Pada sore atau pagi hari, terasa lama diperjalanan kalau mengendarai mobil pribadi. Pasalnya jalanan cukup padat karena mobil pribadi dan motor yang sangat ramai memenuhi ruas jalan.
Jalanan tidak hanya padat, tetapi jika tidak hati-hati dan banyak berdoa selama perjalanan, kita bisa tabrak motor atau motor menabrak mobil yang kita kendarai. Susahnya jika kita ditabrak motor atau kita menabrak motor, yang disalahkan adalah pengendara mobil.
Saya pernah mengalami di jalan Sultan Syahrir Menteng Jakarta Pusat. Tanpa terduga motor serobot didepan jalan dari kiri ke kanan karena mau belok. Saya terkejut, mobil yang saya kendarai menabrak motor yang memotong di depan secara tiba-tiba.
Walaupun dia salah, yang disalahkan adalah saya yang mengendarai mobil.
Berdasarkan kejadian itu, belakangan ini saya banyak menggunakan transportasi massal. Dari rumah saya jalan kaki menuju halte MRT Haji Nawi, turun CSW ASEAN dan jalan kaki menuju Halte Transjakarta untuk menuju kampus.
Saya sering naik Transjakarta dari Halte UNJ Rawamangun Jaktim turun di Halte Bundaran Senayan. Murah, bebas macet dan cepat sampai ke tujuan. https://t.co/8zAVn05E8l
— Musni Umar (@musniumar) June 28, 2022
Kenangan 2 tahun lalu ketika 1 Juli 2020 Transjakarta operasikan rute 69 Mikrotrans untuk melayani warga Jakarta https://t.co/ULcD7EgweR
— Musni Umar (@musniumar) July 1, 2022
Kendala Yang Dihadapi
Memilih transportasi massal di Jakarta sekarang ini sangat nyaman, aman dan cepat sampai tujuan.
Akan tetapi kita masih menghadapi kendala. Pertama, tiket MRT belum terintegrasi dengan tiket Transjakarta. Pada halte kedua moda transportasi massal sudah terintegrasi, sehingga para warga yang menaiki MRT tidak perlu berpanas-panas jika sedang panas matahari atau berhujan-hujan jika sedang turun hujan, sebab sarana jalan kaki untuk ganti moda transportasi sudah tersedia dengan sangat baik dan modern.
Kedua, budaya warga belum berubah. Warga masih banyak memilih naik mobil pribadi dan motor ketimbang naik transportasi massal. Pada biaya cukup murah naik Transjakarta hanya Rp 3.500 sekali perjalanan.
Untuk mengubah budaya supaya warga memilih naik transportasi massal, diperlukan kebijakan pemerintah daerah misalnya biaya parkir ditinggikan untuk mobil maupun motor.
Ketiga, pemilik mobil, saya duga masih banyak yang gengsi naik kendaraan umum. Pada hal MRT dan Transjakarta sangat nyaman. Saking nyaman dan dingin, saya selalu pakai jas atau jaket.
Kerjasama ini menjadi salah satu bentuk komitmen Transjakarta untuk memastikan kenyamanan dan keamanan pelanggan dalam menggunakan transportasi publik dengan meningkatkan integrasi antarmoda, pengembangan usaha transportasi terpadu dan pengembangan kawasan berorientasi transit. pic.twitter.com/128KnrIHy6
— Transportasi Jakarta (@PT_Transjakarta) June 15, 2022
Transjakarta dan KAI Lakukan Kolaborasi Srategis untuk Peningkatan Pelayanan Pelanggan meliputi sistem integrasi antarmoda, pengembangan usaha transportasi terpadu, dan pengembangan kawasan berorientasi transit.
Selengkapnya: https://t.co/zT7LKmT0Kn pic.twitter.com/9Tt6Wkmmpw
— Kereta Api Kita (@keretaapikita) June 15, 2022
PT Transportasi Jakarta @PT_Transjakarta sebagai pelopor transportasi publik berbasis bus terintegrasi di Jakarta mengganti sejumlah armada menjadi bus listrik ramah lingkungan. Pembaruan itu sebagai upaya mendukung program Indonesia Bebas Emisi pada 2025.#MTVNAD pic.twitter.com/l9bkhVUU1U
— METRO TV (@Metro_TV) June 17, 2022
Mengapa Pilih MRT dan Transjakarta?
Setidaknya ada lima manfaat naik MRT dan Transjakarta.
Pertama, sangat bersih. Pengelolaan dua moda transportasi massal tersebut sangat bersih tidak ada yang minum, makan apalagi merokok.
Kedua, sangat aman dan nyaman. Tidak ada pencopet karena ada petugas dan tidak boleh bercakap-cakap termasuk menelpon atau menerima telepon selama perjalanan. Kita bisa gunakan waktu untuk membaca buku atau melihat berita terbaru di Hand Phone yang kita genggam.
Ketiga, terjaga keselamatan selama perjalanan. Insya Allah kita jauh dan terbebas ditabrak mobil atau motor jika menggunakan transportasi massal.
Keempat, menghemat biaya dan tenaga. Bandingkan kalau membawa mobil pribadi atau motor, berapa besar dana yang dikeluarkan perhari untuk membeli bensin dan energi atau tenaga yang dikeluarkan. Pada hal kalau naik Transjakarta hanya Rp 3.500 sekali perjalanan walaupun ganti rute perjalanan.
Kelima, cepat sampai ke tujuan karena bebas macet. Sebagai pengalaman saya sampaikan, sebelum saya mengubah budaya menggunakan transportasi massal, kalau Senin-Kamis saya puasa, jika menggunakan kendaraan pribadi, saya pasti buka puasa di jalan. Sebab itu, saya selalu bawa kurma dan termos untuk buka puasa di jalan. Selain itu, shalat Magrib terganggu. Terpaksa saya tayammum di dalam mobil kalau sudah batal wudhu dan shalat dalam perjalanan.
Akan tetapi, setelah naik transportasi massal saya cepat tiba di rumah dan anak isteri tidak merasa khawatir, dibanding jika mengendarai mobil pribadi apalagi motor.
Ayo kita gunakan transportasi massal untuk keselamatan pribadi dan memastikan kita aman dalam perjalanan.
Sahabat TiJe, Transjakarta membuka layanan Bus Wara Wiri Royal yang akan beroperasi di kawasan Ancol pada 2 Juli 2022 – 17 Juli 2022 loh!
Layanan ini beroperasi setiap hari pukul 08.00 – 20.00 WIB dengan tarif Rp5.000,- pic.twitter.com/tlOYvMqTt4
— Transportasi Jakarta (@PT_Transjakarta) July 1, 2022
Asyik! Transjakarta Sediakan 4 Bus Khusus Kelilingi Kawasan Wisata Ancol Selama Libur Sekolah #LengkapCepatBeritanya #BeritaTerkini #BeritaTerkini #NewsUpdate . https://t.co/JZqShDYWJA
— Okezone (@okezonenews) July 3, 2022
Selama Pekan Raya Jakarta, 9 Juni – 17 Juli ada rute Transjakarta sebagai berikut:
2C: Monas – JIEXPO
PRJ1: PGC 1 – JIEXPO Kemayoran
PRJ2: Kampung Melayu – JIEXPO Kemayoran
PRJ3: Pulo Gadung 1 – JIEXPO KemayoranSenin – Jumat 15.00 – 22.00.
Sabtu & Minggu 09.00 – 22.00. pic.twitter.com/pi7N2iTiyw— MRT Jakarta (@mrtjakarta) June 10, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
