Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta telah meresmikan peluncuran 30 bus listrik Transjakarta. Menurut dia, kendaraan listrik ini adalah yang pertama digunakan masyarakat umum.
Gubernur DKI Jakarta meresmikan penggunaan kendaraan berbasis listrik untuk mobilitas penduduk di Ibu Kota di Plaza Selatan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (8 Maret 2022).
Pengoperasian bus listrik ini patut diapresiasi sebagai upaya Pemprov DKI Jakarta untuk memberi layanan yang terbaik bagi warga Jakarta dan sekitarnya.
Selain itu, menurut Anies pengoperasian bus listrik merupakan solusi untuk mengatasi dua masalah Jakarta, yaitu mengurangi polusi udara dan kemacetan. Komitmen Anies mengatasi polusi udara dan kemacetan patut di apresiasi.
Alhamdulillah, 30 bus listrik resmi digunakan secara bertahap untuk rute TransJakarta. Ini komitmen kita untuk mengurangi polusi udara, sekaligus mengurangi kemacetan di Jakarta.#electricbus #buslistrik#transjakarta #jakartalangitbiru @PT_Transjakarta https://t.co/rw21ZLmWAW pic.twitter.com/aX4h9JP2nr
— Anies Rasyid Baswedan | Sudah #VaksinDulu (@aniesbaswedan) March 9, 2022
Pada hari Selasa, 8 Maret 2022, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) melakukan kegiatan Inagurasi Layanan Bus Listrik Transjakarta yang bertempat di Plaza Selatan Monas, Jakarta Pusat.
Peluncuran layanan bus listrik Transjakarta ini seiring dengan komitmen- pic.twitter.com/5X6t87kvGm
— Transportasi Jakarta (@PT_Transjakarta) March 9, 2022
Anies Mengatasi Polusi Udara dan Kemacetan
Anies mengemukakan bahwa Jakarta setidaknya mempunyai dua masalah seperti dikemukakan di atas yaitu polusi udara dan kemacetan. Kemacetan ini tidak mudah di atasi karena tingginya aktivitas warga Jakarta dan sekitarnya yang menggunakan kendaraan bermotor.
Untuk mengatasi dua masalah besar yang dihadapi Jakarta, maka Gubernur Anies mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum berbasis listrik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Gubernur Anies mengajak warga Jakarta untuk menggunakan kendaraan umum berbasis listrik.
Ajakan itu digaungkan Anies setelah disediakan sarana prasarana dengan menyediakan bus-bus Transjakarta yang berkualitas tinggi, dengan harapan warga Jakarta bisa berpindah menggunakan kendaraan umum khususnya Transjakarta.
Sehubungan itu, amat diperlukan partisipasi warga Jakarta dan warga sekitar Jakarta untuk menggunakan kendaraan umum seperti Transjakarta. Tanpa partisipasi warga, program pemerintah DKI Jakarta untuk mengurangi polusi udara dan kemacetan di Jakarta, tidak akan sukses sebagaimana yang diharapkan.
Selain itu, amat dibutuhkan kolaborasi dengan seluruh warga Jakarta dan sekitarnya untuk menyukseskan pengurangan polusi udara dan kemacetan di Jakarta.
Kolaborasi pengertiannya adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait, baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat.
Kolaborasi warga Jakarta dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta Transjakarta amat diperlukan karena secara langsung dan tidak langsung menerima akibat dan manfaat dari pengurangan polusi dan kemacetan di Jakarta.
Peluncuran Bus Listrik ini hasil kerja bersama yang dirintis sejak 2018, antara lain: United Nations Environment Programme (UNEP), Climate Technology Centre and Network, C40 Cities Network dan Kedubes Kerajaan Inggris, kami sampaikan terima kasih dan apresiasi atas kolaborasinya. pic.twitter.com/TbYaScSlA4
— Pemkot Adm. Jakarta Pusat (@kotajakpus) March 9, 2022
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meluncurkan 30 bus listrik TransJakarta. Bus listrik itu bakal melayani 4 rute di wilayah Jakarta. https://t.co/mxSh4hIORE
— detikcom (@detikcom) March 8, 2022
Bentuk Partisipasi dan Kolaborasi
Pemerintah provinsi DKI Jakarta membutuhkan partisipasi dan kolaborasi semua elemen yang terkait
untuk menyukseskan program pengurangan polusi dan kemacetan.
Pertanyaannya bagaimana bentuk partisipasi dan kolaborasi untuk mengurangi polusi dan kemacetan di Jakarta.
Pertama, Setiap warga Jakarta dan warga yang tinggal di Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Debotabek) diharapkan secara bertahap mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan kendaraan umum berbasis listrik untuk aktivitas di Jakarta seperti Transjakarta.
Kedua, warga Jakarta pengguna Transjakarta sebagai bentuk partisipasi dan kolaborasi, ikut mempromosikan penggunaan kendaraan umum khususnya Transjakarta.
Ketiga, warga Jakarta pengguna Transjakarta berpartisipasi dan berkolaborasi mengajak untuk menggunakan bus Transjakarta yang berbasis kendaraan listrik.
Keempat, para pegawai dan bahkan pejabat DKI Jakarta memberi contoh menggunakan kendaraan umum berbasis listrik seperti Transjakarta dan MRT.
Kelima, NGO bekerja sama dengan pemerintah daerah, BUMN, BUMD untuk terus melakukan berbagai macam kegiatan seperti seminar, diskusi, dialog, temu wicara dan sebagainya untuk mengkampanyekan penggunaan kendaraan umum berbasis listrik.
Melayani Warga di Empat Rute
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo memaparkan bahwa 30 bus listrik yang telah diresmika akan melayani di empat rute, yaitu rute Terminal Senen-Bundaran Senayan (1P), Tanah Abang-Terminal Senen (1R), Blok M-Tanah Abang (1N), dan Ragunan-Blok M (6N).
Pada tahap awal, menurut Syafrin Liputo bus listrik Transjakarta akan melintas di rute non-BRT (Bus Rapid Transit) atau non koridor. Jam operasional mulai dari pukul 06.00-21.00 WIB.
Selain itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menargetkan 50 persen armada bus Transjakarta menggunakan tenaga listrik pada 2025. Langkah ini merupakan visi pemerintah dalam menyambut era elektrifikasi di masa mendatang.
Anies menjelaskan bahwa armada Transjakarta merupakan ‘pilot project’ dalam upaya Jakarta menekan emisi karbon yang dihasilkan kendaraan bermotor. Mengingat, target besar pemerintah Indonesia adalah menjadikan Jakarta bebas emisi kendaraan pada 2050.
Pada Selasa (8/3), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaksanakan Inagurasi Layanan Bus Listrik pertama di Indonesia bagi rute Transjakarta. Sebanyak 30 Bus Listrik Jakarta kini siap dipoperasikan pada rute Bundaran Senayan – Senen untuk mempermudah mobilitas Warga DKI Jakarta. pic.twitter.com/qQd9LD42F6
— Dinas Perhubungan DKI Jakarta (@DishubDKI_JKT) March 9, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
