Pada Sabtu, 19 November 2022, akan digelar Pemilu Malaysia yang disebut Pilihan Raya Umum (PRU) ke-15. Pemilu ini akan memilih 222 ahli parlimen untuk Dewan Rakyat (Anggota DPR) dan Ahli Parlimen Dewan Undangan Negeri (Anggota DPRD) di tiap Negara Bagian.
Pemilu ini sangat penting karena sekaligus akan menentukan siapa Perdana Menteri (PM) Malaysia yang baru. Dalam pemilu (PRU) ke-15 ini, ada tiga koalisi utama yang bersaing yaitu Barisan Nasional (BN), Pakatan Harapan (PH) dan Perikatan Nasional (PN). Ketiga koalisi utama ini berjuang keras untuk meraih dukungan terbesar dari kursi federal yang tersedia agar bisa membentuk pemerintahan baru.
Selain itu, ada Koalisi Gerakan Tanah Air (GTA) yang dipimpin Mahathir Mohamad, mantan Perdana Menteri Malaysia, juga ikut bersaing. Ada pula, Gabungan Rakyat Sabah dan Gabungan Parti Sarawak.
Mengutip Data Komisi Pemilihan Umum Malaysia (SPR), Jumat (18/11/2022), pemilu ke-15 menjadi salah satu kontes politik yang paling sengit di negara itu dalam beberapa waktu terakhir.
Sebanyak 21 juta warga Malaysia memenuhi syarat untuk memberikan suara pada (19/11/2022) guna memilih (mengundi) 222 kursi di parlemen Dewan Rakyat (DPR).
Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa pemilu (PRU) di Malaysia mempunyai dua tingkatan yaitu untuk memilih (mengundi) ahli parlimen di tingkat federal/persekutuan di Dewan Rakyat dan memilih (mengundi) ahli parlimen di tingkat negeri/negara bagian di Dewan Undangan Negeri (DUN).
Reformasi! Undi Harapan! pic.twitter.com/tbvL0PnuNB
— Anwar Ibrahim (@anwaribrahim) November 18, 2022
Malaysia's political instability will not be solved by federal elections on Saturday, former Prime Minister Mahathir Mohamad said during an interview with Nikkei Asia.https://t.co/9918A36VxN
— Nikkei Asia (@NikkeiAsia) November 18, 2022
Sebaran Pemilih
Dikutip data pemilih dari Bernama sebagai berikut bahwa pemilih (pengundi) di Malaysia terbagi 1) Perlis 195 ribu, 2) Kedah 1,5 juta, 3) Kelantan 1,4, 4) Trengganu 922 ribu, 5) Pulau Pinang 1,2 juta, 6) Perak 2 juta, 7) Pahang 1,1 juta,
8) Selangor 3,6 juta, 9) Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur 1,1 juta, 10) Wilayah Persekutuan Putra Jaya 42 ribu, 11) Negeri Sembilan 850 ribu, 12) Melaka 657 ribu, 13) Johor 2,6 juta, 14) Wilayah Persekutuan Labuan 4,4 juta, 15) Sabah 1,6 juta, dan 16) Sarawak 1,9 juta.
Malaysia Gelar Pemilu Sabtu Besok, Persaingan Makin Ketat https://t.co/HZU0YopRtf
— IDN Times (@idntimes) November 18, 2022
Pemerintah Malaysia mengizinkan warga positif Covid-19 datang ke tempat pemungutan suara pada pemilu pekan ini dengan imbauan tertentu. #TempoDunia https://t.co/SP2h02a6Al
— tempo.co (@tempodotco) November 15, 2022
Pemilih Pemula
Salah satu yang membedakan pemilu (PRU) di Malaysia saat ini (19/11/2022) dengan pemilu (PRU) sebelumnya yaitu ada perubahan umur pemilih. Kalau sebelumnya untuk menjadi pemilih (pengundi) harus berumur 21 tahun, sekarang pemilu (PRU) ke-15, pemilih (pengundi) sudah boleh memilih (mengundi) mulai berumur 18 tahun sampai ke atas.
Perubahan umur pemilih di Malaysia akan memberikan pengaruh kepada hasil pemilu.
Menurut saya pemilih (pengundi) pemula, akan memberi pengaruh kepada mereka untuk memilih (mengundi) suatu koalisi partai politik seperti Barisan Nasional, Pakatan Harapan, Perikatan Nasional, yang memberi harapan dan solusi terhadap berbagai isu aktual yang dihadapi seperti lapangan kerja, upah pekerja, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Calon anggota parlimen di tingkat federal maupun di negara bagian dari koalisi Barisan Nasional, Pakatan Harapan, Perikatan Nasional, dan koalisi lainnya, yang akan diundi atau dipilih adalah mereka yang menyuarakan perubahan ke arah yang memberi harapan kepada generasi muda yang menjadi interest dan kepentingan mereka saat ini dan di masa depan.
Malaysia gelar pemilu di saat krisis tenaga kerja asing – pekerja migran Indonesia 'terombang-ambing'. https://t.co/acLrLtJdkr
— BBC News Indonesia (@BBCIndonesia) November 18, 2022
Perdana Menteri
Pemilu ke-15 ini, ada 4 kandidat PM Malaysia. Mereka adalah Ismail Sabri Yakoob dari BN, Anwar Ibrahim dari Pakatan Harapan, dan Muhyiddin Yassin dari Perikatan Nasional, dan Ahmad Zahid Hamidi dari UMNO.
Pertanyaannya, Koalisi apa yang akan memperoleh dukungan besar dalam pemilu (PRU) ke-15? Jika yang meraih dukungan paling besar dalam pemilu (PRU) ke-15, dan memenuhi jumlah kursi di parlimen lebih 50 persen dari 222 kursi, maka koalisi tersebut telah memenangkan pemilu. Konstitusi Malaysia, koalisi atau partai politik yang menjadi pemenang pemilu (PRU) ke-15, akan membentuk pemerintahan baru di tingkat federal dan di negara bagian.
Apakah Anwar Ibrahim dari Pakatan Harapan yang sudah dua dekade berjuang untuk menjadi Perdana Menteri Malaysia, kali ini adalah hokinya, atau Ismail Sabri dari Barisan Nasional, atau Muhyiddin Yassin?
Allah yang menentukan melalui rakyat Malaysia dalam pemilu (PRU) ke-15.
Semoga tulisan ini memberi manfaat kepada pengkaji masalah politik di Malaysia, rakyat Malaysia, dan rakyat Indonesia.
Sholat hajat digelar untuk memohon perlindungan Allah dalam Pemilu Malaysia https://t.co/39mfVMH8So
— Republika.co.id (@republikaonline) November 17, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
