Keamanan dunia sedang terancam terutama setelah Rusia melakukan operasi militer di Ukraina untuk mencegah negara bekas bagian dari Uni Sovyet untuk menjadi anggota NATO dan Ukraina resmi menjadi bagian dari Negara Rusia.
Sebelum Rusia melakukan operasi militer di Ukraina, negara itu sudah menyampaikan proposal ke Amerika Serikat dan negara-negara anggota NATO agar menghentikan ekspansi mereka ke negara-negara bekas Uni Sovyet sebanyak 15 negara bagian yang menyatakan merdeka pasca bubarnya Uni Sovyet 1991. Akan tetapi, proposal negara beruang merah itu ditolak. Sebelum itu, sudah beberapa negara eks negara bagian Uni Sovyet yang bergabung ke NATO.
Rencana Ukraina bergabung ke NATO sangat merisaukan Rusia karena Ukraina berbatasan langsung dengan Rusia. Putin membayangkan kalau Ukraina bergabung dengan NATO, maka pertahanan dan keamanan Rusia terancam karena Amerika Serikat dan NATO bisa membuat pangkalan militer di Ukraina yang sangat mengancam pertahanan dan keamanan Rusia.
Ada kekhawatiran potensi bencana nuklir akibat konflik Rusia-Ukraina. Beberapa ahli berargumentasi mengenai ancaman ini. Baca selengkapnya dalam #Analisis #CNNIndonesia: https://t.co/XgUfP6CnSQ pic.twitter.com/jzeEjP90S6
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) March 11, 2022
Untuk diketahui, negara-negara di Eropa dan di seluruh dunia, sedang mempertimbangkan untuk memperluas anggaran pertahanan untuk memenuhi prospek keamanan yang semakin tidak pasti. https://t.co/VSqeEYvxXR
— VOI.id (@voidotid) March 11, 2022
Konflik Ukraina dan Rusia
Oleh karena tidak ada respon positif Amerika Serikat dan negara-negara anggota NATO atas proposal Rusia, maka Rusia melakukan operasi militer yang disebut barat sebagai invasi.
Pengertian invasi tidak lain adalah aksi militer di mana angkatan bersenjata suatu negara memasuki daerah yang dikuasai oleh suatu negara lain, dengan tujuan menguasai daerah tersebut atau mengubah pemerintahan yang berkuasa.
Rusia menolak istilah invasi, tetapi operasi militer untuk tujuan menurut Rusia melakukan demiliterisasi dan de-Nazifikasi.’
Apapun namanya, aksi militer Rusia terhadap Ukraina telah menimbulkan perang yang berakibat banyaknya nyawa melayang, harta benda dan kerusakan berbagai bangunan publik serta pengungsian besar-besaran merupakan bukti bahwa dunia dalam keadaan tidak aman. Pertahanan dan keamanan sedang terancam dan adanya potensi perang dunia.
Permasalahan yang dihadapi, bukan saja aksi militer Rusia terhadap Ukraina, tetapi perseteruan di Timur Tengah antara Iran dengan Israel, Hamas dan Hizbullah dengan Israel, invasi Amerika Serikat dan sekutunya terhadap Irak, Libya yang belum menghadirkan perdamaian. Selain itu, permasalahan Suriah dan Yaman yang terus menimbulkan korban nyawa dan harta benda yang tidak habis-habisnya, belum lagi ancaman China terhadap Taiwan, dan berbagai permasalahan lainnya.
Selain itu, permasalahan dalam negeri seperti masalah Papua yang terus bergolak yang mengakibatkan banyak warga sipil, tentara dan OPM yang meninggal dunia.
Rusia vs Ukraina, Bayang-bayang 'Kiamat Nuklir' dan Perang Dunia III https://t.co/OUQWsPQ7XQ
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) March 10, 2022
Perang antara Rusia dan Ukraina Meluas ke Asia https://t.co/0q1JpBllVc
— Keuangan News (@keuangannews_id) March 11, 2022
Perkuat Militer Indonesia
Sebagai sosiolog yang mengamati fenomena di berbagai negara di dunia, khususnya operasi milter Rusia terhadap Ukraina, saya berpendapat bahwa akhirnya yang bisa melindungi negara kita adalah bangsa Indonesia sendiri.
Pilar pelindung negara republik Indonesia, menurut saya, pertama, adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI). Oleh karena itu, TNI harus terus-menerus diperkuat. Yang diperkuat adalah ketrampilan dalam perang, kekuatan pisik, mental dan keahlian lainnya serta kesejahteraan mereka dan keluarganya.
Kedua, peralatan militer sebagai alat untuk berperang. Pengalaman perang antara Rusia dengan Ukraina, menunjukkan bahwa selain tentara yang kuat dan profesional, juga memiliki persenjataan yang modern dan canggih.
Oleh karena itu, TNI harus memiliki berbagai peralatan canggih termasuk pesawat tempur mutakhir yang dibeli Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Hal tersebut patut diapresiasi.
Ketiga, wajib militer penting dilakukan kepada pemuda-pemudi Indonesia (mulai SMA-Perguruan Tinggi) karena kalau terjadi invasi militer seperti yang di alami Ukraina, maka rakyat yang tidak pernah menjalani pendidikan militer sejak di SMA sampai perguruan tinggi, tidak akan bisa diharapkan memanggul senjata untuk berperang melawan musuh demi mempertahan negara republik Indonesia.
Keempat, kemanunggalan TNI dan Rakyat. Masalah tersebut penting dibangun untuk mewujudkan kekuatan nasional yang kuat dan tangguh.
Kelima, kemanunggalan POLRI dengan rakyat. Hal tersebut sangat penting karena rapuh persatuan dan kesatuan jika tidak manunggalnya POLRI dan rakyat. Persatuan dan kesatuan akan lemah, jika rakyat merasa bahwa Polri tidak mengayomi rakyat. Tidak saja persatuan dan kesatuan terganggu, tetapi stabilitas keamanan rapuh. Jika keamanan tidak kukuh dan solid, maka jika ada invasi militer di Indonesia apapun motifnya, Indonesia sulit dipertahankan.
Oleh karena itu, konsep kemanunggalan TNI dengan rakyat, serta kemanunggalan POLRI dengan rakyat harus dibangun sebagai upaya membangun kekuatan pertahanan Indonesia yang kuat, solid dan hebat.
Waspada Perang Meluas, Australia Bangun Pangkalan Kapal Selam Nuklir Rp107 Triliun
#Sindonews #BukanBeritaBiasa .https://t.co/hoZ4jQntWE
— SINDOnews (@SINDOnews) March 7, 2022
Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan, Kamis (10/3), ia akan memperkuat aliansi dengan Amerika Serikat, membangun militer yang kuat dan dengan tegas mengatasi provokasi Korea Utara. https://t.co/HMuSYRtVVY
— VOA Indonesia (@voaindonesia) March 10, 2022
Diplomasi Pertahanan
Menurut saya yang awam dalam dunia militer, diplomasi pertahanan yang sangat efektif adalah memperkuat militer Indonesia dengan persenjataan yang kuat dan canggih.
Sebagai contoh, Republik Islam Iran, yang sangat dibenci oleh Amerika Serikat dan Israel, tetapi kedua negara itu tidak berani mengambil resiko untuk menghancurkan Republik Islam Iran. Paling yang bisa dilakukan Amerika Serikat ialah melakukan embargo ekonomi dan segala macam untuk melemahkan negara Mullah itu, tetapi faktanya tidak efektif untuk menaklukkannya karena kuatnya persatuan, hebatnya persenjataan dan pertahanannya. Negara itu bisa survive dengan kekuatannya sendiri.
Menurut saya, diplomasi pertahanan, akan membuahkan hasil yang menguntungkan bagi bangsa indonesia jika di dalam negeri terbangun kekuatan berupa kemanunggalan TNI-rakyat, POLRI-rakyat.
Selain itu, TNI sebagai tiang menyanggah dan pengaman seluruh wilayah republik Indonesia, memiliki ketrampilan berperang yang hebat, mempunyai persenjataan yang lengkap, modern dan canggih, serta kuat persatuan dan kesatuan seluruh bangsa Indonesia.
Kalau semua negara mengakui bahwa Indonesia kuat, bersatu dan memiliki angkatan perang yang hebat dengan persenjataan yang hebat pula, maka tidak ada negara di dunia yang berani melakukan operasi militer, invasi atau apapun juga namanya, karena negara yang mau melakukan operasi militer atau invasi militer, akan berpikir seribu macam pertimbangan, karena resikonya amat berat dan bakal menimbulkan kerugian yang besar.
Semoga tulisan memberi manfaat bagi seluruh bangsa Indonesia.
Saat kunjungan kerja ke Arab Saudi, Menhan Prabowo Subianto disambut hangat oleh HRH Pangeran Khalid bin Salman di Riyadh. Diplomasi pertahanan Menhan ke negara tersebut untuk membahas peningkatan kerja sama pertahanan, khususnya industri pertahanan dan pendidikan. pic.twitter.com/tZrd58USTk
— kumparan (@kumparan) March 9, 2022
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto @prabowo disambut hangat oleh Pangeran sekaligus Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi, His Royal Highness Pangeran Khalid bin Salman @kbsalsaud pada undangan yang berlangsung Senin (7/3) di Riyadh. 🇮🇩🇸🇦 pic.twitter.com/fYslVlQ4Wp
— Kemhan RI (@Kemhan_RI) March 8, 2022
Συνάντηση ΥΕΘΑ Νικόλαου Παναγιωτόπουλου με τoν Υπουργό Άμυνας της Ινδονησίας Πραμπόουο Σουμπιάντο @npanagioto @ChiefHNDGS https://t.co/Z79XuFE6Ak pic.twitter.com/oMprHZWd5q
— Υπουργείο Εθνικής Άμυνας (@Hellenic_MOD) March 11, 2022
Fadli Zon Sebut Diplomasi Parlemen Punya Peran Strategis Perkuat Kerja Sama Indonesia-Iran
Klik untuk baca: https://t.co/j1D88a09xx
— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) March 11, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
