 17, 2021
Persatuan dalam Keberagaman
Keberagaman atau bhinneka merupakan pemberian Tuhan kepada umat manusia.
Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berbeda-beda. Berbeda mulai dari warna kulit, bahasa, agama, suku, ras dan sebagainya.
Keberagaman dan perbedaan merupakan keniscayaan, tetapi di dalam perbedaan, harus dirajut persatuan. Persatuan sangat penting dirajut, dipelihara, dirawat, dan dikembangkan.
Jakarta dan Indonesia yang heterogen, bisa hancur lebur jika hanya ditonjolkan heterogenitas (keberagaman) tanpa memandang pentingnya persatuan. itu sebabnya para pendiri indonesia mencantumkan sila ketiga dalam Pancasila”Persatuan Indonesia.” Persatuan sangat penting. Akan tetapi, persatuan yang dipaksakan tanpa ada upaya mewujudkan keadilan sosial, cepat atau lambat akan menjadi masalah besar.
Oleh karena, Anies selaku Gubernur DKI Jakarta tidak hanya sering menyuarakan pentingnya diwujudkan keadilan sosial, tetapi terus berupaya mewujudkan keadilan bagi semua tanpa pandang bulu.
Keadilan sosial ini sangat penting diwujudkan, karena menyuruh rakyat untuk bersatu tanpa menghadirkan keadilan sosial, tidak akan mendapat respon positif.
Itu sebabnya pemerintah provinsi DKI Jakarta, memberi perhatian besar dalam berbagai program untuk mewujudkan keadilan sosial. Salah satu cara yang amat efektif untuk mendorong terwujudnya keadilan sosial ialah memberi beasiswa kepada putera (i) warga Jakarta untuk memperoleh pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Dengan memperoleh pendidikan yang baik dan tinggi, maka nasib orang-orang miskin akan terangkat melalui pendidikan anak-anak mereka yang baik dan tinggi.
Keadilan sosial, harus dimulai dari pendidikan yang baik dan berkualitas. itu sebabnya Anies memberi beasiswa kepada mahasiswa (i) warga Jakarta yang orang tuanya kurang mampu untuk memperoleh pendidikan di berbagai perguruan tinggi dengan Program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) besaran beasiswa pertahun sebesar Rp 18 juta.
Selain itu, Anies juga mengalokasikan dana untuk memberikan beasiswa melalui Yayasan Jakarta dan beasiswa Kartu Jakarta Pintar Plus (KJP Plus) kepada para pelajar, siswa (i) di Jakarta.
Simak yuk cara pengecekan undangan kamu pada infografis ini!
<< geser kiriMohon agar dibaca dengan cermat ya info di atas dan diwajibkan datang SESUAI dengan Tanggal serta Jam yang tercantum pada jadwal di Undangan.
Sumber : @JakOne_Mobile dan @upt_p4op#KJP #KJPPlus pic.twitter.com/DnD1BBt9iP
— Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta (@Disdik_DKI) December 16, 2021
Seperti apa bantuan sosial tunai dan bantuan sosial non tunai yang diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan? Simak selengkapnya di https://t.co/p8GtqsuF6k #CapaianKinerjaJakarta2021 #JakartaBangkit #kotakolaborasi #jakartatanggapcorona #hadapibersama #Bantuansosial #Bansos pic.twitter.com/p2lAgF9ZoQ
— Pemprov DKI Jakarta #PPKMLevel1 (@DKIJakarta) December 20, 2021

Musni Umar adalah Sosiolog dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta.
