G20 adalah forum kerjasama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama di dunia termasuk Uni Eropa. Anggota G20 terdiri dari Amerika Serikat, Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Prancis, China, Turkey, dan Uni Eropa.
Pertemuan di Bali yang berlangsung 15-16 November 2022 merupakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para pemimpin 19 negara termasuk Uni Eropa. Dalam KTT tersebut kedua pemimpin negara terkuat di dunia Joe Biden dan Xi Jinping bertemu dan berdiskusi.
Hadir dalam KTT G20 di Bali, para pemimpin negara-negara maju antara lain Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden China Xi Jinping, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan lain-lain.
Disamping itu, hadir pula para pemimpin negara yang menjadi undangan KTT G20 seperti Presiden Senegal Macky Sall, Presiden Suriname Chandrikapersad Santokhi, Presiden Mohammed Bin Zayed Al Nahyan dan lain-lain.
Perang Dingin hingga Nuklir Rusia, Ini 4 Poin Pertemuan Joe Biden dan Xi Jinping https://t.co/XkW32C4YUB #TempoDunia
— tempo.co (@tempodotco) November 15, 2022
President Xi Jinping and I have a responsibility to work together on urgent global challenges and to continue the open and honest dialogue we’ve always shared. pic.twitter.com/KWO7YSsyuo
— President Biden (@POTUS) November 14, 2022
#Foto Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadiri KTT G20. Erdogan tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, dengan didampingi istrinya, Emine.
Foto: ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/M Risyal Hidayat
—#KTT #G20 #KTTG20 #Bali pic.twitter.com/eL8NjhZtzW— detikcom (@detikcom) November 14, 2022
Presiden Prancis Emmanuel Macron berjalan kaki sepanjang 2 kilometer usai menghadiri welcoming dinner KTT G20. Macron bahkan sempat menggendong bayi warga Bali. https://t.co/ncWpnOUqRj
— detikcom (@detikcom) November 16, 2022
Perdamaian Dunia
Salah satu topik menarik yang harus diperjuangkan dalam KTT G20 di Bali adalah perdamaian dunia.
Sebagai sosiolog, saya banyak menulis tentang pentingnya diwujudkan perdamaian dunia, karena tanpa perdamaian dunia, sulit diwujudkan keamanan global dan ketenangan di dunia.
Akan tetapi, disadari tidak mudah menjaga stabilitas keamanan dunia karena negara-negara yang memproduksi senjata, industri persenjataannya bisa bangkrut jika dunia damai tanpa perang.
Walaupun begitu, semua masyarakat dunia mendambakan dunia yang damai tanpa perang. Oleh karena setiap perang, pasti banyak korban nyawa dan harta. Dalam hubungan itu, banyak masyarakat yang mengharapkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hadir dalam KTT G20 di Bali.
Dengan hadirnya kedua pemimpin itu, diharapkan KTT G20 bisa menjadi mediator untuk mendesak agar perang dihentikan karena sejatinya dalam perang yang menang jadi arang yang kalah menjadi abu.
Akan tetapi, kedua pemimpin negara itu tidak hadir, sehingga sulit dilakukan negosiasi untuk mengakhiri perang antara Rusia dengan Ukraina.
Sementara itu, Zelensky memanfaatkan forum G20 untuk menyampaikan pidato secara virtual. Zelensky menyerukan supaya para pemimpin dunia mau membantu menghentikan invasi ke negaranya. Selain itu, menuntut supaya Rusia dikeluarkan dari G20 buntut agresi ke negaranya hingga mengakibatkan krisis global.
"Saya ingin perang Rusia yang agresif ini berakhir dengan adil dan berdasarkan pada Piagam PBB serta hukum internasional," kata Presiden Ukraina Zelensky. #TempoDunia https://t.co/fgb4RlS2Vv
— tempo.co (@tempodotco) November 15, 2022
Rusia meluncurkan gelombang serangan rudal di kota-kota Ukraina setelah Presiden Ukraina Volodymr Zelensky berpidato lewat video di KTT G20 Bali. https://t.co/8Z0DrB7asA
— detikcom (@detikcom) November 16, 2022
Recover Together Recover Stronger
Tema Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Bali adalah Recover Together Recover Stronger. Tema tersebut sarat dengan pesan agar KTT G20 menyepakati pentingnya pulih bersama dalam bidang ekonomi setelah hampir seluruh dunia diserang pandemi Covid-19 selama sekitar dua tahun, sehingga temanya pulih bersama pulih lebih kuat.
Tragisnya, ekonomi dunia belum pulih akibat pandemi Covid-19, telah terjadi perang antara Rusia dengan Ukraina, sehingga menimbulkan masalah lebih berat. Apalagi perang tersebut bukan hanya antara Rusia dengan Ukraina, tetapi perang melawan negara-negara yang tergabung dalam NATO, karena mereka membantu Ukraina secara besar-besaran dalam persenjataan dan keuangan,
Perang tersebut tidak saja mengancam stabilitas dunia, tetapi telah menimbulkan krisis global dalam bidang pangan dan energi. Pada hal pangan dan energi merupakan kebutuhan primer umat manusia.
PM Inggris Rishi Sunak menyerukan upaya menstabilisasi pasar minyak dunia saat berunding dengan Putra Mahkota Arab Saudi di Bali Selasa (15/11), sementara Presiden AS Joe Biden justru menjauhinya akibat pemangkasan produksi minyak OPEC.https://t.co/Nr26QE5hxI
— VOA Indonesia (@voaindonesia) November 16, 2022
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Terbang ke Bali Hadiri KTT G20
#Sindonews #BukanBeritaBiasa .https://t.co/ZSzH2D0nK0
— SINDOnews (@SINDOnews) November 15, 2022
Poros Peradaban Dunia
Indonesia dalam posisi yang strategis karena dalam Pembukaan UUD 1945 telah ditegaskan agar Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dalam posisi tersebut, Indonesia bisa menjadi poros Peradaban dunia membangun tata dunia baru yang damai, adil dan aman. Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif berpotensi bisa membangun peradaban dunia yang anti penjajahan, tidak saja dalam bidang politik tetapi juga dalam bidang ekonomi.
Dalam posisi Indonesia yang strategis dan nonblok yang berpolitik bebas aktif, tidak ke barat ataupun tidak ke timur, di masa depan memerlukan pemimpin yang cerdas dan terbaik dari bangsa Indonesia, mempunyai kemampuan berkomunikasi yang hebat, sehingga bisa mempengaruhi semua negara untuk mewujudkan perdamaian abadi, dengan cara mengakhiri perang yang sedang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. Begitu pula penjajahan terhadap bangsa Palestina yang sudah sangat lama harus segera diakhiri dengan mewujudkan kemerdekaan bangsa Palestina.
Semua potensi dan kekuatan bangsa Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk besar dan sumber daya alam yang luar biasa, sejatinya bisa mempunyai pengaruh besar untuk menjadi poros peradaban dunia yang berperan besar mewujudkan keadilan, perdamaian, dan persatuan. Untuk itu harus dimulai dalam negeri, karena politik luar negeri merupakan pencerminan dari kondisi nyata dalam negeri. Untuk itu, Indonesia memerlukan pemimpin yang memiliki rekam jejak yang hebat dan kesuksesan dalam memimpin.
KTT G20 yang dilaksanakan di Bali, Indonesia, harus dijadikan sebagai momentum untuk semakin aktif memperjuangkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial di dunia, yang dimulai diwujudkan di dalam negeri Indonesia.
Semoga tulisan ini memberi manfaat bagi bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai.
Merupakan sebuah kehormatan untuk dapat menyambut kembali Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Ambassador Sung Yong Kim di sela-sela kesibukan menyongsong G20 di Nusa Dua, Bali. pic.twitter.com/hxwsBeJDhw
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) November 13, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
