Mudik merupakan perjalanan spiritual menjelang dan pasca puasa bulan Ramadhan. Tahun 1443 H/2022 yang mudik luar biasa ramainya. Hal itu terjadi karena tahun 2020 dan 2021, pemerintah melarang mudik lebaran Idul Fitri untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Alhamdulillah tahun 1443 H/2022 M. pemerintah membolehkan rakyat Indonesia untuk mudik lebaran Idul Fitri, setelah selama dua tahun tidak dibolehkan mudik.
Hasil survei Litbang Kementerian Perhubungan RI menyebutkan bahwa jumlah mudik tahun 2022 di prediksi sebanyak 85 juta orang.
Ramainya rakyat yang mudik berpotensi lalai menjaga keselamatan. Tidak saja keselamatan rumah yang ditinggal, tetapi juga keselamatan dalam perjalanan mudik. Pada hal keselamatan merupakan prioritas utama dalam perjalanan mudik.
Mudik adalah tradisi masyarakat menjelang lebaran. Istirahat menjadi penting saat mudik untuk menghindari kelelahan. Begini tips mudik sehat agar tak tumbang. https://t.co/noPavcro79
— detikcom (@detikcom) April 29, 2022
Tradisi mudik ternyata tidak hanya dilakukan di Indonesia. https://t.co/iBZ87vk1tc
— Republika.co.id (@republikaonline) May 1, 2022
Nikmati Perjalanan Mudik
Mudik merupakan peristiwa budaya yang bersumber dari ajaran agama Islam. Karena itu, mudik harus diniatkan untuk ibadah dan sejatinya dinikmati selama perjalanan mudik.
Mudik mulai marak dilakukan pada saat Kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram adalah merupakan kerajaan Islam yang besar di Nusantara yang mencapai puncak kejayaannya (11613-1646 M).
Pada masa itu, menurut para sejarawan, kerajaan Mataram tidak hanya wilayah kekuasaannya yang disebut sekarang Indonesia, tetapi sampai di Sri Langka, Patani (Thailand), Singapura, Malaysia dan Brunai Darussalam.
Pada setiap lebaran idul Fitri, banyak rakyat dan bahkan pejabat kerajaan kembali ke kampung halamannya untuk lebaran Idul Fitri sambil bersilaturrahim dan ziarah ke makam para leluhur.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya 17 Agustus 1945, mulai marak mudik sekitar tahun 1970-an pada saat pemerintah Orde Baru mencanangkan pembangunan yang memfokuskan Trilogi Pembangunan yaitu Pertumbuhan, Stabilitas dan Pemerataan. Pertumbuhan ekonomi mulai digenjot di kota kemudian di desa.
Rakyat dari berbagai daerah dan desa berbondong-bondong datang ke kota untuk mencari pekerjaan dan bersekolah.
Setelah mereka mendapatkan pekerjaan dan sukses di perantauan, setiap tahun menjelang akhir puasa Ramadhan, mereka pulang kampung yang kemudian dikenal dengan istilah mudik. Tujuannya untuk lebaran Idul Fitri di kampung halaman sambil bersilaturrahim – meminta maaf kepada kedua orang tua dan keluarga di kampung, ziarah ke makam leluhur, dan refreshing.
Mudik dilakukan antara lain alasannya, karena ada Hadis Nabi Muhammad SAW:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barang siapa puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan perhitungan, Allah mengampuni dosa-dosanya yang terdahulu.”
Umat Islam mengimani bahwa mereka yang sudah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan, ketaqwaan serta perhitungan, Allah mengampuni dosa-dosanya. Akan tetapi, dosa terhadap orang tua, sanak keluarga dan handai taulan tidak akan diampuni oleh Allah, sebelum mereka saling maaf-memaafkan.
Keyakinan umat Islam tersebut, kemudian diimplementasikan dengan silaturrahim pasca Hari Raya Idul Fitri yang dikenal dengan Halal Bihalal di kantor, di Masjid, Majelis Ta’lim dan diberbagai tempat.
Untuk mewujudkan silaturrahim, umat Islam yang merantau mudik menjelang lebaran atau pasca Shalat idul Fitri.
Pada H-1 Lebaran 2022, suasana di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, tampak lebih ramai dari biasanya. Hari ini tercatat ada kenaikan jumlah penumpang yang hendak mudik di Stasiun Gambir.https://t.co/5ZCpjGDffI
— detikcom (@detikcom) May 1, 2022
Pelabuhan Merak mengalami lonjakan pemudik jelang lebaran https://t.co/MPoGbyvNxw
— Republika.co.id (@republikaonline) May 1, 2022
20 Tips Mudik Selamat
Dalam rangka mudik lebaran, sebagai sosiolog saya terpanggil untuk mencegah berbagai musibah yang dialami pemudik dengan memberikan 20 Tips Mudik Selamat.
1. Periksa semua perangkat listrik di rumah dan matikan kulkas dan lampu, kecuali lampu di teras (depan) yang dihidupkan.
2. Tutup pintu dan jendela serta semua bagian yang memungkinkan orang luar masuk ke dalam rumah untuk mengambil barang.
3. Titip rumah ke tetangga dan Satpam. Jika Ketua RT tidak mudik, titip juga ke Ketua RT.
4. Periksa mobil atau motor ke bengkel sebelum melakukan perjalanan jauh.
5. Isi bensin full tangki sebelum mudik.
6. Cek List semua keperluan yang akan dibawa mudik.
7. Makan yang cukup dan minum vitamin sebelum mudik.
8. Baca doa sebelum berangkat mudik.
9. Jangan ngebut jika bawa kendaraan sendiri. Jika naik bus, ingatkan sopir supaya tidak ngebut.
10. Jangan mengemudikan kendaraan jika sedang mengantuk.
11. Jaga jarak kendaraan anda dengan kendaraan orang lain setidaknya 3-5 meter untuk menghindari tabrakan.
12. Baca doa atau baca Alqur’an Sepanjang perjalanan.
13. Mampir ke rest area untuk istirahat sejenak jika mengalami kelelahan.
14. Sabar jika mengalami macet dalam perjalanan mudik.
15. Taati Peraturan Lalu lintas.
16. Baca terus doa dan istigfar selama dalam perjalanan mudik baik di pesawat, kapal laut maupun perjalanan di darat.
17. Kunci mobil atau motor jika berhenti rest area.
18. Jaga barang jika berhenti di rest area, karena ditengah keramaian saat mudik tidak tertutup kemungkinan ada pencuri.
19. Jaga stamina dalam perjalanan jauh.
20. Jangan menahan kencing dan buang air besar.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pemudik. Selamat mudik dan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 H.
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ وَ تَقَبَّلْ ياَ كَرِيْمُ
Taqabbalallahu Minna Wa Minkum
Semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kami dan (puasa dan amal) dari kalian.
Bagi pelanggan yang ingin melaksanakan Salat Idulfitri 1443 H di Jakarta International Stadium (JIS), Transjakarta mengoperasikan layanan gratis (pulang pergi) yang dapat dilihat pada tweet berikut ini
https://t.co/KnMRJd65Tg— Transportasi Jakarta (@PT_Transjakarta) May 1, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
