Semakin dekat akan berakhirnya masa jabatan Anies Baswedan dan Ahmad Riza Patria tanggal 16 Oktober 2022, semakin sibuk Gubernur Anies meresmikan berbagai hasil pembangunan yang dilaksanakan di DKI Jakarta.
Berbagai bangunan, taman yang diresmikan oleh Anies Baswedan seperti Taman Literasi Christina Martha Tiahahu Blok M, Rumah Ibadah, Gedung Taman Ismail Marzuki, Kota Tua, 4 Gedung Sekolah Net Zero Carbon serta segala macam hasil pembangunan di DKI Jakarta merupakan legacy (warisan) Anies kepada warga Jakarta.
Peresmian empat gedung sekolah Net Zero 2022 dari SD Negeri Ragunan 08, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022) merupakan karya yang luar biasa karena belum pernah ada gedung di Indonesia yang dibangun berkonsep Net Zero Carbon.
Empat sekolah Net Zero 2022 adalah SD Negeri Ragunan 08, SDN Grogol Selatan 09, SDN Duren Sawit 14, dan SMAN 96 Jakarta. Keempat gedung sekolah tersebut merupakan bangunan dengan emisi rendah, hemat saat beroperasi, dan sebagian besar kebutuhan energinya dipasok dari sumber energi terbarukan sehingga emisi karbonnya sangat minim.
Gubernur Anies pada saat meresmikan empat gedung sekolah tersebut mengatakan: “Hari ini kita turut menjadi saksi peristiwa bersejarah. Tadi sudah diungkapkan bahwa hari ini di Jakarta resmi menjadi tempat pertama sekolah negeri memiliki net zero school, sekolah dengan konsep green building,” kata Anies dari mimbar.
Dalam mengakhiri sambutannya, Gubernur Anies menyampaikan terima kasih kepada semua yang terlibat, Green Building Council yang telah membantu dalam prosesnya.”
Komitmen Turunkan Emisi
Lebih lanjut Anies menegaskan “Kita berharap semua sekolah di Jakarta, hari ini mulai dengan empat sekolah nantinya semua sekolah di Jakarta adalah sekolah berkonsep green building dengan rancangan abad 21. Itu harapan kita,” kata dia.
Dia menjelaskan, Jakarta berkomitmen menurunkan 30% emisi gas rumah kaca tahun 2030. Saat ini, Jakarta sudah mencapai 26%, tersisa 4% lagi. Pada 2050 nanti, Jakarta ingin menjadi kota yang Net Zero Emmission.
Gubernur DKI Anies Baswedan meresmikan 4 bangunan sekolah berkonsep net zero. Di tahun 2023 mendatang, Anies akan menambah 20 sekolah berkonsep tersebut. https://t.co/wUqLCwdn8f
— detikcom (@detikcom) September 28, 2022
Anies Baswedan dalam pemaparannya menjelaskan, beberapa sekolah yang letaknya berdekatan akan dibangun menerapkan konsep integrasi. Seperti apa? https://t.co/UrjDEUw0le
— detikcom (@detikcom) September 28, 2022
5 Fakta Sekolah Net Zero Carbon Berkonsep Green Building Bentukan Anies Baswedan: Anies mengatakan pembangunan sekolah dengan konsep 'Green Building' harus dilakukan. Sejalan dengan semangat komitmen Jakarta untuk menurunkan 30 persen emisi gas rumah… https://t.co/OY6l0ub68P
— LIPUTAN6 (@liputan6dotcom) September 29, 2022
Apa Net Zero Emissions?
Publik masih banyak yang belum paham istilah net zero emissions yang bisa diartikan nol-bersih emisi. Meskipun istilah itu sudah muncul sejak 2008, tetapi semakin mendapat sorotan karena Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Paris 2015 mewajibkan negara industri dan maju mencapai nol-bersih emisi pada 2050.
Climate Leader’s Summits yang digagas Presiden Joe Biden akhir April 2021, semakin melambungkan istilah net zero emissions. Sejumlah negara menyampaikan komitmen mereka untuk mencapai nol-bersih emisi pada 2050.
Sejatinya, net zero emissions atau nol-bersih emisi tak mengacu pada pengertian berhentinya umat manusia memproduksi emisi. Secara alamiah mustahil manusia dan dunia tidak memproduksi emisi. Manusia bernapas saja menghasilkan karbon dioksida (CO2). Para pakar di bidang ini mengemukakan: “Jika dikalikan jumlah manusia sebanyak 7,8 miliar, emisi karbon dari napas manusia berkontribusi 5,8% terhadap volume emisi karbon tahunan.”
Oleh karena itu, nol-bersih emisi adalah karbon netral. Ada yang menyebutnya karbon negatif. Artinya, emisi yang diproduksi manusia bisa diserap sepenuhnya oleh ekosistem bumi sehingga tak ada yang menguap sampai ke atmosfer lalu menjadi gas rumah kaca. Secara alamiah, emisi terserap oleh pohon, laut, dan tanah.
Para pakar mengemukakan “Melalui reaksi kimia yang kompleks, pohon, perairan, dan tanah memproses emisi karbon itu dalam siklus fotosintesis. CO2 yang bercampur dengan zat dan gas lain akan membentuk reaksi kimia yang melepaskan karbon dan oksigen. Oksigen tentu dibutuhkan mahluk hidup, karbon diperlukan untuk tanaman tumbuh hingga menjadi bahan dasar logam.
Upaya Gubernur DKI Jakarta untuk mengurangi pemanasan global melalui pembangunan gedung sekolah yang menggunakan konsep net zero carbon atau emissions merupakan sebuah terobosan yang belum pernah dilakukan di sekolah atau kampus manapun.
Semoga pembangun yang dirintis Gubernur Anies dengan menggunakan konsep net zero emissions bisa menjadi inspirasi untuk mewujudkan pembangunan Jakarta dan Indonesia di masa depan yang ramah lingkungan serta nol-bersih emisi.
.@Disdik_DKI menganggarkan Rp.25 miliar dari APBD DKI untuk merehab total, agar dapat memenuhi standar bangunan hijau dari @gbcindonesia. Sekolah ini dirancang oleh arsitek D-Associates.#SekolahNegeriNetZero#JakartaKotaGlobalhttps://t.co/yRD0Y4vP7B pic.twitter.com/46olaRRLak
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) September 29, 2022
Kami tak sekadar membangun gedung sekolah yang cantik, tapi ada konsep dan tujuan-tujuan yang jelas di balik rancangannya. Sebelum menjadi karya, ada gagasan dan narasi.#SekolahNegeriNetZero#JakartaKotaGlobal#greenbuilding#SDNRagunan08https://t.co/qKF8QD3rXN pic.twitter.com/Sxx1io3Q1Q
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) September 29, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
