Jakarta telah dicanangkan oleh Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta sebagai global city (kota global). Jakarta Go Global, Jakarta mendunia harusnya dijadikan acuan, prime mover pertumbuhan ekonomi dan investasi Indonesia.
Ciri-ciri global city menurut saya, setidaknya ada enam aspek.
Pertama, kotanya rindang ditumbuhi pepohonan, ada open space sebagai paru-paru kota, aman dan nyaman.
Kedua, masyarakatnya berpendidikan, maju, terbuka, rasional dan toleran.
Ketiga, memiliki sarana olahraga dan alun-alun terbuka sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi.
Keempat, masyarakatnya memiliki pekerjaan dan pandangan hidup yang lebih rasional dan terbuka.
Kelima, memiliki gedung pemerintahan, perkantoran, tempat hiburan, tempat hunian masyarakat kecil, menengah dan elit.
Keenam, memiliki transportasi massal yang baik dan bus-bus listrik yang tidak menghadirkan polusi serta tempat pedestarian yang luas dan nyaman.
Jakarta International Stadium (JIS) memberikan keramahan serta kemudahan akses bagi teman-teman disabilitas.
Pada partai final laga International Youth Championship (IYC) 2021, teman-teman disabilitas turut menyaksikannya secara lansung.https://t.co/PrHgQwOyrE#StadionKita pic.twitter.com/D9hMynaOE8
— Pemprov DKI Jakarta #PPKMLevel2 (@DKIJakarta) May 11, 2022
Alhamdulillah, satu lagi janji akan ditunaikan, dengan peletakan batu pertama pembangunan Kampung Susun Bayam.
Bukan sekadar hunian, tetapi juga penghidupannya direncanakan bersama warga.#KampungSusunBayam#PenataanKampung#JakartaInternationalStadiumhttps://t.co/6Vxjfe1WGw pic.twitter.com/HFKtAZMdXO
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) May 8, 2022
Sahabat Tije, tahukah kamu?
Tidak ada batasan usia anak untuk naik Transjakarta dengan syarat didampingi oleh orang tua yang sudah divaksin.
Jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan saat naik Transjakarta ya, Sahabat TiJe! pic.twitter.com/iLIa9qrqUP
— Transportasi Jakarta (@PT_Transjakarta) May 4, 2022
Jakarta Go Global, Jakarta Mendunia
Jakarta yang dicanangkan sebagai global city, suka tidak suka dan mau tidak mau harus dipacu sehingga menjadi penggerak utama (Prime Mover) pertumbuhan ekonomi nasional.
Untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Jakarta, salah satu sarananya adalah mendorong hadirnya investasi internasional.
Jakarta dan Indonesia setelah dua tahun mengalami hantaman pandemi Covid-19, kita bersyukur pandemi Covid bisa dikendalikan, sehingga ekonomi yang sempat terpuruk, harus didorong kembali untuk bangkit dan maju melalui investasi.
Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta dalam lawatannya di London, Inggris, dalam pertemuannya dengan Lord Mayor of City London di Mansion House telah membahas potensi investasi internasional untuk beberapa agenda pembangunan Jakarta, khususnya dalam rangka mencapai target Net Zero Emission di 2050.
Selain itu, Gubernur Anies juga melakukan pertemuan bilateral dengan CEO of Bloomberg New Energy Finance (Bloomberg NEF) Mr. John Moore di Bloomberg European Headquarters, London.
Target kota Jakarta menurut Anies adalah mencapai zero Emission pada tahun 2050. Khususnya melalui kebijakan sustainable mobility, pengembangan pedestarian, jalur sepeda, integrasi transportasi publik multi moda, target elektrifikasi 50% armada Transjakarta pada tahun 2025, dan elektrifikasi seluruh armada Transjakarta pada tahun 2030, maupun kebijakan terkait lainnya.
BloombergNEF diharapkan dapat mengarahkan investasi dan memberikan ide-ide yang dapat mempercepat transisi tersebut di Jakarta dan Indonesia pada umumnya. Hasil pertemuan tersebut ditindaklanjuti dengan penandatanganan MOU antara PT Transjakarta dengan BloombergNEF.
Menjadi pembicara utama dalam Indonesia Executive Roundtable di Bloomberg European HQ, London.
Berdiskusi mengenai peluang dan tantangan perkotaan dalam penanganan krisis iklim. Sekaligus penandatanganan MoU kerja sama @PT_Transjakarta & @BloombergNEF.https://t.co/QvPpAUM73A pic.twitter.com/ewdlmQAOWb
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) May 15, 2022
Sebuah kehormatan dapat bertemu dengan Lord Mayor of the City of London, The Rt Hon. Vincent Keaveny (Alderman).
Pertemuan yang hangat di Mansion House kemarin, kami membahas potensi investasi internasional untuk beberapa agenda pembangunan di Jakarta.https://t.co/Vtahn95ScL pic.twitter.com/1cB4GDFn9h
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) May 14, 2022
Pertemuan produktif dengan Menteri Perdagangan Internasional Inggris, The Right Honourable Anne-Marie Trevelyan MP.
Kami membahas pengembangan hubungan kerja sama untuk mendukung Kota Jakarta mencapai target Net Zero Emissions pada tahun 2050…https://t.co/Zak5XvGQHx pic.twitter.com/aUfuhX5UCg
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) May 13, 2022
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan keniscayaan. Untuk menghadirkan pertumbuhan ekonomi di Jakarta dan Indonesia pada umumnya, harus didorong investasi dari dalam negeri dan investasi internasional.
Investasi dalam negeri melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi internasional melalui Penanaman Modal Asing (PMA) sejatinya memberi manfaat antara lain:
Pertama, untuk mendorong terbukanya lapangan kerja, yang setiap tahun lahir pencari kerja baru sekitar 2,5 juta orang.
Kedua, untuk mewujudkan pemerataan pembangunan.
Ketiga, untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi di Jakarta dan Indonesia.
Keempat, untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Jakarta dan Indonesia.
Kelima, untuk mewujudkan stabilitas sosial, ekonomi dan keamanan.
Bank Indonesia: Perputaran Uang di Jakarta Selama Ramadan Mencapai Rp 30 T https://t.co/ihu6FxclDq #TempoMetro
— TEMPO.CO (@tempodotco) May 12, 2022
Anies Baswedan bersama PT MRT Jakarta memaparkan rencana pembangunan fase 3 dan fase 4 (East-West line) saat melakukan kunjungan kerja di Eropa. https://t.co/Ppn1BAje1V
— detikcom (@detikcom) May 15, 2022
Warga DKI Jakarta berbondong-bondong mengunjungi Tebet Eco Park. Tak hanya itu, beberapa warga lainnya dari luar Jakarta juga berwisata di MRT. https://t.co/MdNd0EY9a8
— detikcom (@detikcom) May 5, 2022
Investasi Yang Tidak Beri Manfaat
Investasi asing dalam rangka penanaman modal asing (PMA) tidak semuanya memberi manfaat bagi Indonesia.
Adapun ciri-ciri investasi yang tidak memberi manfaat bagi Jakarta dan Indonesia antara lain:
Pertama, membawa modal untuk investasi di Indonesia.
Kedua, membawa teknologi untuk investasi di Indonesia.
Ketiga, membawa mesin untuk investasi di Indonesia.
Keempat, membawa tenaga kerja dari negara mereka.
Kelima, membawa makanan dari negara mereka.
Keenam, tidak membayar pajak di daerah.
Investasi semacam ini harus di stop karena lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Pasal 33 ayat (2) UUD 1945 menegaskan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Model investasi yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir ini, melanggar UUD 1945 karena tidak memberi manfaat untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Semoga investasi asing yang diperjuangkan Gubernur Anies Baswedan, memberi manfaat dan keuntungan bagi investor, negara asal investor, Jakarta dan Indonesia sebagai tujuan investasi.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
