Connect with us

Seminar nasional yang bertema Membangun Pendidikan Bertaraf Internasional Menuju Indonesia Emas 2045 (4/3/2023) - twitter musniumar

Pendidikan

Membangun Pendidikan Bertaraf Internasional Menuju Indonesia Emas 2045

Seminar nasional yang bertema Membangun Pendidikan Bertaraf Internasional Menuju Indonesia Emas 2045, dengan keynote speech Dr. Ir. Suharti, MA, Sekjen Kemendikbud Ristek RI.

Pendidikan merupakan cara yang paling diperlukan bangsa Indonesia untuk memerangi kebodohan dan membangun kecerdasan, mengurangi kesenjangan, melakukan mobilitas vertikal, mewujudkan keadilan sosial serta untuk membawa bangsa dan negara maju dan jaya.

Hal tersebut merupakan percikan pemikiran yang bisa ditarik dari hasil seminar nasional yang bertema “Membangun Pendidikan Bertaraf Internasional Menuju Indonesia Emas 2045,” dengan keynote speech Dr. Ir. Suharti, MA, Sekjen Kemendikbud Ristek RI, Prof Dr Komarudin Hidayat, Rektor UIII, dengan pembahas Prof Dr Iwan Pranoto, Guru Besar FMIPA ITB., Prof Dr Didin Damanhuri, Guru Besar IPB., Prof Dr Laode Masihu Kamaluddin, Rektor UICI, Prof Dr Popy Rufaidah, Guru Besar UNPAD dengan moderator Dr Leli Pelitasari.

Seminar nasional ini dihadiri Prof Dr Aliyah, Ibunda Anies Baswedan, para akademisi dan pemerhati pendidikan yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Muhlisin Indonesia (YAHMI) di Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School, Bogor Jawa Barat.

Prihatin Tidak Sedikit Yang Terkena OTT

Pada pembukaan seminar nasional, Dr. Berliana Kartakusumah, Ketua Yayasan Harapan Muslisin Indonesia (YAHMI) mengemukakan berbagai capaian yang luar biasa dari universitas kita seperti UGM, UIC dan ITB yang sukses meluluskan Doktor dalam usia yang masih amat muda.

Akan tetapi, kita prihatin tidak sedikit yang terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK adalah kaum muda dan semuanya adalah mereka yang berpendidikan tinggi. Persoalan besar kata Dr. Berliana “yang terkena OTT orang-orang berpendidikan.”

Sementara itu, Prof Komarudin Hidayat, ketika menjadi keynote speech mengemukakan pengalamannya dari pesantren sampai masuk di IAIN dan melanjutkan pendidikan di Turki bahwa kunci untuk membawa suatu bangsa maju dan hebat terletak pada tiga aspek.

Pertama, identitas harus kuat.
Kedua, Government yang efektif dan berwibawa.
Ketiga, penguasaan teknologi (IT maju)

Ketiga aspek tersebut harus diupayakan secara simultan agar bangsa Indonesia bangkit dan maju.

Kemajuan Peradaban Manusia

Sementara itu, Iwan Pranoto, Guru Besar FMIPA ITB mengemukan berbagai kemajuan peradaban manusia. Dia menjelaskan kecerdasan buatan yang mengubah suatu pekerjaan yang membebani telah diambil alih mesin. Sebagai contoh, membuka pintu tol sangat membebani, kini telah diambil alih mesin. Begitu juga, teller di bank yang dimasa lalu dilakukan manusia telah diambil alih mesin.

Selanjutnya, dia mengemukakan bahwa kecerdasan buatan harus bersanding dengan manusia yang cerdas supaya memberi manfaat. “Kecerdasan buatan baru bermanfaat, jika bersanding dengan manusia yang cerdas.”

Kalau kecerdasan buatan bersanding dengan manusia yang memiliki kebodohan asli, maka akan jadi masalah. Maka, kreativitas kecerdasan buatan harus selaras dengan kecerdasan manusia.

Oleh karena itu, pendidikan sangat penting untuk mencerdaskan manusia.

Selanjutnya, Prof Iwan menjelaskan perlunya pendidikan kita memiliki dua hal. Pertama, kemampuan berkomunikasi kompleks, yaitu bagaimana mempengaruhi untuk melakukan sesuatu, misalnya membuang sampah dibak sampah.

Kedua, berpikir pakar. Maksudnya tidak cukup hanya memecahkan masalah, tetapi memikirkan dan mengerjakan hal-hal yang belum terjadi dan belum pernah dilakukan seperti perubahan iklim (climate change). Menurut dia, harus ada kasmaran untuk mempelajari hal yang belum pernah terjadi.

Oleh karena itu, pendidikan kita bukan mengajarkan “siap bekerja, tetapi siap belajar ketrampilan baru, membaca dan menulis.” 

Pelajaran dari Kemajuan dari Negara lain

Didin Damanhuri, Guru Besar IPB yang bertindak sebagai pembahas mengemukakan bahwa pembangunan di Eropa yang berbasis pada materialisme, individualisme dan sekularisme, telah membawa kemakmuran, tetapi menyisakan kemiskinan yang masif di kalangan masyarakat bawah.

Menurut dia, membangun Indonesia harus berdasarkan “local science” seperti yang dilakukan Jepang dalam membangun peradaban di negaranya, yang tetap berpijak pada agama, tradisi dan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Indonesia tidak boleh dibangun berlandaskan materialisme, individualisme dan sekularisme. Oleh karena pembangunan yang berdasarkan tiga hal tersebut telah menciptakan kesenjangan yang luar biasa dan ketidakadilan yang masif. Dikemukakan, 215 orang yang sangat kaya di dunia sama dengan 60 persen penduduk dunia. Di Indonesia, 4 orang yang sangat kaya, sama dengan 100 juta orang Indonesia.

Dalam Global Wealth Report 2018 yang dirilis Credit Suisse menunjukkan bahwa 1 % orang terkaya di Indonesia menguasai 46,6% total kekayaan penduduk dewasa di tanah air. Sementara 10% orang terkaya menguasai 75,3% total kekayaan penduduk. Artinya pembangunan yang dilakukan pemerintah selama ini hanya dinikmati oleh sebagian orang-orang tajir di negeri ini.

Oleh karena itu, aktivis Dawan Mahasiswa 77/78 ini menegaskan pentingnya integrasi iman, ilmu dan akhlak. Pendidikan, bukan hanya untuk manusia cerdas, tetapi membangun sebuah peradaban untuk semua yang merupakan ranah kolektif.

Dr. Ahmad Ganis, ketua dewan pembina YAHMI diminta oleh panitia untuk menyampaikan pandangan dalam menutup seminar nasional yang bertemu “Membangun Pendidikan Bertaraf Internasional Menuju Indonesia Emas 2045” mengatakan bahwa “We have problem” dalam bidang pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Karena itu, kita mencari solusi. Sebagai wujud kita cinta kepada bangsa dan negara, para akademisi dan cendekiawan sebaiknya selalu “speak up” untuk menyampaikan kebenaran dan keadilan.

Seminar nasional ditutup dengan foto bersama.

Berikut foto-foto kegiatan

Baca Juga

Opini

Saya ingin Ridho, Prananda dan terutama AHY yang merupakan anak dari presiden RI ke-6, mulai menempa diri dan menjadi standar pemimpin untuk generasi muda....

Pendidikan

Pada 18 Maret 2023, Sahabat Peradaban Bangsa (SPB) menyelenggarakan webinar dengan tema Sekitar Permasalahan Moderasi Beragama Dalam Bingkai Pancasila, dengan keynote speech Neneng Djubaedah, SH.,...

Pendidikan

Himpunan Mahasiswa Sulawesi Tenggara dengan akronim Hima Sultra pada 11 Maret 2023 melakukan pelantikan pengurus baru di Gedung KNPI DKI Jakarta dengan ketua Egie...

Opini

Tiga kasus yang dikemukakan di atas, yaitu penganiyaan terhadap David, penyiksaan yang mengakibatkan dua pelajar tewas, serta dugaan korupsi yang dilakukan RAT, jika dilihat...

Lainnya

Mantan aktivis, tokoh independen seperti Anies Baswedan dan pemimpin ormas besar di Indonesia berpeluang untuk memimpin bangsa menjadi calon presiden, calon wakil presiden, calon anggota...

Opini

Anies Baswedan Formula yang harus diwujudkan di masa depan pada era Indonesia emas 2045.

Pemilu

Menanggapi isu reshuffle kabinet, Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem menegaskan reshuffle atau kocok ulang kabinet merupakan hak sepenuhnya Jokowi. Ia mengatakan tak akan mempermasalahkan kebijakan...

Pendidikan

Prof Dr. Kasim bin Mansor, Rektor Universiti Malaysia Sabah (UMS) mengemukakan bahwa dia akan mendirikan (menubuhkan) Bajau Chair di Universiti yang dipimpinnya.