Politisi Irlandia Richard Boyd Barrett pada Rabu (2/3/2022) telah menyoroti standar ganda negara-negara barat terkait invasi Rusia atas Ukraina. Sorotan tajam Richard Boyd itu, sangat aktual dan menarik karena membandingkan Rusia Vs Ukraina dengan Israel Vs Palestina.
Anggota Partai “Solidaritas People Before Profit” Irlandia itu menegaskan ketidakadilan negara-negara barat terhadap Israel dengan mengatakan “Semua kutukan, kecaman terhadap Rezim Vladimir Putin karena menginvasi Ukraina seharusnya juga diterapkan kepada Negara Israel atas perlakuannya terhadap warga Palestina,” tegas Richard Boyd Barret dalam cuitannya di akun Twitternya @RBoydBarrett Rabu (2/3/2022) lalu.
Palestinians are treated as an inferiour race. Denied access to food and water. And yet no sanctions on Israel for its apartheid regime. Utter hypocrisy. pic.twitter.com/rDI3LtVaJ3
— Richard Boyd Barrett (@RBoydBarrett) March 3, 2022
Sikapi Agresi Israel ke Palestina dan Rusia terhadap Ukraina, Fadli Zon: Barat Pakai Standar Ganda
#Sindonews #BukanBeritaBiasa .https://t.co/jS7MRE0wgj
— SINDOnews (@SINDOnews) March 5, 2022
MUI Sebut Indonesia Bisa Yakinkan Rusia untuk Hentikan Serangan ke Ukraina https://t.co/t8Zw7BVyTM
— Pikiran Rakyat (@pikiran_rakyat) March 6, 2022
Ketidakadilan Konflik Palestina
Politisi Irlandia itu sangat keras dalam menyoal ketidakadilan Amerika Serikat dan negara-negara barat terhadap Palestina. Dia juga mengecam organisasi Amnesti Internasional, organisasi Human Right, Human Right Watch yang tidak adil terhadap Palestina.
Menurut dia, sejak Israel didirikan telah melakukan penindasan, pembunuhan, dan pengusiran terhadap bangsa Palestina. Richard Boyd Barrett menjelaskan sudah 6 juta orang Palestina terusir dari tanah air mereka.
Selain itu, secara permanen Israel melakukan pelanggaran hak asasi manusia dengan melakukan blokade terhadap Gaza secara ilegal.
Menurut dia, semua kutukan, kecaman terhadap rezim Vladimir Putin karena menginvasi Ukraina seharusnya juga diterapkan kepada Israel atas perlakuannya terhadap warga Palestina, tegas Richard Boyd Barret dalam cuitannya di akun Twitternya @RBoydBarret Rabu (2/3/2022).
Masalah keadilan disuarakan politisi Irlandia yang juga bangsanya pernah berjuang melawan ketidakadilan akibat penjajahan.
Keras! Politisi Irlandia Ini Soroti Standar Ganda Rusia-Ukraina & Israel-Palestina https://t.co/l1HTfQkVb8
— Bisnis.com (@Bisniscom) March 5, 2022
Militer Israel membunuh tiga warga Palestina tak berdosa di Palestina https://t.co/gRa4AMRXA0
— Republika.co.id (@republikaonline) March 2, 2022
Beri Kesadaran kepada Indonesia
Bangsa Indonesia yang pernah mengalami penjajahan selama 350 tahun lamanya, bangsa Indonesia jangan pernah lupa perjuangan untuk mendukung semua bangsa di dunia yang sampai saat ini mengalami penjajahan seperti yang dialami Palestina.
Pada bagian pertama dalam Pembukaan UUD1945 ditegaskan “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Oleh karena itu, kita sependapat yang dikemukakan politisi Irlandia Richard Boyd Barret bahwa Amerika Serikat dan negara-negara barat telah berlaku tidak adil selama 70 tahun terhadap bangsa Palestina. Mereka membiarkan Israel berbuat sewenang-wenang tanpa perikemanusiaan dan perikeadilan terhadap bangsa Palestina.
Pengusaha Indonesia berdarah Yahudi, Yaakov Baruch, Kamis (27/1) resmikan Museum Holocaust pertama di Asia Tenggara, di Tondano, Minahasa, Sulut.
Museum didirikan karena "makin kuatnya sikap anti-Yahudi di Indonesia".
MUI meminta museum ini dihancurkan.https://t.co/7dstUiXPi9 pic.twitter.com/8mGQkuucxl
— VOA Indonesia (@voaindonesia) February 3, 2022
MUI menolak pembangunan Museum Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara. Museum ini diklaim melukai perasaan masyarakat Palestina dan melanggar UUD 1945. #CNNIndonesiahttps://t.co/dFTu2klqVF
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) February 4, 2022
Pelajaran Bagi Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia seperti yang sering saya kemukakan akan diperlakukan tidak adil jika lemah dalam bidang pertahanan, ekonomi, sumber daya manusia dan kepemimpinan.
Kebenaran dan keadilan di dunia, hanya diukur jika sama kepentingan dengan negara yang kuat. Tidak ada teman dan sahabat yang abadi, yang ada hanya kepentingan.
Indonesia tidak boleh lemah. Harus kuat dan selalu siap perang jika ingin damai. Bangsa Indonesia ingin damai dan tidak suka kepada perang karena jika perang yang menang jadi arang dan yang kalah jadi abu.
Akan tetapi dalam kehidupan nyata perang dan damai akan selalu terjadi. Negara-negara yang memiliki industri militer akan selalu menciptakan kondisi tidak damai dan bahkan perang di berbagai negara di dunia agar bisa menjual senjata, pesawat tempur dan atau menguji kecanggihan berbagai peralatan tempur yang diproduksi.
Oleh karena itu, belajar dari operasi militer Rusia di Ukraina, kekejaman tentara zionis Israel terhadap bangsa Palestina, suka tidak suka dan mau tidak mau, Indonesia sekali lagi saya serukan untuk terus-menerus memperkuat Tentara Nasional Indonesia dan segala peralatan tempur yang modern dan hebat, memperkuat ekonomi berlandaskan keadilan sosial, menyiapkan sumber daya manusia yang hebat, mewujudkan kemanunggalan TNI dan Rakyat serta POLRI, serta persatuan dan kesatuan seluruh bangsa indonesia.
Bangsa Indonesia yang lemah, terpecah belah, tanpa ada keadilan dalam segala aspek serta kepemimpinan yang lemah, akan menjadi sasaran empuk untuk diinvasi oleh negara besar secara langsung atau tidak langsung melalui penguasaan sumber daya alam Indonesia.
Hubungi Menhan Rusia, Prabowo Minta Evakuasi WNI Berjalan Aman
#Sindonews #BukanBeritaBiasa .https://t.co/6JFUSzFygm
— SINDOnews (@SINDOnews) March 3, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta.
