Salah satu hasil Rapat Kerja Nasional Partai NasDem yang berlangsung dari 15-17 Juni 2022 di JCC ialah pengumuman calon Presiden RI oleh Surya Paloh, Ketua Umum NasDem yaitu Anies Rasyid Baswedan, Andika Perkasa dan Kader PDIP Ganjar Pranowo.
Menurut saya, pengumuman lebih awal calon Presiden RI dari Partai NasDem menunjukkan kecerdasan Surya Paloh dan jajarannya, karena yang ingin dicapai setiap Partai Politik adalah peningkatan elektabilitas partai politik dalam Pemilu dengan meningkatnya secara siginifikan jumlah anggota legislatif terpilih mulai dari DPR RI sampai di DPRD Provinsi, Kabupaten dan kota.
Selain itu, calon Presiden RI yang diusung adalah yang berpotensi menang dalam Pemilu dan terbaik dari yang baik.
Ketum Garda Pemuda NasDem Prananda Surya Paloh menargetkan makin banyak politisi muda NasDem di parlemen. Regenerasi kepemimpinan politik adalah sebuah keniscayaan bagi kelangsungan pemerintah Indonesia.#HeadlineNewsMetroTV #RakernasNasDem #NKRI #PranandaPaloh pic.twitter.com/JW2xlsqO9t
— METRO TV (@Metro_TV) June 18, 2022
Dalam Rakernas Partai NasDem, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyampaikan bahwa negara Indonesia adalah untuk semua orang, bukan untuk satu golongan atau kelompok. Masa depan bangsa tergantung dari cara kita bersikap dan bertindak atas persoalan kebangsaan saat ini. pic.twitter.com/YIXXeGXczL
— METRO TV (@Metro_TV) June 17, 2022
Partai NasDem Umumkan Anies Sebagai Capres
Partai NasDem merupakan satu-satunya partai politik yang lebih awal mengumumkan calon Presiden RI Pemilu 2024.
Pertanyaannya, mengapa Partai NasDem memilih mengumumkan lebih dahulu calon Presiden RI ketimbang membentuk koalisi seperti yang dilakukan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan?
Menurut saya, membentuk koalisi lebih awal tidak memberikan dampak positif bagi peningkatan elektabilitas partai politik yang membentuk koalisi.
Hasil survei sebuah lembaga survei yang sudah dirilis secara luas menunjukkan bahwa PAN dan PPP tetap tidak meningkat elektabilitasnya setelah membentuk koalisi bersama Partai Golkar.
Oleh karena itu, taktik dan strategi yang dipilih Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem dengan mengumumkan secara luas calon Presiden RI pada akhir Rakernas Partai NasDem sangat tepat dan menguntungkan bagi Partai NasDem yang berjuang menjadi pemenang kedua dalam pemilu serentak tahun 2024.
Hanya DPW NasDem Papua Barat dan Kalimantan Timur yang tidak merekomendasikan Anies https://t.co/bMcCk3Ovt7
— Media Indonesia (@mediaindonesia) June 16, 2022
Dipilih NasDem Jadi Bakal Capres 2024, Anies Baswedan: Salam Hormat Bapak Surya Paloh https://t.co/DNecWrFIBo
— Pikiran Rakyat (@pikiran_rakyat) June 18, 2022
Meningkatnya Elektabilitas Partai NasDem, Bagaimana PAN dan PPP?
Sebagai sosiolog saya yakin pasca pengumuman calon Presiden RI yang dilakukan Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem yang mencalonkan Anies Baswedan akan mengubah peta elektabilitas partai politik dalam menyongsong Pemilu 2024.
Setidaknya ada lima alasan, elektabilitas Partai NasDem akan meningkat pasca pengumuman calon Presiden RI pemilu 2024.
Pertama, Anies Baswedan merupakan calon Presiden potensial yang elektabilitasnya konstan dalam tiga besar calon Presiden RI berdasarkan hasil survei berbagai lembaga survei. Dengan dicalonkannya Anies Baswedan menjadi calon Presiden oleh Partai NasDem, maka elektabilitas Partai NasDem akan meningkat.
Kedua, calon Presiden RI yang telah diumumkan Ketua Umum Partai NasDem khususnya Anies Baswedan akan terus menjadi diskursus publik sampai Pemilu 2024. Diskursus publik calon Presiden RI tidak akan pernah tidak menyebut Partai NasDem karena merupakan promotor pertama yang mengumumkan calon Presiden RI. Begitu pula Anies Baswedan akan terus menjadi perbincangan publik.
Ketiga, para pendukung Anies Baswedan di seluruh Indonesia sudah mulai muncul diskursus bahwa partai politik yang mengusung Anies yang tersebar di berbagai partai politik, akan migrasi (berpindah) memilih Partai NasDem dan partai politik lain yang mengusung Anies menjadi calon Presiden 2024.
Keempat, Partai NasDem yang memiliki media seperti Metro TV, Media Indonesia dan media Online lainnya akan terus meliput kegiatan Anies. Jika itu dilakukan, maka akan mengubah opini publik yang menguntungkan Partai NasDem dan Anies Baswedan.
Kelima, saya menduga PAN dan PPP yang sudah bersama Partai Golkar membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), jika koalisi itu mencalonkan calon Presiden RI selain Anies Baswedan, maka pemilih PAN dan pemilih PPP yang merupakan pendukung Anies Baswedan, akan meninggalkan PAN dan PPP dalam Pemilu 2024 dan yang akan mendapat limpahan suara yang bermigrasi adalah Partai NasDem dan partai lain yang mengusung Anies Baswedan dalam Pemilu 2024.
Perhelatan Rapat Kerja Nasional I NasDem 2022 telah mencapai puncaknya.
Kemeriahan dan optimisme mencuat saat Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh menyampaikan orasi politiknya dan membacakan map berisi tiga nama Bacapres RI pada Pilpres 2024 mendatang. pic.twitter.com/GCfLEpyYs4
— Partai NasDem (@NasDem) June 18, 2022
Dukungan NasDem ke Anies Baswedan Memberi Harapan bagi Relawan https://t.co/suXHIwa4XE
— KBA NEWS (@kba_news) June 17, 2022
Mitra Koalisi dan Harapan Baru
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengerti bahwa partainya tidak memenuhi syarat presidential threshold untuk bisa mencalonkan satu pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden, sehingga membutuhkan mitra koalisi untuk mengusung capres.
NasDem beranggapan menurut Surya Paloh bahwa figur capres menjadi bahan pertimbangan penting dalam membangun koalisi. Untuk itu, partai dengan semboyan restorasi itu memutuskan menentukan capres terlebih dahulu.
“Kami tahu diri karena masih punya banyak kelemahan, kami masih kurang persyaratan, tapi kami berikhtiar. Kami menjaga komunikasi kepada seluruh komponen masyarakat secara lebih bijak, secara lebih luwes. Jadi buang itu praktik kesombongan, merasa hebat sendiri, merasa paling mantap sendiri, itu bukan NasDem. Ada urusan apa?,” ujar Surya di JCC Senayan, Jakarta pada Jumat, 17 Juni 2022.
Menurut Surya, partainya tidak pernah merendahkan dan berniat mengurangi rasa hormat kepada siapa pun, baik pribadi maupun kelompok dan institusi.
“Tapi kalau ada yang bersalah sangka kepada kami, maka kami harus arif dan bijaksana. NasDem masih banyak stok senyumnya,” kata dia. “NasDem harus terbiasa dengan humor, dengan canda, dan tertawa.”
Partai NasDem, lanjut dia, ingin membawa suasana politik yang sukaria, bukan saling hina. Surya lantas meminta para kader NasDem tidak meniru gaya berpolitik yang sombong tersebut.
Akhirnya saya tegaskan bahwa mengusung Anies akan menghadirkan dukungan yang besar terhadap partai politik yang mengusungnya karena Anies populer, cerdas, berilmu, berwibawa, dicintai, tidak korupsi, rekam jejaknya baik, pembawa perubahan dan harapan dengan success story berhasil membangun Jakarta sebagai global city yang merupakan legacy yang akan disaksikan generasi berikut sampai puluhan bahkan ratusan tahun seperti JIS, Sirkuit Formula E, TIM dan sebagainya.
Semoga tulisan ini memberi manfaat dalam upaya kita menghadirkan pemimpin Indonesia yang akan membawa perubahan dan menghadirkan harapan bagi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino mendorong @Persija_Jkt untuk dapat memaksimalkan dalam mencari bibit baru dan mengurangi program naturalisasi.https://t.co/Nqgvy6jVVD@wibiandrino @aniesbaswedan #JIS#JakartaInternationalStadium#Persija#WibiAndrino
— Fraksi Nasdem DKI Jakarta (@fraksinasdemjkt) May 10, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
