Salah satu tantangan yang dihadapi dunia dan Indonesia adalah pemanasan global (global warming).
Penyebab pemanasan global banyak, tetapi salah satu yang utama adalah transportasi yang digunakan saat ini.
Lebih dari 90% transportasi yang digunakan saat ini, baik transportasi darat, udara, maupun air, ditenagai oleh bahan bakar petroleum, seperti bensin atau diesel.
Setiap liter bensin yang digunakan menyumbang sekitar dua kilogram karbon dioksida ke atmosfer bumi.
Setiap jenis gas polutan memiliki kemampuan memerangkap panas yang berbeda. Beberapa di antaranya bahkan bisa memerangkap lebih banyak panas.
Sebagai contoh, metana tidak bisa bertahan lama saat berada di udara, tetapi bisa mengikat panas 84 kali lebih cepat dan banyak daripada CO2.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Transportasi Jakarta (@PT_Transjakarta) dengan Equipmake Holdings Plc, spesialis elektrifikasi kendaraan komersial yang berbasis di Inggris dan PT VKTR Teknologi Mobilitas.#buslistrik #jakartalangitbiru #transjakarta pic.twitter.com/8YF287VDXx
— Pemprov DKI Jakarta (@DKIJakarta) August 23, 2022
Wagub Ariza Dukung Kolaborasi Elektrifikasi Bus Listrik oleh Transjakarta dengan Equipmake dan VKTR#BacadiBJ#BeritaJakarta#DKIJakarta#JAKIhttps://t.co/erYuzTDkYz
— Berita Jakarta (@BeritaJakarta) August 19, 2022
PT Transjakarta menargetkan seluruh armadanya berbasis listrik pada 2030. https://t.co/LVme1QMJgX
— Republika.co.id (@republikaonline) August 26, 2022
Bus Listrik Transjakarta
Transjakarta sebagai moda transportasi modern berperan mengurangi pemanasan global, yang juga mewujudkan langit biru di Jakarta.
Gubernur Anies Baswedan pada saat meresmikan penggunaan bus listrik beberapa waktu lalu mengatakan bahwa keberadaan bus listrik menjadi solusi terhadap dua masalah di Jakarta, yakni polusi udara dan kemacetan.
Pengadaan bus listrik yang terus ditambah merupakan upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan kota yang berkelanjutan. Selain pengadaan bus listrik, juga Minitrans dan Mikrotrans yang berbahan bakar listrik.
Pengoperasian bus listrik, Minitrans listrik dan Mikrotrans listrik sebagai upaya pengurangan emisi karbon, sesuai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan komitmen pemerintah dalam mencapai target nol emisi karbon pada 2060.
Dalam hubungan itu, Anies mendorong seluruh warga beralih dari penggunaan kendaraan pribadi dan memanfaatkan transportasi publik berbasis listrik. Dengan demikian, dapat mencegah kemacetan, sekaligus mengurangi polusi.
Sementara itu, Transjakarta sebagai langkah awal, telah mengoperasikan bus-bus listrik. Direktur Utama Transjakarta, M. Yana Aditya, menyatakan, jumlah bus listrik Transjakarta sudah mencapai 30 buah. Saat ini sedang diupayakan penambahan jumlah armada bus listrik. Menurut dia, “Hingga akhir tahun ini akan dioperasikan 100 unit bus listrik, dan untuk saat ini sisa 70 unit bus listrik sedang kita mulai proses pengadaannya,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Selain mendatangkan armada bus listrik baru, Transjakarta koridor mengupayakan konversi, atau mengganti mesin bus Transjakarta konvensional dengan mesin bertenaga listrik. Pada Kamis, 18 Agustus silam, Transjakarta menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Equipmake Holdings Plc, spesialis elektrifikasi kendaraan komersial yang berbasis di Inggris dan PT VKTR Teknologi Mobilitas. Penandatanganan itu dilakukan dalam rangka mempercepat peralihan ke armada bertenaga listrik.
Equipmake dan Vektor saat ini sedang mempersiapkan pembuatan mesin bus listrik dengan cara retrofit untuk memenuhi kebutuhan Transjakarta. Kerja sama tiga pihak ini diharapkan dapat memenuhi target elektifikasi 10 ribu bus Transjakarta pada 2030 dan meningkatkan kemampuan manufaktur dalam negeri.
Mengganti seluruh transportasi dengan kendaraan listrik seperti bus-bus Transjakarta, Minitrans dan Mikrotrans menjadi sebuah keniscayaan di tengah upaya mengatasi pemanasan global.
… Transjakarta, maupun kombinasi antar ketiga moda tersebut dengan tarif maksimal Rp 10.000.
Sobat DTKJ yang ingin menikmati Tarif Integrasi, dapat membeli tiket melalui aplikasi JakLingko. pic.twitter.com/oyBB8rywIt
— Dewan Transportasi Kota Jakarta (@DTKJ_Official) August 27, 2022
Kemarin meninjau progres Revitalisasi Kota Tua.
Walaupun belum dibuka secara resmi, teman-teman sudah bisa merasakan #WajahBaruKotaTua melalui Festival Batavia Kota Tua yang berlangsung sampai besok, 28 Agustus 2022. GRATIS!#JakartaKotaGlobal#KotaTuaKotaMasaDepan pic.twitter.com/zqIHaTKkNX
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) August 27, 2022
Dihibahkan ke Pemda Luar Jawa
Bus Transjakarta, Minitrans dan Mikrotrans yang berbahan BBM yang akan diremajakan dengan kendaraan berbahan bakar listrik secara bertahap, sebaiknya kendaraan berbahan bakar BBM yang masih layak dioperasikan, dihibahkan.
Khusus bus-bus Transjakarta yang dipergunakan sekarang yang merupakan bus-bus berkualitas nomor wahid, maka seiring dengan peremajaan bus-bus Transjakarta yang sudah dan sedang dilakukan, maka bus-bus konvensional yang masih menggunakan BBM sebaiknya dihibahkan kepada daerah lain yang sangat membutuhkan guna menjadi transportasi massal di daerah.
Penyerahan bus-bus Transjakarta kepada daerah lain sebagai hibah mesti secara bertahap seiring dengan tersedianya bus yang menggunakan listrik.
Semoga tulisan ini memberi manfaat bagi pembaca, Transjakarta dan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta.
Pengumuman bagi anda pelanggan pemegang Kartu Pelayanan Transjakarta (@PT_Transjakarta) Gratis
Kartu Pelayanan Transjakarta Gratis versi lama
“Tetap dapat digunakan”
Simak pengumuman berikut ini#BankDKI#Transjakarta pic.twitter.com/KndAxa356N— bank_dki (@bank_dki) August 27, 2022
POTRET JAKARTA: Belasan pekerja terlihat tengah mengerjakan revitalisasi Halte Transjakarta Kebon Pala, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
Selengkapnya https://t.co/dakAfWHukJ pic.twitter.com/bYOuwRCgdq— Berita Jakarta (@BeritaJakarta) August 26, 2022
Setelah Gandeng Transjakarta, VKTR Anak Usaha BNBR Operasikan Bus Listrik di Bandung https://t.co/djb7uO0yZm
— Bisnis.com (@Bisniscom) August 23, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
