Khaerun, driver Transjakarta patut dicontoh dan diteladani. Mengapa kita sebaiknya mencontoh dan meneladaninya? Setidaknya ada tiga alasannya.
Pertama, rasa kemanusiaannya yang tinggi yang tidak rela melihat seorang anak bangsa apalagi masih gadis melakukan bunuh diri.
Peristiwa heroik yang dilakukan Khaerun telah viral di media sosial. Sebagaimana diberitakan bahwa Khaerun menghentikan bus Transjakarta yang dikemudikan, setelah melihat seorang gadis berdiri disebut jembatan yang tinggi untuk melompat dalam rangka bunuh diri.
Khaerun tidak saja menghentikan bus Transjakarta yang dikemudikan, tetapi turun ke jalan untuk membujuk sang gadis. Tidak mudah membujuknya, tetapi usaha terus dilakukan dan akhirnya dia mengejok si gadis agar melihat para penumpang di bus Transjakarta yang sayang padanya. Ketika gadis itu melihat para penumpang di dalam bus Transjakarta, saat itu secara kilat, Khaerun Lari memeluk si gadis dan membawanya ke jalan untuk menyelamatkannya dari upaya bunuh diri.
Kedua, Khaerun sangat menghayati ajaran agama yang dianutnya, sehingga melakukan upaya menyelamatkan nyawa seorang manusia yang mau bunuh diri. Tindakan tersebut sangat mulia karena tak obahnya menyelamatkan seluruh umat manusia. Ungkapan ini, saya kutip dari firman Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al Maidah ayat 32 yang artinya:
“Oleh karena itu Kami menetapkan atas Bani Israil bahwa; Barangsiapa yang membunuh satu jiwa, bukan karena (membunuh) jiwa yang lain, atau karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka para rasul Kami dengan keterangan-keterangan yang jelas, kemudian sesungguhnya banyak di antara mereka sesudah itu melampaui batas di muka bumi.”
Ketiga, bangsa Indonesia yang dasar negaranya Pancasila, sangat mulia menyelamatkan nyawa manusia, karena Ketuhanan Yang Maha Esa yang berintikan ajaran agama mengajarkan cinta sesama manusia seperti mencintai diri sendiri. Dalam kecintaan terkandung kasih sayang dan tidak rela melihat saudaranya tanpa pandang suku, agama, ras dan antar golongan mau bunuh diri.
Itulah yang dicontohkan Khaerun yang patut ditiru dan diteladani oleh seluruh bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kronologi Sopir Bus TransJakarta Selamatkan Wanita Ingin Bunuh Diri, Khaerun: Saya Rangkul Dia Tetap Histeris https://t.co/OZQoLgbEpG
— Pikiran Rakyat Depok (@PRDepok) January 29, 2022
Cerita Khaerun Sopir Bus Transjakarta Selamatkan Wanita yang Hendak Bunuh Diri https://t.co/elPfv9QqtF #TempoMetro
— TEMPO.CO (@tempodotco) January 29, 2022
Kepedulian dan keberanian Khaerun, menyelamatkan jiwa seorang wanita. Sopir Transjakarta ini pun mendapat apresiasihttps://t.co/hKQJH9Xdin
— Liputan6.com (@liputan6dotcom) January 29, 2022
Kembali Ke Budaya Bangsa
Bangsa Indonesia sejatinya mempunyai budaya (kultur) yang hebat yang tetap relevan. Tidak lekang karena panas dan tidak lapuk karena hujan.
Salah satu budaya yang dimiliki bangsa Indonesia kata silih dalam masyarakat Sunda, yakni: Silih asah: saling menajamkan pikiran; saling mengingatkan. Silih asih: saling mengasihi. Silih asuh: saling mengasuh; saling membimbing.
Wujud silih asah, silih asih dan silih asuh, masih amat relevan untuk diamalkan bangsa Indonesia. Oleh karena ketiga kalimat tersebut bersumber dari ajaran agama yang sangat kuat dipegang, dianut dan diamalkan bangsa Indonesia, tidak saja masyarakat Jawa Barat, tetapi masyarakat Indonesia bermukim di seluruh pelosok tanah air.
Menggali budaya lokal yang bersumber dari ajaran agama sangat penting karena bangsa Indonesia hidup dalam hegemoni budaya asing. Salah satu cara untuk mempertahankan bangsa ditengah pengaruh budaya asing adalah menggali budaya lokal yang tidak bertentangan dengan ajaran agama.
Tidak hanya menggali budaya lokal, tetapi melakukan revitalisasi, sehingga menjadi relevan, jadi sarana pemersatu, sarana menyemangati seluruh bangsa Indonesia untuk bangkit dan maju.
Oleh karena itu, aksi heroik, Khaerun, driver Transjakarta, yang telah mendapat perhatian dan apresiasi dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dari direksi PPD dan Transjakarta, tidak saja dipuji, diapresiasi dan ditulis para jurnalis dan dipublikasikan media elektronik dan media cetak serta media sosial, tetapi yang amat penting menjadi contoh dan teladan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Anies Baswedan mengundang Khaerun, pengemudi Transjakarta yang berhasil menggagalkan percobaan bunuh diri wanita di Jembatan Tiga, Jakbar. #Anies https://t.co/4FgjtBYDgj
— JPNN.com (@jpnncom) January 30, 2022
Sopir Transjakarta Gagalkan Aksi Bunuh Diri, Anies: Jangan Abaikan Kesehatan Jiwa https://t.co/Ojemco32Ra #TempoMetro
— TEMPO.CO (@tempodotco) January 29, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta.
