Kampanye Pemilu Malaysia, Kempen Pilihan Raya Umum (PRU) ke-15 di Malaysia yang sedang berlangsung saat ini, sangat menarik dianalisis dan ditulis.
Pertama, hasil pemilu (PRU) ke-14 yang lalu yang dimenangkan Pakatan Harapan (PH) dengan Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad hanya memerintah kurang dari 2 tahun. Pemerintahan Pakatan Harapan bubar karena adanya pengkhianatan ( beberapa anggota (ahli) parlimen dari Pakatan Harapan. Mereka keluar dari Pakatan Harapan bersama Partai Pribumi Bersatu lalu membentuk Perikatan Nasional (PN) yang disokong beberapa anggota Parlimen UMN0 dan PAS.
Kedua, Koalisi Perikatan Nasional (PN) kemudian memilih Muhyiddin Yassin menjadi Perdana Menteri Malaysia dengan dukungan simple majority di Parlimen. Oleh karena dukungan walaupun mayoritas, tetapi hanya berlebih 1 orang, maka akhirnya koalisi Perikatan Nasional runtuh.
Ketiga, Runtuhnya Koalisi Perikatan Nasional, digantikan oleh koalisi baru yang dimotori Barisan Nasional (BN) dari UMNO (United Malays National Organization) dengan Perdana Menteri Ismail Sabri. Koalisi inipun tidak bisa bertahan lama karena dukungan di Parlimen Malaysia, hanya simple majority. Akhirnya Perdana Menteri Ismail Sabri meminta restu kepada Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al Mustafa Billah Shah untuk melakukan pembubaran Parlimen dan menyelenggarakan pemilu (PRU) ke-15 lebih cepat dari yang direncanakan.
Malaysia Gelar Pemilu Bulan Depan, Setahun Lebih Cepat dari Jadwal https://t.co/J8Vk2piGWu
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) October 20, 2022
Akan dilaksanakan 19 November, begini sistem Pemilu Malaysia yang menganut demokrasi parlementer dan monarki konstitusional. #TempoDunia https://t.co/597XuWL9X9
— tempo.co (@tempodotco) October 21, 2022
Jaga Kondusivitas, Raja Malaysia Ingatkan Ini ke Seluruh Peserta Pemilu https://t.co/nXH8jP8YYR
— Bisnis.com (@Bisniscom) October 21, 2022
Mahathir Mohamad Akan Ikut Pemilu Malaysia, 'Nyaleg' di Usia 97 Tahun https://t.co/8I1ZCeophc
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) October 12, 2022
Dr M: Saya akan berkhidmat demi negara hingga nafas terakhir https://t.co/hf2dFcJetI
— Malaysiakini (BM) (@mkini_bm) October 30, 2022
Krisis Kepemimpinan: PM Malaysia Baru Pasca PRU ke-15?
Kisruh politik di Malaysia bermula dari pengkhianatan para anggota Parlimen dari Pakatan Harapan, kemudian mereka membentuk koalisi baru yang disebut Perikatan Nasional (PN).
Dampak dari keluarnya mereka dari Pakatan Harapan, pemerintahan yang dibentuk dari hasil pemilihan umum atau Pilihan Raya Umum (PRU) 14 bubar karena kehilangan dukungan mayoritas dari anggota Parlimen.
Upaya membentuk pemerintahan baru sebanyak dua kali pasca bubarnya pemerintahan Mahathir Mohamad gagal mewujudkan stabilitas politik.
Pertama, simple majority di Parlimen. Pemerintahan baru pasca bubarnya pemerintahan Mahathir Mohamad hasil Pemilu (PRU) ke-14, gagal mewujudkan stabilitas politik.
Kedua, pandemi Covid-19 yang menghantam Malaysia. Pada awal 2020-2021, sebagaimana Indonesia dan berbagai negara di dunia, Malaysia porak-poranda ekonominya akibat Covid-19. Banyak perusahaan yang bangkrut dan memutuskan hubungan kerja dengan karyawannya.
Ketiga, kelesuan ekonomi Malaysia. Kombinasi tidak adanya stabilitas politik dan runtuhnya ekonomi akibat Covid-19, menyebabkan banyak investor lari keluar negeri dan minimnya investasi, sehingga terjadi kelesuan ekonomi dan timbul masalah sosial seperti meningkatnya pengangguran, kemiskinan dan sebagainya.
Dampak negatif dari tiga hal tersebut menyebabkan terjadi kisruh politik yang kepanjangan. Solusinya ialah pemilihan umum atau pilihan raya umum yang dipercepat untuk mendapatkan pemerintahan baru dari rakyat melalui hasil pemilihan umum atau Pilihan Raya Umum (PRU) ke-15.
Pertanyaannya, siapa yang bakal menjadi Perdana Menteri Malaysia pasca Pemilu 20 November 2022?
Jika Pakatan Harapan (PH) yang menang dalam PRU ke-15, maka Perdana Menteri Malaysia adalah Anwar Ibrahim karena PH telah mengumumkan calon Perdana Menteri mereka adalah Anwar Ibrahim, Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR).
Kalau dalam PRU ke-15, yang menang adalah Perikatan Nasional, maka yang menjadi Perdana Menteri Malaysia adalah Muhyiddin Yassin, Presiden Partai Pribumi Malaysia Bersatu (Bersatu). Sementara itu, kalau Barisan Nasional (BN) yang memenangi PRU ke-15, maka Perdana Menteri Malaysia adalah Ismail Sabri, Wakil Presiden UMNO.
Namun, Muhyiddin Yassin, yang juga merupakan mantan PM Malaysia, enggan bekerja sama dengan Mahathir Mohamad jelang pemilu. https://t.co/Qu6BzzbDIY
— Media Indonesia (@mediaindonesia) October 29, 2022
Selepas lebih dua tahun berdiam diri, Muhyiddin dedah kisah di sebalik peletakan jawatan Tun M pada 2020.https://t.co/tEomtd5M6C#AWANInews #AWANI745
— 🇲🇾Astro AWANI🇲🇾 (@501Awani) October 30, 2022
Ego politik dan sejarah pengkhianatan politik mempersulit upaya menyatukan oposisi Malaysia yang terpecah-belah menjelang pemilu pada 19 November https://t.co/7nO5Bt3Hbj
— Kompas.com (@kompascom) October 23, 2022
Dinamika Dalam Kampanye Pemilu Malaysia
Kalau melihat dari dinamika dalam kampanye Pemilihan Umum atau Pilihan Raya Umum (PRU) ke-15 di Malaysia, maka jika melihat pemberitaan di Twitter dalam kampanye yang dilakukan oleh Koalisi Harapan, maka sampai saat ini, HARAPAN mendominasi pemberitaan di media sosial.
HARAPAN nampak paling siap menghadapi PRU ke-15. Mereka yang pertama mengumumkan calon Ahli Parlimen di Dewan Rakyat dan ahli Dewan Undangan Negeri (DUN) di negara-negara bagian.
Apakah Barisan Nasional (BN) yang dimotori UMNO dan Perikatan Nasional (PN) akan mengungguli Pakatan Harapan dalam pemberitaan di media sosial dan kampanye masif dalam sisa 20 hari ke depan? Wallahu a’lam.
Apabila mobilitas Pimpinan BN dan PN tidak bisa menandingi mobilitas Pakatan Harapan dalam pemberitaan di media sosial dan kampanye yang dimotori Anwar Ibrahim, maka jika berkaca pada PRU ke-14, besar peluang PRU ke-15 akan dimenangkan Pakatan Harapan.
Setakat ini PEJUANG telah mengumumkan 8 calon parlimen untuk bertanding pada PRU 15 ini. Selebihnya akan diumumkan pada 2 November ini. #MalaysiaBerintegriti#MelayuWibawa#MelayuBermaruah pic.twitter.com/trZudxoA66
— PEJUANG Tanahair (@PejuangRasmi) October 28, 2022
InsyaAllah akan berada di Sabah untuk beberapa siri program dan jelajah di Putatan, Sepanggar dan Tuaran esok.
Bah datang kamurang bisuk jangan kasi lama.#Harapan #KitaBoleh #MalaysiaBangkit pic.twitter.com/9Wb1BLsmpe
— Anwar Ibrahim (@anwaribrahim) October 30, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
