Pada tahun 2024, pemilihan umum serentak akan digelar yaitu pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta pemilihan anggota DPR RI, anggota DPD RI dan Anggota DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota. Walaupun pemilihan umum serentak masih agak lama, suhu politik sudah mulai memanas.
Partai Nasdem sudah mempelopori pencalonan Anies Baswedan. Ada kader partai Nasdem yang mundur karena keberatan Anies di calonkan oleh partai Nasdem. Sikap semacam itu, Harus dihormati karena dalam negara demokrasi jangan pernah berharap suatu keputusan politik, semua setuju secara bukat.
Menghadapi dinamika internal partai, partai Nasdem sangat bijak mempersilahkan kadernya untuk mundur atau keluar jika tidak sependapat keputusan politik yang diambil ketua umum Partai Nasdem.
Ada dinamika dan dampak positif dari pencalonan Anies Baswedan. Media online memberitakan ribuan orang mendaftar menjadi anggota Partai Nasdem. Bahkan seorang anggota DPRD Kota Tangerang dalam suatu pertemuan di Jakarta mengemukakan, calon anggota DPRD di daerah pemilihannya hanya 7 orang, tetapi sudah mendaftar 20 orang bakal calon anggota DPRD dari daerah pemilihannya.
Sebagaimana diketahui bahwa Partai Nasdem telah melakukan proses penjaringan calon Presiden dari bawah yaitu dari Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten, Kota dan Provinsi, kemudian hasilnya di bawa ke Rapat Kerja Nasional Partai Nasdem. Calon Presiden Partai Nasdem, mengerucut tiga tokoh nasional yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa. Keputusan siapa calon Presiden Partai Nasdem 2024 diserahkan kepada Ketua Umum Partai Nasdem untuk diputuskan dan diumumkan pada saat dianggap tepat.
Atas keputusan Rapat Kerja Nasional Partai Nasdem tersebut, maka pada 3 Oktober 2022, Ketua Umum, Surya Paloh mengumumkan Anies Rasyid Baswedan sebagai calon Presiden RI Partai Nasdem 2024
“Kenapa Anies? Jawabannya menurut Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem adalah why not the best?” kata Surya Paloh dalam pidatonya di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Senin, 3 Oktober 2022.
"Kenapa Anies Baswedan? Jawabannya adalah why not the best," ujar Surya Paloh. #TempoMetro https://t.co/li6Z8qx7ze
— tempo.co (@tempodotco) October 3, 2022
Bila kita tidak melupakan sejarah, Partai NasDem adalah yang pertama kali menyatakan mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden pada 2014. Langkah cepat itu kemudian diulang pada 2019. https://t.co/E0VPSdTQZi https://t.co/8W52qaxVIS
— Media Indonesia (@mediaindonesia) October 30, 2022
20 Ribu Relawan Siap Sambut Anies Baswedan dalam Silaturahmi Akbar di Kota Medan https://t.co/EsRX3vtmUy
— tvOnenews (@tvOneNews) October 30, 2022
Koalisi Perubahan Versus Koalisi Statusquo
Untuk mewujudkan Anies Rasyid Baswedan sebagai calon Presiden RI, Partai Nasdem harus berkoalisi dengan partai politik lain, sehingga memenuhi ambang batas calon Presiden (Presidential Threshold) 20% dari perolehan suara di DPR RI atau 20% perolehan suara hasil pemilihan umum 2019.
Atas ketentuan tersebut, maka Partai Nasdem yang perolehan suaranya dalam pemilihan umum 2019 sebanyak 12.661.792 suara (9,05 persen), harus berkoalisi dengan partai politik lain untuk bisa mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon Presiden RI.
Saat ini yang sudah menjalin kerjasama yang intensif untuk berkoalisi dengan Partai Nasdem adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.
Media memberitakan bahwa ketiga ini telah membentuk tim kecil untuk melakukan sinkronisasi guna merumuskan berbagai hal dalam rangka membentuk Koalisi Perubahan.
Salah satu persoalan yang belum di capai ialah siapa calon Wakil Presiden. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mempunyai calon Wakil Presiden yaitu Ahmad Heryawan, mantan Gubernur Jawa Barat dua periode. Sementara Partai Demokrat mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon Wakil Presiden RI.
Selain itu, muncul calon dari luar partai politik yang akan berkoalisi yaitu Khafifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur, Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, Andika Perkasa, Panglima TNI.
Koalisi Perubahan ini mendesak segera dibentuk dan dideklarasikan. Untuk itu, penting segera disepakati calon Wakil Presiden yang akan mendampingi Anies Rasyid Baswedan yang bisa memberi nilai tambah bagi kemenangan koalisi Perubahan.
Sebagaimana diketahui, Koalisi Perubahan menghadapi Koalisi Statusquo yang sangat kuat. Mereka memegang kekuasaan, memiliki dana yang tak terbatas, jaringan yang kuat dan dukungan aparat.
Oleh karena itu, Koalisi Perubahan harus bersatu padu, solid, mementingkan kebersamaan, persatuan dan kesatuan serta mengenyampingkan kepentingan pribadi dan partai. Mereka memerlukan waktu yang panjang untuk melakukan persiapan dan menggalang kekuatan rakyat semesta, dengan menghindari kebiasaan tiba masa tiba akal.
Kepastian deklarasi Koalisi Perubahan tak kunjung disepakati NasDem, Demokrat, dan PKS. NasDem ingin deklarasi koalisi 10 November 2022, PKS belum sepakat. https://t.co/3PDfgdd4tQ
— detikcom (@detikcom) October 29, 2022
Calon presiden Partai NasDem, Anies Baswedan, menyambangi kantor DPP PKS, Jakarta. Anies sempat berpantun di hadapan Ahmad Heryawan dan kader PKS lainnya. pic.twitter.com/ntuKWYes4L
— detikcom (@detikcom) October 30, 2022
Anies Buka Dalih Jarang Bawa Media: Mau Temu Rakyat, Bukan Diberitakan https://t.co/uW7zwcShOO
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) October 30, 2022
Tadi siang kami dapat kehormatan, menyambut dan menjamu pimpinan Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat makan siang dan diskusi. pic.twitter.com/fSqYcXqeyE
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) October 25, 2022
Pendaftaran Caleg Partai Demokrat dari Tgl 28 Oktober 2022 sd 31 Desember 2022 ..
Datangi Kantor DPC & DPD Partai Demokrat di tempatmu ..
Come on Guysss …#perubahandanperbaikan #kemenanganbersama2024 pic.twitter.com/qNGmMVMQIc— Demokrat Jambi Official (@demokrat_jbi) October 28, 2022
Ayo gabung bersama keluarga besar PKS. Daftarnya pakai link yg ada digambar yaa.. Nanti akan dihubungi oleh Tim PKS…😃👍
Apa harapan teman2 untuk anggota baru PKS nanti? pic.twitter.com/rSKfDChWH4
— Mardani Ali Sera (@MardaniAliSera) April 28, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
