Quentin Sommerville, wartawan BBC International, koresponden Timur Tengah melaporkan dari Suriah bagian utara pada 15 Februari 2023 bahwa penderitaan warga Suriah luar biasa karena tanpa bantuan internasional kepada mereka.
Pada hal tenda-tenda berdiri sangat dekat di dinding perbatasan Turki dan Suriah. Diceritakan mereka nyaris bisa menyentuhnya.
Warga Suriah mengalami masalah besar. Pertama, perang yang berlangsung sudah lebih dari satu dekade di negara itu akibat intervensi kekuatan asing yang menimbulkan perang saudara.
Kedua, gempa bumi yang menerjang Turkiye dan Suriah, yang menghancurkan tempat tinggal mereka dan menelan korban nyawa yang amat besar.
Kondisi warga Suriah saat ini seperti kata peribahasa “sudah jatuh tertimpa tangga.” Warga Suriah sangat menderita akibat perang di negara mereka dan gempa bumi.
No tents, no aid, nothing: Why some Syrians feel forgotten – BBC News https://t.co/qVmM9Zu0tT
— Quentin Sommerville (@sommervilletv) February 12, 2023
Not tents, no aid, no hope, our latest from NW Syria, where Idlib is enduring the earthquake's aftermath alone. With _@rachaelthorn Robbie Wright and Feras Kawaf pic.twitter.com/0woHpeNqfy
— Quentin Sommerville (@sommervilletv) February 13, 2023
#FOTO Kisah sedih dan memilukan korban selamat gempa Suriah mulai bermunculan. Mereka harus bertahan dalam kondisi beku dan hampir tanpa bantuan. https://t.co/RoDkThBlUo
— detikcom (@detikcom) February 17, 2023
Kasihan Warga Suriah
Gempa bumi yang menerjang warga Turkiye dan Suriah amat dahsyat. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan korban tewas di Turki mencapai 35.418 orang. Adapun, korban tewas di Suriah berdasarkan laporan Reuters telah mencapai 5.814 orang (CNBC Indonesia, 15/2/2023).
Warga Turkiye lebih beruntung karena pemerintah mereka cukup kuat dan dunia internasional membanjiri negara itu untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
Akan tetapi di Suriah, bantuan internasional sangat terbatas. Kalaupun ada, terganggu oleh pos-pos pemeriksaan.
Di Turki Selatan misalnya, ribuan petugas penyelamatan dengan peralatan pengangkat beban berat, paramedis, dan anjing pelacak telah memenuhi jalanan dengan tujuan mencari korban-korban yang selamat.
Tetapi, di wilayah barat laut Suriah yang dikuasai oleh oposisi, fenomena seperti itu sama sekali tidak terjadi.
Quentin Sommerville, wartawan BBC International, koresponden Timur Tengah mengatakan, baru saja melewati perbatasan setelah tinggal di Kota Antakya, Turki selama empat hari, di mana penyaluran bantuan begitu ramai.
Bunyi sirene ambulans berdengung sepanjang malam, puluhan pengerek tanah mesinnya mengaum dan mengoyak beton 24 jam sehari.
Sementara di antara kebun-kebun zaitun di Desa Bsania, Provinsi Idlib di Suriah, yang ada hanya kesunyiaan.
Rumah-rumah di area perbatasan ini masih baru dibangun. Sekarang, lebih dari 100 rumah musnah hingga tinggal pecahan-pecahan dan debu putih, bagaikan hantu yang melayang-layang di atas tanah pertanian.
Quentin Sommerville, wartawan BBC International, koresponden Timur Tengah mengatakan bahwa
“saat saya memanjat sisa-sisa desa yang berkapur, saya melihat celah di tengah reruntuhan. Di dalamnya terdapat kamar mandi berubin merah muda yang masih utuh sempurna.
#FOTO Proses evakuasi setelah gempa Turki dan Suriah terjadi masih terus dilakukan. Tercatat saat ini jumlah korban tewas telah melebihi angka 41 ribu jiwa. https://t.co/Mze4VzXkXL
— detikcom (@detikcom) February 17, 2023
Gempa yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2) pekan lalu telah menewaskan 33 ribu orang. PBB mengakui kesulitan mengirimkan bantuan gempa ke wilayah konflik di Suriah. https://t.co/65O989v8Nb #CNNIndonesia pic.twitter.com/C1ERCO4Rvj
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) February 13, 2023
Alhamdulillah tim relawan kesehatan Muhammadiyah telah sampai di Turki dan segera bergerak dengan membangun tenda darurat sebagai Rumah Sakit Lapangan dan menyiapkan logistik untuk kebutuhan warga terdampak.@MDMCIndonesia@LAZISMU#Muhammadiyah #MDMC #Lazismu #GempaTurki #EMT pic.twitter.com/g8Vh0GPFex
— Muhammadiyah (@muhammadiyah) February 15, 2023
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki menggelar Doa Bersama untuk Korban Gempa secara virtual melalui Zoom, Ahad (12/2/2022). https://t.co/J4SME0b30Q
— NU Online (@nu_online) February 12, 2023
Ketua Umum PMI @Pak_JK menyerahkan bantuan untuk korban gempa di Turki. Bantuan berupa uang tunai 100 ribu Dollar Amerika Serikat atau setara Rp 1,5 M. Jusuf Kalla menyerahkan langsung bantuan kepada Wakil Duta Besar Turki untuk Indonesia, Mr. Ömer Orhun Çelikkol. pic.twitter.com/bv8Jc2jp8d
— KOMPAS TV (@KompasTV) February 11, 2023
Akhiri Perang Di Suriah Seperti Aceh
Apa yang terjadi di Suriah saat ini hampir sama yang dialami warga Aceh, yang pernah mengalami gempa bumi yang amat dahsyat yang mengakibatkan tsunami yang luar biasa pada 26 Desember 2004 yang menelan korban nyawa 170.000 jiwa.
Pada saat itu tengah terjadi perang yang hebat antara GAM dengan pemerintah Indonesia.
Dampak dari gempa bumi 9,3 SR sebagaimana dikemukakan telah menimbulkan tsunami yang luar biasa besar dan memporak-porandakan Aceh.
Pasca tsunami, datang bantuan internasional dari berbagai penjuru dunia. Namun untuk membangun kembali Aceh yang hancur akibat perang dan tsunami diperlukan perdamaian.
Maka setelah terlibat konflik selama 29 tahun antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang merenggut hampir 15 ribu korban jiwa, akhirnya melalui perjanjian damai yang dicetuskan Wakil Presiden RI kala itu, Jusuf Kalla, ditandatangi perjanjian damai di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005. Indonesia diwakili Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaludin, sedangkan GAM mengutus Malik Mahmud Al Haytar untuk menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Perjanjian Damai.
Pertanyaannya, bisakah perang diakhiri di Suriah, setelah terjadi gempa bumi yang amat dahsyat di Turkiye dan Suriah yang sangat banyak menelan korban.
Jawaban pasti bisa. Pertanyaan selanjutnya, siapa yang bisa memediasi agar konflik di Suriah diselesaikan secara damai?
Tulisan ini, berharap hadirnya tokoh perdamaian yang mempunyai reputasi internasional seperti Jusuf Kalla untuk memediasi diakhirinya perang di Suriah.
Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama (NU) bisa didorong untuk menjadi mediator internasional untuk mewujudkan perdamaian abadi di Suriah.
Dengan adanya perdamaian abadi di Suriah, maka negara yang porak-poranda akibat perang dan gempa bumi itu, bisa di bangun kembali.
Jika konflik tidak diakhiri, maka sangat sulit untuk membangun kembali Suriah yang hancur akibat perang dan gempa bumi.

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
