Partai Gelora Indonesia pada 29 Juni 2022 menyelenggarakan Gelora Talks ke-51 dengan narasumber Qiani, Peneliti Kompas, Ismail Fahmi, Founder Drone Emprit, Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, dan Musni Umar, Rektor Universitas Ibnu Chaldun.
Gianie, peneliti Litbang Kompas mengungkapkan hasil survei Litbang Kompas pada akhir Mei 2022 lalu menunjukkan mayoritas responden (70%) mengkhawatirkan polarisasi terjadi pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Peneliti Litbang Kompas itu memaparkan lebih lanjut bahwa penyebab polarisasi adalah Influencer, Buzzer, Hoax dan kurangnya tokoh elit menyuarakan bahaya polarisasi dalam masyarakat.
Hal tersebut dikemukakan Gianie ketika menjadi narasumber dalam Gelora Talks KH e-51 yang dilaksanakan oleh Partai Gelora Indonesia (29/6/2022).
Sementara itu, Ismail Fahmi, Founder Drone Emprit mengemukakan bahwa isu-isu di media sosial seperti kadrun, Kampret, cebong, buzzerp, masih akan mewarnai perpolitikan di Indonesia.
Pada hal isu-isu tersebut telah menciptakan polarisasi dan rakyat sudah lelah serta muak. Karena itu, Ismail Fahmi yang meraih Ph.D di negeri Belanda mengusulkan dibentuknya kluster baru untuk melawan isu kadrun, kampret, cebong, buzzerp.
🎙GELORA TALKS EDISI #51
📍Tema : POLARISASI POLITIK PEMILU 2024 : AKANKAH KEMBALI BERULANG?
⏰ Waktu : Rabu, 29 Juni 2022, Pukul 15.30 sd 17.00 WIB
🎥 Saksikan LIVE STREAMING Hanya di GeloraTV youtube channel berikut : https://t.co/PnIrBAkAsi dan https://t.co/6MeYY07D2P pic.twitter.com/L2p7tI3Yy8
— Anis Matta (@anismatta) June 28, 2022
Ancaman Krisis
Sementara itu, Anis Matta, Ketua Umum Gelora Indonesia menjelaskan situasi global dalam ancaman akibat krisis energi dan pangan. Perang antara Rusia dan Ukraine telah memicu ketidak-stabilan global dengan dampak lebih yaitu krisis ekonomi.
Jika ini terjadi, maka Indonesia dapat terseret ke dalam bahaya, dan sangat mungkin terhubung dengan berbagai persoalan di dalam negeri seperti polarisasi.
Dalam realitas, polarisasi telah menjadi jualan politik yang diduga dibiayai pemilik modal.
Menyadari bahaya yang mungkin terjadi, Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelora Indonesia pada akhir Gelora Talks, merespon positif usul Ismail Fahmi dengan membentuk “Gerakan Melawan Polarisasi.
Polarisasi Tidak Bakal Hilang
Sementara itu, Musni Umar, Sosiolog yang juga Rektor Universitas Ibnu Chaldun mengemukakan bahwa polarisasi tidak mungkin bisa dihilangkan karena polarisasi pemilu merupakan akibat dari pertarungan untuk merebut kekuasaan politik.
Polarisasi semakin berbahaya jika terjadi persaingan keras antara mereka yang ingin melanggengkan kekuasaan versus mereka yang ingin melakukan perubahan.
Puncak dari persaingan antara mereka yang ingin mempertahankan kekuasaan versus dengan mereka yang ingin merebut kekuasaan melalui Pemilu 2024.
Untuk mencegah terjadinya pemilu serentak yang mengancam keamanan nasional bangsa Indonesia, maka para influencer, buzzerp, dan segala macam isu yang bisa dimainkan untuk melemahkan pihak lawan politik dalam Pemilu.
Selain itu, KPU dan Bawaslu harus bekerja profesional yaitu jujur, benar, cerdas, dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Dengan demikian, apapun hasil pemilu, kedua kelompok yang bersaing diharapkan bisa bersatu dan mengakhiri polarisasi sebagai dampak dari pertarungan politik.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
