Sekarang ini banyak sekali lembaga riset yang bermunculan. Motifnya tidak lain dan tidak bukan untuk mencari uang. Salah satu bidang yang banyak di survei ialah partai politik peserta pemilu legislatif, bakal calon Presiden dalam Pilpres 2024 dan bakal calon pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Menurut saya tidak masalah dan bahkan harus diapresiasi kalau sebuah lembaga melakukan survei untuk memotret bakal calon kepala daerah, bakal calon Presiden dan wakil Presiden, partai politik peserta pemilihan umum (pemilu).
Akan tetapi, berbagai lembaga yang melakukan survei dan mengumumkan ke publik hasil survei yang dilakukan, hendaknya menjaga integritas, memegang kejujuran dan kebenaran. Janganlah integritas, kejujuran dan kebenaran dikalahkan dengan uang.
Survei politik atau survei apapun memerlukan dana yang tidak kecil. Oleh karena itu, semua lembaga yang melakukan survei tidak mungkin bisa menjalankan survei tanpa ada yang mendanai kecuali kalau penggagas survei seorang yang tajir (kaya), dia bisa membiayai sendiri kegiatan survei.
Walaupun kegiatan survei memerlukan dana yang “besar” tetapi janganlah melakukan survei pesanan, yang hasilnya sesuai yang diinginkan pemodal, yang mendanai pelaksanaan survei.
Mereka yang melakukan survei, pasti orang yang berpendidikan. Maka, suka tidak suka dan mau tidak mau, mereka yang melakukan survei dan pemilik lembaga, harus memiliki integritas, memegang kejujuran dan kebenaran.
Hal tersebut amat diperlukan untuk menghadirkan hasil survei yang kredibel, dapat dipercaya dan menjadi rujukan msyarakat dan pemerintah.
Komisi II DPR RI bersama Bawaslu, KPU, dan Kemendagri telah menyepakati pelaksanaan Pemilu pada tanggal 14 Februari 2024 dan Pilkada pada tanggal 27 November 2024. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dengar Pendapat yang dilaksanakan pada Senin (24/01/2022). pic.twitter.com/jt82NM0xkG
— Bawaslu RI (@bawaslu_RI) January 26, 2022
KPU telah membuat rencana jadwal pelaksanan Pemilu 2024. Pendaftaran partai politik peserta pemilu akan dimulai pada awal Agustus 2022 mendatang. Puncak pesta demokrasi saat pemungutan suara dilakukan pada 14 Februari 2024. https://t.co/h28q4XS9vb #Infografis #CNNIndonesia pic.twitter.com/fsmI5e72Hq
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) February 1, 2022
Nasdem, PPP dan PAN
Beberapa hari lalu, lembaga Trust Indonesia Research and Consulting melakukan survei tentang partai politik (parpol) dalam Pemilu 2024 .
Hasil riset tersebut perlu mendapat perhatian bagi Nasdem, PPP dan PAN karena tiga partai itu diprediksi tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold, sehingga tidak memiliki perwakilan di parlemen Senayan pada pemilu mendatang.
Tiga parpol itu adalah Partai Nasdem dengan elektabilitas sebesar 3,9 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebesar 2,9 persen, dan Partai Amanat Nasional (PAN) sebesar 1,9 persen.
Direktur Eksekutif Trust Indonesia Azhari Ardinal telah memaparkan hasil surveinya secara daring, Senin (31/1/2022). Untuk diketahui, Trust Indonesia Research and Consulting telah melakukan survei pada 3-12 Januari 2022 secara tatap muka langsung. Sebanyak 1.200 responden yang dipilih untuk mengikuti survei ini. Sementara, teknik pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling, dengan menetapkan margin of error sebesar 2,8 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Saya tidak ingin mengulas partai politik yang lolos di Senayan Jakarta pada pemilu 2024. Pertama, pemilu masih sekitar 2 tahun. Masih terbuka kemungkinan terjadinya perubahan menjelang dan saat penjoblosan pemilu 2024.
Kedua, situasi ekonomi dan politik dalam negeri bisa mempengaruhi publik dalam memilih calon anggota legislatif dari partai-partai politik yang menjadi peserta pemilu 2024.
Ketiga, hadirnya partai politik baru seperti Partai Ummat, Partai Gelora, Partai Buruh dan lain-lain bisa mengubah pemilih dalam memilih partai politik pada pemilu 2024.
Keempat, geopolitik internasional bisa mengubah konstelasi politik dalam negeri.
Kelima, krisis ekonomi dan energi di dunia bisa membawa perubahan dalam negeri.
Berdasarkan lima hal tersebut, maka saya tidak percaya kalau Nasdem dan PPP akan tersingkir dari Senayan dalam pemilu 2024. Kalau PAN tidak segera berubah dan tetap seperti sekarang, maka berpotensi untuk terlempar dari Senayan seperti hasil survei Trust Indonesia.
Trust Indonesia merilis hasil survei elektabilitas hingga popularitas parpol. Hasilnya, elektabilitas PDIP tertinggi, Golkar partai terpopuler. https://t.co/wpXE5bqMtH
— detikcom (@detikcom) January 31, 2022
Versi Survei, Partai Golkar Raih Popularitas Tertinggi Salip PDIP https://t.co/HS1D6FHBKJ
— tvOneNews (@tvOneNews) January 31, 2022
Partai Persatuan Pembangunan
Berpeluang besar di Pemilu 2024, jika bersinergi dan berkolaborasi dgn semua elemen, memiliki tim media sosial yg kuat, berkarya nyata, membela rakyat kecil dan ulama serta bersatu https://t.co/TDxB3DDcBA— Musni Umar (@musniumar) January 25, 2022
Nasdem dan PPP Tidak Terhempas dari Senayan
Posisi Nasdem menghadapi pemilu 2019 mirip seperti yang dialami Nasdem saat ini, elektabilitasnya rendah sehingga diprediksi saat itu tidak akan lolos di DPR RI berdasarkan Parliamentery Threshold 20 persen.
Akan tetapi setelah Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem turun gunung dengan keliling daerah didukung Metro TV dan media group, Nasdem langsung melejit , bahkan mengalahkan PKS dan Partai Demokrat dalam perolehan suara untuk menduduki Wakil Ketua DPR RI. Nasdem berjaya dalam pemilu 2019 sehingga Nasdem memiliki Wakil Ketua DPR RI.
Selain itu, tahun 2023, Nasdem akan melakukan Konvensi Partai Nasional Demokrat untuk memilih calon Presiden RI yang akan diusung Partai Nasdem dalam pemilu 2024. Jika ini dilaksanakan, maka Partai Nasdem akan berkibar namanya satu tahun sebelum pemilu 2024 dan pasti elektabilitasnya akan meningkat.
Selain itu, Partai Persatuan Pembangunan telah melakukan dua kegiatan yang menyedot perhatian publik yaitu Anies Baswedan diundang PPP DKI Jakarta dalam acara peringatan HUT PPP kemudian PPP memberi penghargaan kepada Anies Baswedan sebagaimana Tokoh Persatuan dan Pembangunan. Kemudian Anies diundang lagi ke Yogyakarta untuk menjadi narasumber dalam peringatan Hari Lahir PPP dengan pawai yang amat ramai.
Jika manuver politik PPP terus dilakukan, dan pada saat yang bersamaan berbagai sikap politik dan pemihakan kepada umat terus dilakukan, maka berpotensi besar meningkatnya elektabilitas PPP pada pemilu 2024.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta.
