Pendidikan kunci membawa kemajuan setiap bangsa dan negara. Tidak ada bangsa dan negara yang bisa maju tanpa memiliki sumber daya manusia yang tinggi dan berkualitas.
Cara mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas, tidak lain dan tidak bukan kecuali melalui pendidikan yang bermutu, sejak sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan atas serta di perguruan tinggi.
Pentingnya Indonesia menggenjot pendidikan yang berkualitas di semua jenjang pendidikan, karena kita tengah mengalami bonus demografi, yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 2030.
Bonus demografi memiliki tantangan yang besar, tetapi memberi peluang untuk membawa bangsa Indonesia maju sejajar dan bahkan lebih maju dari bangsa-bangsa lain di dunia.
Forum OSIS Jawa Barat mengingatkan generasi muda harus bisa memanfaatkan momentum bonus demografi pada 2045 mendatang. https://t.co/foF5Gn9oWW
— detikcom (@detikcom) August 21, 2022
Namun yang pasti, jika datanya dilihat secara parsial, tidak semua 10 wilayah dengan Indeks SDM Unggul masuk dalam daftar terbaik. Catatan pentingnya jenjang pendidikan tinggi yang dengan lelah diselesaikan tak selamanya berperan maksimal meningkatkan kesejahteraannya. pic.twitter.com/4qk1ufIT7s
— Datanesia.ID (@datanesia_id) August 10, 2022
Tantangan Bonus Demografi
Bonus demografi yang diperkirakan mencapai puncaknya tahun 2030, yang ditandai dengan tingginya penduduk usia produktif berarti meningkatnya jumlah angkatan kerja, merupakan tantangan yang luar biasa besar.
Pertama, populasi penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun akan mencapai sekitar 64% dari total penduduk Indonesia. Ini luar biasa besar. Jika mereka tidak mempunyai pendidikan apalagi tidak berkualitas dan tidak mempunyai kepakaran, maka akan menjadi beban bagi ofbangsa dan negara.
Kedua, besarnya populasi penduduk Indonesia yang berumur 30 tahun ke bawah, jika mereka tidak mempunyai kepakaran tertentu, maka mereka akan menjadi pengangguran karena tidak ada perusahaan yang mau menerima mereka untuk bekerja lantaran tidak memiliki kepakaran. Selain itu, sulit membangun usaha sendiri karena tidak memiliki kualitas ditengah persaingan yang luas biasa besar. Ini tantangan luar biasa yang dihadapi, lantaran besarnya angkatan kerja yang tidak berkualitas.
Ketiga, tenaga kerja yang berkualitas rendah dan etos kerja yang tidak tinggi akan menghasilkan produktivitas rendah. Dalam laporan World Bank pada 2021 tentang Human Capital Index (HCI). Skor Indonesia berada di urutan 94 dari 172 negara. Untuk skala regional (ASEAN), Indonesia masih berada di posisi 6 dari 10 negara. Ketertinggalan ini harus dipacu dengan program yang memberdayakan dan memajukan kualitas SDM putra-putri Indonesia, disertai semangat tinggi untuk mengejar ketertinggalan, mengingat Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya terbanyak di ASEAN.
Indonesia sedang mengalami bonus demografi. Keadaan ini dapat menguntungkan atau merugikan Indonesia. #Headline https://t.co/0f8vIbHEUa
— Kompasiana (@kompasiana) September 12, 2022
"Saat ini Indonesia sedang mengalami masa keemasan bonus demografi karena usia produktif (15-64 tahun) mendominasi jumlah penduduk di dalam negeri," kata Bamsoet https://t.co/aaUitiGHUm
— Media Indonesia (@mediaindonesia) September 6, 2022
Peluang Bonus Demografi
Suka tidak suka dan mau tidak mau, pemerintah dan seluruh penyelenggara pendidikan non pemerintah, harus melakukan enam hal.
Pertama, berkolaborasi mewujudkan pendidikan untuk semua (education for all). Tujuannya, agar semua rakyat Indonesia tanpa kecuali, memiliki pendidikan yang baik dan tinggi.
Kedua, berkolaborasi mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan memiliki kepakaran yang mumpuni.
Ketiga, pemerintah mendorong dan memfasilitasi agar tidak ada bangsa Indonesia yang tidak berpendidikan yang baik dan tidak mempunyai kepakaran tertentu yang diperlukan masyarakat.
Keempat, bekerjasama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menyadarkan seluruh masyarakat bahwa pendidikan merupakan kunci untuk mengubah Indonesia menjadi bangsa dan negara yang maju.
Kelima, kolaborasi dengan media elektronik, media massa dan media sosial untuk menggelorakan masyarakat supaya mengutamakan pendidikan sebagai sarana yang paling efektif untuk mewujudkan mobilitas vertikal bangsa Indonesia.
Keenam, memberi fokus utama pada pendidikan merupakan perwujudan tujuan Indonesia merdeka yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dan ajaran agama yang mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menuntut ilmu.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) menyiapakan bantuan beasiswa bagi peserta International Olympiad in Informatics (IOI) 2022. https://t.co/zFzYjAhqRg
— Media Indonesia (@mediaindonesia) August 15, 2022
Tahukah kamu bahwa tanggal 15 Nov 2022 nanti jumlah penduduk dunia akan mencapai 8 miliar?
Selain itu, Indonesia saat ini juga sudah mulai memasuki era bonus demografi di mana puncaknya akan berada di tahun 2030.
Apa itu bonus demografi? Cek faktanya di: https://t.co/2LAKmCDwDY— UNFPA Indonesia (@UNFPAIndonesia) September 12, 2022
Menyediakan Beasiswa
Sebagai Rektor dan sosiolog, saya menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan daerah yang banyak memberi beasiswa kepada putra-putri Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di dalam dan luar negeri.
Walaupun beasiswa sudah banyak diberikan kepada putra-putri Indonesia, masih sangat banyak belum mengenyam pendidikan. Fakta menunjukkan, makin tinggi tingkat pendidikan, makin berkurang yang memiliki pendidikan.
Sebagai gambaran, mayoritas penduduk Indonesia atau sebesar 65% hanya tamatan SMP/Sederajat. Kondisi ini sangat menyedihkan. Belum lagi kalau kita berbicara tentang kualitas pendidikan.
Oleh karena itu, semua kekuatan bangsa tanpa membedakan suku, agama, ras dan antar golongan bersama pemerintah pusat dan daerah wajib berkolaborasi mewujudkan pendidikan bagi semua dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Atas (SLA) dan Perguruan Tinggi.
“Ini pertama kalinya ada taruna Indonesia yang mengikuti pendidikan di tiga Akademi Militer di AS sekaligus, dan dengan beasiswa penuh. Kalian membanggakan,” kata Menteri Pertahanan RI Prabowo. #mediaindonesia#referensibangsa
Sumber: https://t.co/GjzSFQvez5
— Media Indonesia (@mediaindonesia) September 5, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
