Para pemimpin sebaiknya belajar dari Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim dalam pemihakan kepada rakyat kecil.
Sebagaimana diketahui Datuk Seri Anwar Ibrahim resmi dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia setelah mengucapkan sumpah di Istana Negara, Kamis (24/11/2022). Dilansir The Star, Anwar Ibrahim mengucapkan sumpah di depan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al- Mustafa Billah Shah.
Dalam rangka menolong rakyat kecil, Perdana Menteri Malaysia, yang pertama dilakukan ialah menelpon Tan Sri Syed Mokhtar Shah bin Syed Nor Al-Bukhary, seorang pengusaha besar dan jutawan terkaya di Malaysia.
Hasil pembicaraan Anwar Ibrahim dengan Tan Sri Syed Mokhtar Al-Bukary di kemukakan Perdana Menteri ke media bahwa tahun ini (2022) Tan Sri bersedia mendonasikan RM10 juta (Rp30 milyar) kepada pesawah padi miskin. Tahun depan (2023) sebesar RM50 juta (Rp 150 milyar).
Mengapa Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Malaysia melakukan pembicaraan kepada Tan Sri Mokhtar Al-Bukhary tentang perlunya membantu pesawah (petani) padi miskin, karena selama ini Tan Sri memonopoli impor beras di Malaysia. Keuntungannya luar biasa. Akan tetapi, yang menikmati adalah para politisi karena setiap impor banyak komisinya, tetapi komisi jatuh kepada politisi, penguasa dan pengusaha, bukan kepada pesawah (petani) miskin.
Kondisi yang dialami di Malaysia, juga dialami Indonesia. Impor beras dan sembilan bahan pokok selalu dilakukan dengan alasan untuk stock pangan. Walaupun dikatakan sudah swasembada beras, tetapi masih terus impor, karena impor besar komisinya, tetapi komisi bukan untuk para petani (pesawah) padi miskin, namun untuk para politisi, penguasa dan pengusaha.
Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri ingin menghadirkan keadilan di kalangan masyarakat, dengan cara meminta yang sudah kaya agar berkontribusi membantu pesawah (petani) padi yang miskin.
Anwar berkata, keputusan Tuanku menunjukkan Baginda sentiasa prihatin dengan masalah kewangan negara.#AWANInews #AWANI745 https://t.co/md15cFlvmL
— 🇲🇾Astro AWANI🇲🇾 (@501Awani) December 14, 2022
Anwar Ibrahim resmi menjadi PM Malaysia setelah penantian dua puluh tahun lebih. Seperti apa lika-liku perjalanannya? https://t.co/cp8MHynEuV #Infografis #CNNIndonesia pic.twitter.com/GNRC0KYvJF
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) December 11, 2022
Pemimpin Beri Contoh Tidak Ambil Gaji
Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Malaysia memberitahukan kepada rakyat Malaysia bahwa Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al- Mustafa Billah Shah, sejak Malaysia dilanda Covid-19 sampai saat ini, tidak ambil gaji.
Demikian juga Anwar Ibrahim merealisasikan janjinya dalam kampanye pemilu (PRU) ke-15, jika terpilih menjadi Perdana Menteri, maka tidak akan mengambil gaji. Janji itu diwujudkan we, tidak hanya gaji sebagai Perdana Menteri yang tidak diterima, tetapi juga gaji sebagai Menteri Keuangan.
Selain itu, gaji para menteri dan wakil menteri juga dipotong sebesar 20%, sampai kondisi ekonomi dan keuangan Malaysia membaik.
Selanjutnya Anwar Ibrahim menjelaskan, dia hanya akan ambil gaji sebagai anggota (ahli) parlemen Malaysia.
Anwar sedia maklum bahawa kerajaan mesti memikirkan cabaran semasa kepada ekonomi negara dengan mengambil kira risiko-risiko tertentu.#AWANInews #AWANI745https://t.co/dDnHxTQBQ8
— 🇲🇾Astro AWANI🇲🇾 (@501Awani) December 15, 2022
#BHnasional Cadangan awal untuk menaikkan tarif elektrik itu tidak akan diteruskan kerana enggan rakyat terbeban – Anwarhttps://t.co/V3YwwRbV6B
— Berita Harian (@bharianmy) December 14, 2022
Perdana Menteri, Datuk Seri Anwar Ibrahim berkata, tarif elektrik untuk syarikat industri kecil sederhana, syarikat pertanian dan syarikat pengeluar makanan juga tidak akan dinaikkan.#PilihanMalaysia #PantauKerajaanBaharu https://t.co/BA9xp4RP1S
— 🇲🇾Astro AWANI🇲🇾 (@501Awani) December 14, 2022
Menurunkan Biaya Hidup
Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Malaysia menegaskan “prioritas saya sekarang adalah mengatasi biaya hidup,” kata Anwar Ibrahim dalam konferensi pers pertamanya hari Jumat (25/11/2022) setelah resmi menjabat sebagai perdana menteri.
Isu dalam kampanye pemilu (PRU) ke-15 adalah meningkatnya biaya hidup (kos sara hidup) di Malaysia yang tidak diimbangi dengan meningkatnya pendapatan (income), sehingga taraf hidup merosot.
Masalah biaya hidup yang meningkat yang mengakibatkan taraf hidup rakyat Malaysia merosot menjadi prioritas Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri.
Dari berbagai pemberitaan yang dapat dibaca di media dan media sosial, Anwar memberi perhatian pada beberapa hal untuk menurunkan biaya hidup.
Pertama, subsidi yang diberikan oleh kerajaan (pemerintah) harus tepat sasaran. Hanya mereka yang miskin, berhak mendapatkan subsidi.
Kedua, semua proyek harus ditender, tidak boleh ada penunjukan langsung. Selain itu, tidak ada kenaikan listrik (elektrik) kecuali perusahaan besar serta tidak ada kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Ketiga, harus dilakukan penghematan, tidak boleh ada pemborosan anggaran, sehingga ada dana yang cukup untuk membantu rakyat miskin.
Keempat, pembangunan ekonomi dan investasi (pelaburan) menjadi prioritas agar terbuka lapangan kerja.
Kelima, stop korupsi (rasuah). Kalau ada yang melakukan korupsi (rasuah) akan segera ditindak.
Keenam, semua proyek yang telah diputuskan, dan belum dilaksanakan karena ada pemilu (PRU) ke-15, harus diteliti ulang agar tidak ada korupsi (rasuah) dan pemborosan. Jika untuk kepentingan rakyat dan sangat diperlukan, maka proyek harus dilanjutkan.
Anwar berkata, perkara itu bukan fitnah sebaliknya angka diperoleh selepas meneliti setiap agensi yang mana berlaku kebocoran dan ketirisan.#AWANInews #AWANI745 #PantauKerajaanBaharuhttps://t.co/A0eqfXGNn7
— 🇲🇾Astro AWANI🇲🇾 (@501Awani) December 11, 2022
Menarik pelaburan yang berkualiti, peralihan kepada ekonomi rendah karbon, mempertingkat perlindungan sosial, memantapkan daya tahan fiskal menjadi antara pendekatan dan langkah yang diambil.
— Anwar Ibrahim (@anwaribrahim) December 15, 2022
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim dipuji oleh netizen karena meminjamkan petugas keamanannya untuk mengawal ambulans. #TempoDunia https://t.co/3wGMPYxd5i
— tempo.co (@tempodotco) December 13, 2022
Kebijakan Yang Salah
Slogan wong cilik (orang kecil) sejatinya diwujudkan seperti yang ditunjukkan Anwar Ibrahim.
Akan tetapi kita sudah salah arah. Seharusnya demi membantu rakyat miskin yang masih sangat besar jumlahnya, justru tidak dilakukan.
Pertama, menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) merupakan tindakan yang tidak tepat karena naiknya harga BBM, otomatis semua jenis barang dan kebutuhan sembilan bahan pokok naik, sehingga menambah kesulitan hidup rakyat bawah.
Kedua, mencabut subsidi. Seharusnya subsidi kepada rakyat miskin ditingkatkan, malah yang terjadi adalah sebaliknya. Lebih aneh lagi, pemerintah memberi subsidi pembeli mobil listrik dan pembeli motor. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pembeli mobil listrik akan dapat subsidi Rp80 juta dan motor listrik Rp8 juta. (CNNIndonesia/ Adhi Wicaksono).
Ketiga, peningkatan investasi. Tentu kita dukung peningkatan investasi, tetapi model investasi yang semuanya dari negara yang berinvestasi seperti uang, teknologi, mesin, buruh, makanan, semuanya dari negara yang berinvestasi. Model investasi semacam itu, lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
Keempat, eksplorasi kekayaan alam Indonesia yang melimpah belum memberi manfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, seperti pembangunan smelter untuk mengolah nikel, investor membeli bahan baku dengan harga murah dari pengusaha lokal, kemudian pengusaha menjual ke negaranya dan negara lain dengan harga yang berlipat ganda harganya.
Kelima, pemberian subsidi kepada orang kaya untuk membeli mobil listrik dan motor listrik merupakan kebijakan tidak masuk akal, katanya untuk menarik investor adalah kebijakan yang tidak tepat.
Kalau kebijakan tersebut untuk membantu Indonesia memenuhi pencapaian komitmen emisi rendah karbon, maka bisa direkayasa.Menurut saya, yang sangat penting justru menekankan perlunya peralihan penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum, sehingga penataan angkutan umum di seluruh kota di Indonesia perlu diperkuat, serta terus disempurnakan.
Semoga kita bisa belajar kepada Anwar Ibrahim dalam komitmen membangun orang kecil (wong cilik).
Tumpuan kita saat ini adalah menggunakan kuasa untuk membela kepentingan rakyat, terutamanya pesawah miskin. pic.twitter.com/wAOPUQ1jZc
— Anwar Ibrahim (@anwaribrahim) December 7, 2022

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
