Connect with us

Belajar di perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Pekalongan - unsplash isengrapher

Opini

Pendidikan Kunci Membawa Indonesia Maju: Siapkah SDM Kita Hadapi Bonus Demografi?

Pentingnya Indonesia menggenjot pendidikan yang berkualitas di semua jenjang pendidikan, karena kita tengah mengalami bonus demografi, yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 2030.

Pendidikan kunci membawa kemajuan setiap bangsa dan negara. Tidak ada bangsa dan negara yang bisa maju tanpa memiliki sumber daya manusia yang tinggi dan berkualitas.

Cara mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas, tidak lain dan tidak bukan kecuali melalui pendidikan yang bermutu, sejak sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan atas serta di perguruan tinggi.

Pentingnya Indonesia menggenjot pendidikan yang berkualitas di semua jenjang pendidikan, karena kita tengah mengalami bonus demografi, yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 2030.

Bonus demografi memiliki tantangan yang besar, tetapi memberi peluang untuk membawa bangsa Indonesia maju sejajar dan bahkan lebih maju dari bangsa-bangsa lain di dunia.

Tantangan Bonus Demografi

Bonus demografi yang diperkirakan mencapai puncaknya tahun 2030, yang ditandai dengan tingginya penduduk usia produktif berarti meningkatnya jumlah angkatan kerja, merupakan tantangan yang luar biasa besar.

Pertama, populasi penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun akan mencapai sekitar 64% dari total penduduk Indonesia. Ini luar biasa besar. Jika mereka tidak mempunyai pendidikan apalagi tidak berkualitas dan tidak mempunyai kepakaran, maka akan menjadi beban bagi ofbangsa dan negara.

Kedua, besarnya populasi penduduk Indonesia yang berumur 30 tahun ke bawah, jika mereka tidak mempunyai kepakaran tertentu, maka mereka akan menjadi pengangguran karena tidak ada perusahaan yang mau menerima mereka untuk bekerja lantaran tidak memiliki kepakaran. Selain itu, sulit membangun usaha sendiri karena tidak memiliki kualitas ditengah persaingan yang luas biasa besar. Ini tantangan luar biasa yang dihadapi, lantaran besarnya angkatan kerja yang tidak berkualitas.

Ketiga, tenaga kerja yang berkualitas rendah dan etos kerja yang tidak tinggi akan menghasilkan produktivitas rendah. Dalam laporan World Bank pada 2021 tentang Human Capital Index (HCI). Skor Indonesia berada di urutan 94 dari 172 negara. Untuk skala regional (ASEAN), Indonesia masih berada di posisi 6 dari 10 negara. Ketertinggalan ini harus dipacu dengan program yang memberdayakan dan memajukan kualitas SDM putra-putri Indonesia, disertai semangat tinggi untuk mengejar ketertinggalan, mengingat Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya terbanyak di ASEAN.

Peluang Bonus Demografi

Suka tidak suka dan mau tidak mau, pemerintah dan seluruh penyelenggara pendidikan non pemerintah, harus melakukan enam hal.

Pertama, berkolaborasi mewujudkan pendidikan untuk semua (education for all). Tujuannya, agar semua rakyat Indonesia tanpa kecuali, memiliki pendidikan yang baik dan tinggi.

Kedua, berkolaborasi mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan memiliki kepakaran yang mumpuni.

Ketiga, pemerintah mendorong dan memfasilitasi agar tidak ada bangsa Indonesia yang tidak berpendidikan yang baik dan tidak mempunyai kepakaran tertentu yang diperlukan masyarakat.

Keempat, bekerjasama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menyadarkan seluruh masyarakat bahwa pendidikan merupakan kunci untuk mengubah Indonesia menjadi bangsa dan negara yang maju.

Kelima, kolaborasi dengan media elektronik, media massa dan media sosial untuk menggelorakan masyarakat supaya mengutamakan pendidikan sebagai sarana yang paling efektif untuk mewujudkan mobilitas vertikal bangsa Indonesia.

Keenam, memberi fokus utama pada pendidikan merupakan perwujudan tujuan Indonesia merdeka yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dan ajaran agama yang mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menuntut ilmu.

Menyediakan Beasiswa

Sebagai Rektor dan sosiolog, saya menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan daerah yang banyak memberi beasiswa kepada putra-putri Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di dalam dan luar negeri.

Walaupun beasiswa sudah banyak diberikan kepada putra-putri Indonesia, masih sangat banyak belum mengenyam pendidikan. Fakta menunjukkan, makin tinggi tingkat pendidikan, makin berkurang yang memiliki pendidikan.

Sebagai gambaran, mayoritas penduduk Indonesia atau sebesar 65% hanya tamatan SMP/Sederajat. Kondisi ini sangat menyedihkan. Belum lagi kalau kita berbicara tentang kualitas pendidikan.

Oleh karena itu, semua kekuatan bangsa tanpa membedakan suku, agama, ras dan antar golongan bersama pemerintah pusat dan daerah wajib berkolaborasi mewujudkan pendidikan bagi semua dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Atas (SLA) dan Perguruan Tinggi.

Baca Juga

Opini

Saya ingin Ridho, Prananda dan terutama AHY yang merupakan anak dari presiden RI ke-6, mulai menempa diri dan menjadi standar pemimpin untuk generasi muda....

Pendidikan

Himpunan Mahasiswa Sulawesi Tenggara dengan akronim Hima Sultra pada 11 Maret 2023 melakukan pelantikan pengurus baru di Gedung KNPI DKI Jakarta dengan ketua Egie...

Pendidikan

Seminar nasional yang bertema Membangun Pendidikan Bertaraf Internasional Menuju Indonesia Emas 2045, dengan keynote speech Dr. Ir. Suharti, MA, Sekjen Kemendikbud Ristek RI.

Opini

Tiga kasus yang dikemukakan di atas, yaitu penganiyaan terhadap David, penyiksaan yang mengakibatkan dua pelajar tewas, serta dugaan korupsi yang dilakukan RAT, jika dilihat...

Lainnya

Mantan aktivis, tokoh independen seperti Anies Baswedan dan pemimpin ormas besar di Indonesia berpeluang untuk memimpin bangsa menjadi calon presiden, calon wakil presiden, calon anggota...

Opini

Anies Baswedan Formula yang harus diwujudkan di masa depan pada era Indonesia emas 2045.

Pemilu

Menanggapi isu reshuffle kabinet, Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem menegaskan reshuffle atau kocok ulang kabinet merupakan hak sepenuhnya Jokowi. Ia mengatakan tak akan mempermasalahkan kebijakan...

Pendidikan

Prof Dr. Kasim bin Mansor, Rektor Universiti Malaysia Sabah (UMS) mengemukakan bahwa dia akan mendirikan (menubuhkan) Bajau Chair di Universiti yang dipimpinnya.