Musni Umar, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Modern Hubbul Wathan dalam rangka menjadi narasumber seminar “Satu Untuk Sultra” tanggal 8 November 2022 di Kendari, pada 9 November 2022 melakukan ziarah ke makam ibu dan bapak sembari melihat dari dekat pondok pesantren modern Hubbul Wathan di desa Toli-Toli, Konawe, Sulawesi Tenggara, yang didirikannya pada awal reformasi 1999.
Pada saat salat Zuhur, saya menjadi imam kemudian memberi ceramah singkat. Dalam ceramah dihadapan santri dan jamaah saya kemukakan bahwa pendidikan di pesantren merupakan masa depan bangsa Indonesia karena di pesantren diajarkan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum.
Indonesia yang mayoritas Muslim memerlukan pondok pesantren sebagai tempat pendidikan putra (i) mereka untuk belajar ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu dunia.
Yang harus dilakukan pondok pesantren adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan penguasaan bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Kita hidup dalam dunia yang sangat kompetitif. Maka untuk bisa bersaing dengan bangsa sendiri dan bangsa-bangsa lain di dunia, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bahasa internasional seperti bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan keniscayaan.
Rektor Universitas Ibnu Chaldun 2016-2018 dan 2018-2022 menegaskan bahwa para santri yang belajar di pondok ini harus bangga karena pesantren ini didirikan di awal reformasi untuk mendidik putra (i) kita menjadi pemimpin di masa depan. Insya Allah kelak menjadi anggota dewan, pengusaha, kepala kantor, kepala dinas, bupati, walikota, gubernur, menteri, tokoh agama, tokoh masyarakat dan sebagainya.
Oleh karena itu, para santri harus menggunakan waktu untuk belajar ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum dengan sungguh-sungguh sebagai bekal untuk meraih masa depan yang gemilang.
Sosiolog ini menegaskan tidak ada kesuksesan tanpa belajar keras dan bercita-cita tinggi. Selain itu, harus berusaha melanjutkan pendidikan S1, S2 dan S3. Ketika terjun ke masyarakat harus pintar membawa diri, mengamalkan akhlak mulia dan kerja keras. Kunci kesuksesan adalah mengisi masa kecil dan masa muda dengan rajin membaca, menulis dan belajar.
Pesantren Hubbul Wathan Persiapkan Pemimpin Masa Depan
Pondok Pesantren Modern Hubbul Wathan yang bernaung dibawah Yayasan Pondok Pesantren Modern Hubbul Wathan didirikan pada saat saya menjadi anggota DPR RI di era Prof. BJ. Habibie menjadi Presiden RI dengan Menteri Agama RI Prof. Malik Fadjar. Saya menemui Menteri Agama RI untuk menyampaikan proposal Pendirian Pondok Pesantren Hubbul Wathan. Beliau setuju dengan memberikan bantuan sebesar Rp75.000.000 (Tujuh puluh lima juta rupiah).
Dana bantuan tersebut dikirim kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tenggara yang saat itu kepala kantornya adalah Mustafa Husba. Bantuan itu lalu diberikan langsung kepada panitia pembangunan asrama. Atas bantuan pemerintah dan swadaya masyarakat, bangunan asrama selesai dengan nilai sekitar Rp200.000.000 (Dua ratus juta rupiah).
Tujuan pendirian Pondok Pesantren Modern Hubbul Wathan adalah untuk mempersiapkan putra-putri kita menguasai ilmu-ilmu Agama dan ilmu-ilmu umum untuk menjadi pemimpin di masa depan.
Yayasan Pondok Pesantren Modern Hubbul Wathan telah membuka Rumah Al-Qur’an di desa Toli-Toli dan Kota Kendari untuk mengajar anak-anak kecil membaca dan menghafal Al-Qur’an.
Saya bersyukur kepada Allah, pondok pesantren yang saya bantu dirikan itu terus tumbuh dan berkembang dengan jumlah santri yang terus bertambah, penyediaan gedung pesantren yang cukup memadai, tetapi asrama laki-laki dan perempuan harus mendapat perhatian.
Selain itu, saya juga bersyukur kepada Allah karena adik Nahwa Umar mengembangkan Yayasan Pondok Pesantren Modern Hubbul Wathan dengan membuka Rumah Al-Qur’an di Desa Toli-Toli dan Kota Kendari untuk mendidik anak-anak kecil membaca Al-Quran dan menghafalnya.
Berikut foto-foto kegiatan

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
