Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini adalah yang ke-114. Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional, saya menurunkan tulisan yang diberi judul “Kebangkitan Nasional Pilar Utamanya Pendidikan.”
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional bertepatan dengan hari lahir Budi Utomo 20 Mei 1908. Organisasi Budi Utomo didirikan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, yang mengubah metode perjuangan rakyat Indonesia yang awalnya bersifat fisik kemudian melalui pendidikan. Semula perjuangan bersifat kedaerahan kemudian dikembangkan bersifat nasional.
Sebelum lahir Budi Utomo, telah lahir Sarikat Dagang Islam (SDI) pada 16 Oktober 1905 yang didirikan di Solo oleh H. Samanhudi. Serikat Dagang Islam ini merupakan organisasi perjuangan kaum pribumi dalam upaya memajukan ekonomi kaum pribumi.
Sesudah berdiri Serikat Dagang Islam kemudian berdiri Budi Utomo 20 Mei 1908 di Jakarta yang didirikan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, kemudian berdiri Muhammadiyah 18 November 1912 di Yogyakarta oleh KH. Ahmad Dahlan, lalu berdiri Persatuan Islam (Persis) 12 September 1923 di Bandung yang didirikan oleh Haji Zamzam, Haji Muhammad Yunus dan Ahmad Hassan, kemudian Nahdlatul Ulama didirikan di Surabaya pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M oleh KH. Hasyim Asy’ari.
Selain itu, berdiri pula berbagai organisasi yang berjuang di bidang ekonomi, politik, sosial dan keagamaan untuk menghimpun kekuatan guna mewujudkan kemerdekaan Indonesia dari cengkeraman penjajahan.
Kelahiran Budi Utomo yang dijadikan sebagai tonggak Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia, spiritnya harus terus ditumbuh-kembangkan untuk bangkit bersama membangun Indonesia.
Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei tak lepas dari organisasi Budi Utomo. Siapa saja tokohnya dan apa pendorongnya? https://t.co/IneCzz4yBn
— detikcom (@detikcom) May 18, 2022
Bangkitkan semangat nasionalisme untuk memajukan negeri. Memperingati Hari Kebangkitan Nasional. #CNNIndonesia pic.twitter.com/IQLG84tK5T
— CNN Indonesia Daily (@CNNIDdaily) May 20, 2022
Kebangkitan Nasional Pilar Utamanya Pendidikan
Hari Kebangkitan Nasional yang kita peringati tahun ini, menurut saya pilar utamanya adalah pendidikan.
Pendiri Serikat Dagang Islam (SDI) kemudian berubah menjadi Sarikat Islam merupakan seorang tokoh yang bernama Samanhudi yang berpendidikan, walaupun tidak sarjana. Waktu kecil, ia memperoleh pendidikan agama Islam dan pendidikan umum di Sekolah Dasar Bumiputera kelas satu di Surabaya. Samanhudi tidak hanya belajar di sekolah dan otodidak, tapi juga bekerja dengan berdagang. Dengan bekal ilmu yang diperoleh, Samanhudi terjun ke dunia perdagangan (batik).
Kemudian pendiri Budi Utomo Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah seorang terpelajar dalam bidang kedokteran. Dengan pendidikan tinggi yang diperoleh, telah menginspirasi Dr. Wahidin untuk membuat peta perjuangan, tidak hanya perjuangan pisik untuk mewujudkan kemerdekaan, tetapi dengan melalui pendidikan dan jalan diplomasi.
Begitu juga pendiri Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama adalah ulama yang pernah menimba ilmu pengetahuan di Makkah. Dengan pendidikan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Makkah serta interaksi sosial dengan para pelajar dari berbagai negara, sekembali mereka di tanah air, lalu mendirikan organisasi keagamaan sebagai wadah pembinaan umat dan sarana perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Untuk menutup arah perjuangan agar tidak dicurigai penjajah, kedua tokoh tersebut menggunakan nama organisasi yang didirikan dengan nama Muhammadiyah yang berarti pengikut Nabi Muhammad SAW, dan Nahdlatul Ulama yang berarti kebangkitan Ulama.
Di lihat dari para pendiri Sarikat Dagang Islam yang kemudian berubah menjadi Sarikat Islam, Budi Utomo, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam dan berbagai organisasi lainnya, saya menegaskan bahwa pilar utama Kebangkitan Nasional adalah pendidikan.
Jika bangsa Indonesia ingin mewujudkan kebangkitan nasional yang membawa kemajuan seluruh bangsa Indonesia, maka harus mempunyai pendidikan yang merata bagi seluruh bangsa Indonesia dan berkualitas.
Adapun jumlah penerima KJMU tahap II pada 2021 mencapai 10.912 mahasiswa. Program ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan akses dan kesempatan kepada mereka untuk belajar di perguruan tinggi. / #Megapolitan #JernihkanHarapanhttps://t.co/do7Qbgq1by
— Kompas.com (@kompascom) February 14, 2022
Kebangkitan itu dimulai dari ruang kelas. Berbagai negara sudah membuktikan bahwa kemajuan bangsa dimulai dari sekolah-sekolah. Seperti yang dirintis oleh mahasiswa-mahasiswa STOVIA pada 20 Mei 1908.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional. pic.twitter.com/FmW0DgE663
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) May 20, 2022
Pentingnya Pendidikan
Pendidikan tidak hanya pilar utama tetapi merupakan kunci kebangkitan nasional bangsa Indonesia yang berkelanjutan.
Melalui pendidikan, rakyat dicerahkan dan disadarkan untuk bangkit melawan penjajah, menentukan nasib sendiri, dan bangkit meraih kemajuan.
Oleh karena itu, pendidikan bagi semua (Education for all) merupakan pilar utama, kunci dan solusi untuk membawa bangsa Indonesia bangkit dan maju.
Pendidikan menurut Ibnu Khaldun (1332-1406) adalah “Penerangan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta berbagai aspeknya pada karya nyata untuk memperoleh rizki menuju kepada masyarakat lebih maju sesuai dengan kecenderungan individu” (Sulaiman, 1987:31-35).
Sedang pendidikan menurut Aristoteles “agar orang dapat hidup baik, maka ia harus mendapat pendidikan. Pendidikan bukanlah soal akal semata-mata, akan tetapi merupakan bimbingan-bimbingan kepada perasaan-perasaan yang lebih tinggi, supaya mengarahkan diri kepada akal, sehingga dapat mengatur nafsu-nafsu.
Ali bin Abi Thalib (599-661 SM) berkata “Sebuah masyarakat yang berpendidikan akan dapat lebih mudah untuk diatur.” Bagi Ali bin Abi Thalib, pendidikan adalah hal yang tidak akan cepat membuat seseorang kenyang. Menurutnya, dua jenis manusia yang tidak akan merasa kenyang adalah para pencari ilmu dan pencari harta.
Namun, tentu akan lebih bermanfaat ketika pencari harta juga sebagai pencari ilmu yang taat, untuk menghindari penyalahgunaan harta untuk hal-hal yang justru tidak baik
Dengan demikian korelasi antara kebangkitan nasional dan pendidikan sangat berkaitan erat bahkan tidak ada kebangkitan nasional tanpa pendidikan.
Akhirnya, saya ucapkan selamat memperingati Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2022 “Ayo Bangkit Bersama, Melalui Pendidikan.”
Pendidikan kunci untuk mengubah nasib. Mrk yg tidak mampu secara ekonomi hrs dibantu dgn memberi beasiswa kpd mereka dlm rangka mewujudkan konsep education for all.
Sila baca berikut ini yg merupakan bukti kepedulian kpd yg tdk mampu.https://t.co/pBWY8hQEIG— Musni Umar (@musniumar) May 13, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
