Hari ini 25 November 2022 adalah Hari Guru Nasional. Setiap kita memperingati Hari Guru Nasional, yang teringat kepada kita adalah pendidikan. Pendidikan adalah kunci untuk memajukan bangsa dan negara.
Beberapa waktu saya mendengar pendapat Anies Baswedan tentang pendidikan yang dipublikasikan di Twitter. Menurut Anies Baswedan, pendidikan bukan bicara skill atau ketrampilan, tetapi karakter.
Arti karakter menurut Kamus Bahasa Indonesia (kamus versi Online) ialah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau Budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.
Menurut Anies, yang membuat bangsa-bangsa ini dahsyat, hebat seperti Korea dalam waktu 60 tahun bisa meraih kemajuan seperti Eropa barat yang baru bisa meraih kemajuan dalam 350 tahun. Jepang mampu meraih kemajuan dalam waktu 120 tahun baru bisa menyamai Eropa yang meraih kemajuan dalam 350 tahun.
Lebih lanjut Anies menegaskan bahwa Pendidikan Adalah Investment dan human capital. Menurut Anies, pendidikan adalah penumbuhan karakter. Karakter terbagi dua yaitu:
Pertama, karakter moral seperti jujur, beriman, bertakwa, rendah hati.
Kedua, karakter kinerja yaitu kerja keras, kerja tuntas, ulet, tangguh.
Bener juga kata pak Anies, dunia pendidikan kita perlu diarahkan untuk pembangunan potensi karakter. pic.twitter.com/BvpZWzqi8a
— mak Anip (@mak_anip) November 20, 2022
Badan Pusat Statistik mempublikasikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2021. Hasilnya, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan IPM tertinggi dan Papua terendah. https://t.co/dKAD94VSbn
— detikcom (@detikcom) May 21, 2022
Indeks Pembangunan Manusia DKI Jakarta dan DI Yogyakarta masuk kategori sangat tinggi pada 2022. https://t.co/ZlECSOLXLS
— Databoks Indonesia (@databoksid) November 17, 2022
Pendidikan Kita
Realitas hasil pendidikan kita, membuat kita miris. Realitasnya bertolak belakang yang diharapkan. Setidaknya ada lima alasan kita patut miris
Pertama, hasil pendidikan kita belum menghasilkan orang jujur. Pada umumnya yang korupsi adalah mereka yang pendidikan tinggi.
Kedua, hasil pendidikan kita belum menghasilkan orang berpendidikan yang rendah hati, pengasih dan penyayang terhadap sesama. Mereka yang beriman dan bertaqwa masih banyak yang belum tercermin dalam perkataan dan tindakan sehari-hari. Hal tersebut secara kasat mata dapat dilihat di masyarakat dan di media sosial.
Ketiga, hasil pendidikan kita belum menghasilkan orang berpendidikan yang disiplin waktu, disiplin kerja, kerja keras dan mengutamakan prestasi dan kinerja.
Keempat, hasil pendidikan kita belum menghadirkan sarjana yang tangguh dan ulet yang bisa bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Kalaupun ada jumlahnya masih minim.
Kelima, hasil pendidikan kita belum berhasil menghadirkan orang berpendidikan yang ambisi untuk membuat prestasi dan rekam jejak yang hebat di jabatan apapun yang disandang. Kalau ada, jumlahnya amat terbatas.
Putra Mahkota Arab Saudi menilai masjid penting bagi pendidikan generasi muda. https://t.co/Vvm1Crgdwd
— Republika.co.id (@republikaonline) November 17, 2022
Problematika penduduk yang tinggal di pulau-pulau kecil itu adalah aksesibilitas, kerusakan ekosistem, seperti terumbu karang, mangrove, sampah, dan rawan bencana, abrasi pantai, kurangnya sarana pendidikan, dan lainnya – https://t.co/hOQbddLIh7#InfoTempo pic.twitter.com/F6DlQn7KeK
— tempo.co (@tempodotco) October 7, 2022
Implementasi Karakter Moral dan Kinerja
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman serta bertaqwa terhadap yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan serta keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yg mantap serta berdikari serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan pendidikan nasional tersebut sangat bagus dan komprehensif, tetapi sulit diimplementasikan karena terlalu luas dan tidak fokus
Supaya pendidikan bisa menumbuhkan karakter moral dan karakter kinerja, maka Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tidak perlu diamandemen, cukup dipilah ke dalam dua bagian yang dikemukakan Anies Baswedan.
Sebagai contoh, dalam rangka mengimplementasikan sistem pendidikan nasional yang menfokuskan penumbuhan karakter moral, maka masalah beriman, bertakwa, jujur, rendah hati, budi pekerti dan sebagainya masuk ke dalam kategori karakter moral dan harus dibangun dan diimplementasikan.
Selanjutnya, dalam rangka membangun dan mengimplementasikan sistem pendidikan nasional yang menfokuskan kepada karakter kinerja yaitu kerja keras, kerja tuntas, ulet, tangguh, maka pada bagian dari isi sistem pendidikan nasional yaitu sanggup berdikari harus dibangun dan diimplementasikan. Tidak mungkin bisa berdikari kalau tidak kerja keras, ulet, tangguh, dan kerja tuntas. Juga tidak mungkin memiliki karakter kinerja jika tidak memiliki kepribadian yang mantap, sehat jasmani dan rohani.
Guru adalah kunci keberhasilan pendidikan. Selamat Hari Guru Nasional.#HariGuru #HariGuruNasional #HariGuru2022 pic.twitter.com/x10zNFwms7
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) November 25, 2022
Guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam melaksanakan sistem pendidikan. Sebuah kehormatan dapat turut menghadiri Konferensi Kerja Provinsi II PGRI DKI Jakarta.https://t.co/1I2SlBD60q pic.twitter.com/CEaAm1b0FP
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) March 19, 2022
Pagi tadi menyambut 2530 peserta Gowes Pendidikan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional Tahun 2022 di Balaikota DKI Jakarta.
Selamat bersepeda! Mari kirimkan pesan pada semua, jadikan bersepeda sebagai budaya kita.#disdikdki#GOWESPENDIDIKAN#JakartaRamahBersepeda pic.twitter.com/HHi3aICaUM
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) June 19, 2022
Kumpulan ucapan Hari Guru Nasional 2022 bisa menjadi inspirasi untuk mengucapkan terimakasih pada pahlawan tanda jasa yang memajukan pendidikan Indonesia. #detikNetwork https://t.co/uTcBCSvlxq
— detikcom (@detikcom) November 25, 2022
Ubah Karakter
Pendidikan di Indonesia harus diarahkan dengan segala daya upaya dan kemampuan untuk mengubah karakter rakyat Indonesia.
Anies Baswedan telah memberi contoh kepada kita tentang kemajuan Korea yang dalam 60 tahun sudah bisa mengejar kemajuan Eropa. Begitu juga Jepang, yang memerlukan waktu 120 tahun untuk bisa menyaingi Eropa.
Indonesia sejatinya bisa. Asalkan kita memiliki pemimpin yang memiliki rekam jejak (track record) yang hebat, sudah terbukti amanah, dapat dipercaya, jujur, cerdas dan mumpuni dalam berkomunikasi.
Untuk bisa memiliki pemimpin yang terbaik dari rakyat Indonesia, maka pemilihan presiden 2024 harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memilih presiden, yang akan membawa seluruh rakyat Indonesia meraih kemajuan.
Melalui peran guru dan pendidikan, yakin usaha sampai untuk mengubah karakter moral dan karakter kinerja, yang harus menjadi fokus utama pembangunan pendidikan di masa depan.
Selamat memperingati Hari Guru. Semoga tulisan ini memberi pencerahan kepada seluruh rakyat Indonesia.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
