Mahathir Mohamad adalah Perdana Menteri Malaysia 1981-2003 dan tahun 2018-2020.
Tun Mahathir Mohamad merupakan politisi yang sangat hebat dan sukses membawa Malaysia ke era kemajuan. Ia menjadi Perdana Menteri Malaysia 1981-2003. Pasca Pemilu (Pilihan Raya) ke-14 kembali menghantarkan Tun Mahathir menjadi Perdana Menteri Malaysia ke-2 kali (2018-2020).
Ketika terjadi pengkhianatan anggota (ahli) parlimen dari Parti Pribumi Malaysia Bersatu (PPBM) dan Parti Keadilan Rakyat (PKR), mereka keluar dan mendirikan Perikatan Nasional bersama anggota parlemen dari UMNO, pemerintahan yang dipimpin Tun Mahathir jatuh ditengah jalan, yang melahirkan pemerintahan tidak stabil. Selain itu, Malaysia seperti halnya Indonesia dilanda pandemi Covid-19, mengakibatkan pembangunan mengalami ketertinggalan.
Merespon ketertinggalan pembangunan Malaysia, Tun Mahathir yang telah berumur 96 tahun mengemukakan pandangannya di Twitter:
I am prepared to accept that, in terms of development, Malaysia has fallen behind Indonesia and Vietnam lately. Of course we have always been behind Singapore. (18/4/2022)
MALAYSIA TODAY
1. I am prepared to accept that, in terms of development, Malaysia has fallen behind Indonesia and Vietnam lately. Of course we have always been behind Singapore.[a thread]
— Dr Mahathir Mohamad (@chedetofficial) April 18, 2022
Pendapat Tun Mahathir tersebut, banyak dikutip media di Indonesia terutama media online.
Pengakuan Mahathir Mohamad bahwa pembangunan negaranya tertinggal dibandingkan Indonesia dan Vietnam disampaikan melalui cuitan akun Twitter resminya @chedetofficial, pada Senin, 18 April 2022 banyak dikutip media di Indonesia terutama media online.
Mahathir Mohamad mengakui bahwa negaranya tertinggal dari sejumlah negara di ASEAN, termasuk Indonesia. #TempoBisnis https://t.co/0HpoeSmgjP
— TEMPO.CO (@tempodotco) April 19, 2022
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad menyinggung soal Indonesia dalam pernyataan terbarunya saat membahas pembangunan. https://t.co/CntnacaHHP
— detikcom (@detikcom) April 18, 2022
Kemajuan Dalam Pembangunan
Mahathir dalam cuitannya di Twitter menerima kenyataan dari aspek pembangunan, belakangan negaranya tertinggal dari Indonesia dan Vietnam. “Tentu saja kami selalu berada di belakang Singapura,” kata Pedana Menteri Malaysia 1981-2003 dan 2018-2020.
Pembangunan pisik harus diakui bahwa Indonesia mengalami kemajuan, walaupun bukan tanpa resiko karena dana pembangunan pada umumnya dari utang.
Selain itu, Mahathir juga terkejut bahwa negaranya juga tertinggal oleh sejumlah negara di Afrika. “Saya terkejut ketika menemukan bahwa kami juga berada di belakang beberapa negara Afrika,” kata Mahathir.
2. But I was shocked when I discovered that we are also behind some African countries. We are not prepared to use the latest technology to achieve efficiency and limit corruption. We reject this technology because it may expose the wrong doings of our Members of Parliament.
— Dr Mahathir Mohamad (@chedetofficial) April 18, 2022
Penggunaan Teknologi Dalam Pembangunan
Mahathir mengatakan, negaranya tertinggal dari aspek pembangunan dibandingkan negara ASEAN dan Afrika lantaran ketaksiapan Malaysia menggunakan teknologi terkini. Mahathir mengatakan, Malaysia menolak teknologi karena akan mengungkap kesalahan anggota parlemen. Padahal, menurut dia, teknologi bisa mencapai efisiensi dan membatasi korupsi.
“Saya diberi tahu, jika kita mengadopsi teknologi baru, ini akan ada protes keras dari anggota DPR. Tampaknya banyak dari mereka yang terlibat dalam bisnis ekspor dan impor,” ucap Mahathir.
Akibat penolakan menggunakan teknologi, kata Mahathir, Malaysia terus merugi. Malaysia tak menggunakan tata cara pengelolaan pembangunan yang lebih baik. Sedangkan di Afrika, negara-negara di sana menghemat miliaran dolar karena manajemen yang baik.
Ketertinggalan dalam pembangunan, menurut Tun Mahathir tak perlu malu. “Seharusnya tidak perlu merasa malu karena dilampaui oleh Indonesia, Vietnam dan negara-negara di Afrika. “Bukankah kita telah diberitahu bahwa mencuri uang pemerintah bukanlah sesuatu yang kita harus merasa malu. Jika bos kita melakukannya (korupsi), tidak apa-apa.”
Pernyataan Tun Mahathir untuk menyindir korupsi di Malaysia. Mahathir berkomentar ketika mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dituding menerima aliran dana dari proyek 1MDB.
#NSTnation The much-awaited debate between Opposition Leader Datuk Seri Anwar Ibrahim and embattled former prime minister Datuk Seri Najib Razak will happen on May 12, about a week after the #HariRaya celebration. https://t.co/jeS5WfoAdd
— New Straits Times (@NST_Online) April 17, 2022
#kualalumpur Polis tidak menerima sebarang permohonan permit bagi penganjuran Debat Perdana antara bekas Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Razak dan Presiden Parti Keadilan Rakyat, Datuk Seri Anwar Ibrahim.https://t.co/Xju5VKl3I9
— Harian Metro (@hmetromy) April 19, 2022
Hati-hati Tidak Terjerat Utang
Bangsa Indonesia patut bersyukur karena Tun Mahathir Mohamad mengakui bahwa Indonesia mengalami kemajuan dalam pembangunan.
Saya menduga, Tun Mahathir merujuk kepada kemajuan pembangunan pisik yang dilaksanakan oleh pemerintahan Presiden Jokowi.
Akan tetapi, pemerintah khususnya Kementerian Keuangan RI harus ekstra hati-hati dalam mengelola keuangan negara.
Pertama, utang Indonesia sudah sangat besar jumlahnya. Pengelolaannya harus ekstra hati-hati jangan sampai Indonesia tidak bisa bayar utang seperti Sri Lanka yang gagal bayar utang ke China.
Kedua, beban bunga dari utang amat besar jumlahnya. Muhammad Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 mengatakan bahwa Presiden RI berikutnya harus memiliki kemampuan besar dan tahan banting karena bunga utang RI Rp 400 triliun.
Ketiga, kondisi ekonomi global pasca pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia dengan Ukraina, menimbulkan problematika politik dan ekonomi yang tidak mudah. Kehati-hatian dalam berutang sangat penting supaya Indonesia terhindar dari jebakan utang.
Oleh karena itu, pembangunan yang menguras dana APBN harus sangat selektif dan hati-hati supaya bangsa Indonesia selamat dari gagal bayar utang dan rakyat Indonesia terus mengalami kemajuan dan kemakmuran.
Jusuf Kalla menyebut tantangan yang akan dihadapi calon presiden pengganti Jokowi pada 2024 adalah harus bisa membayar utang pemerintah yang bernilai triliunan rupiah. #TempoBisnis https://t.co/dX5stUIz9w
— TEMPO.CO (@tempodotco) April 18, 2022
Sri Lanka Bangkrut Terlilit Utang RRC, Akankah Indonesia Menyusul? https://t.co/by8pIV6JGC
— Keuangan News (@keuangannews_id) April 16, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
