Suruhanjaya Pilihan Raya Malaysia (SPRM) yang dikenal di Indonesia Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan hasil Pilihan Raya Umum (PRU) ke-15 dengan hasil perolehan suara di Dewan Rakyat (DPR) sebagai berikut:
– Pakatan Harapan (PH) = 82 kursi
– Perikatan Nasional (PN) = 73 kursi
– Barisan Nasional (BN) = 30 kursi
– Borneo Blok = 35 kursi
Pemilu Malaysia: Anwar Ibrahim Unggul, Dibayangi Muhyiddin Yassin https://t.co/TPqJFKDaiZ
— VivaCoid (@VIVAcoid) November 20, 2022
Baginda menasihati rakyat dan ketua parti-parti politik akur dan menghormati proses demokrasi serta menerima keputusan PRU15 dengan tenang.#AWANInews #PRU15 #MalaysiaMemilih https://t.co/fyDRR5mwnF
— 🇲🇾Astro AWANI🇲🇾 (@501Awani) November 20, 2022
Saya buka TikTok dan Twitter yang banyak menjadi platform kepada ramai ahli politik untuk berkempen dan berkenalan dengan rakyat. – Pengundi muda#MalaysiaBerintegriti #PRU15 https://t.co/MWcHH0yACQ
— SinarHarian (@SinarOnline) November 20, 2022
Para Tokoh Tumbang
Pemilu (PRU) ke-15 yang berlangsung 19 November 2022, sangat sengit dan keras. Hasil Pemilu (PRU) ini banyak tokoh yang tumbang atau kalah seperti Mahathir Mohamad, Bekas Perdana Menteri yang berumur 97 tahun, menderita kekalahan pertama kalinya dalam Pemilu (PRU) ke-15. Ini kekalahan pertamanya sejak 53 tahun terakhir, yang menandai akhir karir politiknya selama tujuh dasawarsa.
Selain itu, Tengku Razaleigh Hamzah, politisi kawakan yang memulai karir politik sebagai Dewan Undangan Negeri (DUN) sejak 1969, dan 1986 dalam 50 tahun karir politiknya menjadi Ahli Parlimen dari Ulu Kelantan Barat, kalah telak di PRU ke-15.
Begitu juga, Datuk Kahairy Jamaluddin, calon dari Barisan nasional, yang juga Menteri Kesehatan Malaysia, kalah dari Datuk R. Ramanon, calon dari Pakatan Harapan. Begitu pula, Datuk Azmin Ali, pemimpin kanan Parti Bersatu, calon Perikatan Nasional, kalah dengan Menteri Besar Selangor, Amirudin Shaari, calon dari Pakatan Harapan.
Selain itu, Nurul Izzah Anwar, wakil presiden Parti Keadilan Rakyat kalah di Pematang Pauh. Padahal kawasan ini pernah dimenangkan oleh Anwar Ibrahim, kemudian Dr. Wan Azizah Wan Ismail dan terakhir Nurul Izzah Anwar.
Mahathir Mohamad, Eks PM Malaysia yang Kalah Pemilu di Usia Senja https://t.co/ayvZ0U3vlV
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) November 20, 2022
Kalah di Pemilu Malaysia, Presiden UMNO Didesak Mundur https://t.co/15fUiVZBQb #TempoDunia
— tempo.co (@tempodotco) November 20, 2022
Tanpa pemenang yang jelas di pemilu Malaysia, ketidakpastian politik dapat berlanjut di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi. https://t.co/MTG3lQ4ZJs
— Kompas.com (@kompascom) November 20, 2022
Isu Perkauman (SARA)
Pemiu (PRU) ke-15 di Malaysia sangat sengit, karena isu perkauman yang populer di Indonesia “SARA” (Suku, Agama, Ras, Antar Golongan) dimainkan.
Muhyiddin Yassin, calon Perdana Menteri Malaysia dari Perikatan nasional (PN) misalnya mengatakan, Pakatan Harapan disusupi kristenisasi dan Yahudi. Begitu juga Presiden PAS Datuk Abdul Hadi Awang mengatakan bahwa yang tidak mengundi (memilih) Parti Islam PAS kafir, akan masuk neraka.
Anwar Ibrahim, Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) yang juga calon Perdana Menteri dari Pakatan Harapan menjawab tuduhan kepada Pakatan Harapan dengan mengatakan bahwa Muyiddin Yassin tidak bermodal. Mungkin maksudnya tidak ada lagi ada isu yang bisa dimainkan, lalu menggunakan isu perkauman. Anwar Ibrahim juga merespon pernyataan Presiden PAS dengan mengatakan “Kalau mengatakan rakyat tidak memilih (mengundi) PAS kafir dan masuk neraka,” mengapa PAS bekerjasama dengan Parti yang bukan Parti Islam (maksudnya Parti Pribumi Malaysia Bersatu) dan masuk Koalisi Perikatan Nasional yang bukan Islam?.
Anwar juga menegaskan ““Saya bukan bodohlah Hadi,” kata Anwar dalam ceramah di sini. “Saya percaya, saya kena jaga orang Melayu yang majoriti. Tetapi, kalau saya mahu jadi ketua negara ini, saya mesti jaga orang Cina macam keluarga saya sendiri, baru kita boleh selamat. Sama juga dengan orang India.”
Isu perkauman (SARA) yang dianggap sensitif bagi Malaysia yang multi rasial , kembali digunakan dalam Pemilu (PRU) ke-15. Apakah karena isu perkauman, PAS meraih dukungan suara yang besar di tiga Negara Bagian di Malaysia seperti Kelantan, Trengganu dan Kedah.
Begitu pula, apakah karena isu perkauman yang disampaikan secara terbuka oleh Muhyiddin yassin dalam kampanye, sehingga Koalisi Perikatan Nasional (PN) yang di dalamnya bergabung PAS, mendulang dukungan suara yang besar dalam Pemilu (PRU) ke-15 dengan 73 kursi di Dewan Rakyat, kita tahu persis. Dugaan, isu perkauman memberi pengaruh kepada pemilih (pengundi) untuk mengundi PAS dan PN.
1/2
Tular video di kumpulan WhatsApp mengatakan DS @anwaribrahim bertemu wakil asing yang dibelakangnya adalah Mossad/Yahudi & membahayakan negara. Ini contoh fitnah dahsyat PN & BN. Pertemuan tersebut sebenarnya adalah diantara DSAI dengan duta2 asing & pemain industri tempatan. pic.twitter.com/TWQGCTdPJa— Adzman Kamaruddin (@adzman86) November 19, 2022
Disebalik segala fitnah, ustaz Nik Omar ada penjelasan sendiri mengapa beliau tetap menyokong @anwaribrahim pic.twitter.com/d5MR0H2BSd
— Zulfadzli (@bumilangit) November 15, 2022
Rakyat Malaysia harus berani cipta masa depan yang lebih baik, dan ia tidak mungkin tercapai dengan politik khianat, fitnah dan rasuah.#Harapan #MalaysiaBangkit #KitaBoleh pic.twitter.com/dnxuHYClsA
— Anwar Ibrahim (@anwaribrahim) November 14, 2022
Kita anjurkan politik sihat seperti debat soal dasar, namun PAS/PN lebih berminat dengan budaya taksub dan fitnah.
Inilah budaya yang berterusan dalam PAS https://t.co/1pqbvXDX5Z
— Anwar Ibrahim (@anwaribrahim) November 11, 2022
Anwar Ibrahim PM Malaysia?
Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Datuk Seri Anwar Ibrahim telah memenangi Pemilu (PRU) ke-15 dengan meraih dukungan kursi di Dewan Rakyat sebesar 82 kursi.
Kemenangan tersebut belum cukup untuk membentuk pemerintahan baru hasil Pemilu (PRU) ke-15, karena sekurang-kurangnya harus memiliki 111 kursi di Dewan Rakyat baru boleh membentuk pemerintahan berdasarkan persetujuan Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta’in Billah.
Oleh karena itu, Anwar Ibrahim harus mencari partner koalisi untuk boleh membentuk pemerintahan baru. Simulasinya berdasarkan hasil pemilu (PRU) ke-15, jika Pakatan harapan berkoalisi Borneo Blok (PH+Borneo Blok), maka hasilnya= 117 kursi.
Begitu juga kalau Pakatan Harapan, boleh berkoalisi dengan Barisan Nasional ( PH+BN), maka cukup untuk bisa membentuk pemerintahan baru= 112 kursi.
Dalam konferensi pers pasca pengumuman hasil Pemilu (PRU) ke-15 oleh SPR, Anwar Ibrahim mengatakan, sudah melakukan berjanjian tertulis dengan koalisi yang ikut bertanding dalam Pemilu (PRU) ke-15. Jika ini benar, maka berdasarkan hasil Pemilu (PRU) ke-15 yang dimenangi Pakaran Harapan (PH), maka Anwar Ibrahim berpeluang menjadi Perdana Menteri Malaysia ke-10.
Bentuk gabungan kerajaan, serah nama calon PM, Istana beritahu pemimpin parti #FMTNews https://t.co/Q8ZOto9Tut
— Free Malaysia Today (@fmtoday) November 20, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
