Himpunan Mahasiswa Sulawesi Tenggara dengan akronim Hima Sultra pada 11 Maret 2023 melakukan pelantikan pengurus baru di Gedung KNPI DKI Jakarta dengan ketua Egie Setiawan.
Pada kesempatan pelantikan pengurus baru Hima Sultra, dilakukan simposium dengan tema “SDM Sultra Sebagai Epicentrum Kemajuan Daerah 2045 Agenda for Sustainable Development.”
Acara tersebut dihadiri sekaligus sebagai pembicara, Andi Sumangerukka, mantan Pangdam Sulawesi Selatan, Musni Umar, tokoh masyarakat Sultra di Jakarta dan Rektor Universitas Ibnu Chaldun 2016-2022, Sitti Rahman, Anggota Bawaslu DKI Jakarta, Muh. Rasman, Akademisi dan Muhammad Ikram Pelesa, Ketua PB HMI.
SDA Sultra Masa Depan Indonesia
Andi Sumangerukka, bakal calon Gubernur Sultra 2024, tampil sebagai pembicara pertama mengemukakan bahwa sumber daya alam Indonesia seperti Nikel, 60 persen berada di Sultra dengan total 1,8 milyar metric ton.
Jika dikelola dengan baik, maka bisa menghasilkan US$ 1800 milyar. Dengan demikian, kata mantan Pangdam Hasanuddin Sulawesi Selatan, masa depan Indonesia berada di Sulawesi Tenggara.
Masalah yang dihadapi, sebanyak 213 Usaha Izin Pertambahan (UIP) pemiliknya 90 persen bukan orang Sultra, dan masa penguasaannya selama 30 tahun.
Selain itu, hulu dan hilir bukan milik kita, tetapi China, teknologi dan dananya dari mereka.
Beberapa aktivis LSM pernah mengatakan bahwa rakyat Sultra hanya kebagian debu, banjir dan pencemaran lingkungan. Di pesisir pantai Kabupaten Konawe dan Konawe Utara, rakyat tidak bisa lagi memancing ikan karena di cemari limbah akibat eksplorasi nikel.
Memperkuat SDM
Sebagai pembicara dalam simposium tersebut, saya menekankan pentingnya penguatan sumber daya masyarakat Sultra.
Menurut data, tingkat pendidikan rakyat Indonesia sekitar 60 persen, hanya berpendidikan SD dan SMP., dan berpendidikan sarjana hanya sekitar 10 persen dari total penduduk Indonesia.
Saya membandingkan pendidikan rakyat Papua jauh lebih maju dari pendidikan rakyat Sulawesi Tenggara. Mahasiswa Papua yang belajar di berbagai perguruan tinggi di dalam negeri maupun luar negeri bisa berjumlah ribuan orang. Mereka pada umumnya mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Daerah Papua dan dari LPDP.
Walaupun yang belajar di luar negeri, banyak yang drop out, tetapi tidak sedikit mahasiswa (i) dari Papua yang sukses menyelesaikan pendidikan master dan doktor di luar negeri.
Sementara, mahasiswa (i) dari Sulawesi Tenggara yang belajar di berbagai perguruan tinggi di pulau Jawa yang mendapat beasiswa tidak sebanyak dari Papua, dan mungkin belum ada yang dari Sultra diberi beasiswa oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat melalui LPDP untuk belajar di luar negeri karena kendala bahasa Inggris.
Pada hal belajar dari kemajuan China, Jepang, dan Korea Selatan, kunci kemajuan mereka terletak pada pembangunan sumber daya manusia. Puluhan tahun lalu mereka mengirim putra (i) mereka yang terbaik untuk belajar diberbagai universitas terkemuka di Amerika Serikat dan negara-negara barat.
Setelah puluhan tahun berinvestasi di bidang sumber daya manusia, negara -negara tersebut mengalami kemajuan yang luar biasa. Pada hal mereka tidak memiliki sumber daya alam seperti Indonesia.
Pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas agar bisa mengisi formasi di berbagai perusahaan yang berinvestasi di Sultra agar terjadi alih teknologi di masa depan dan rakyat Sultra mendapatkan manfaat ekonomi dari berbagai perusahaan pertambahan yang beroperasi di Sulawesi Tenggara.
Ekonomi Berputar Di Daerah
Sementara itu, pada 12 Maret 2023, secara kebetulan saya bertemu di stasiun MRT Haji Nawi dengan sahabat saya Ahmadi Nor Supit dan istrinya. Ahmadi Nor Supit adalah mantan Ketua Badan Anggaran DPR RI, sekarang ini menjadi Anggota BPK RI.
Sepanjang perjalanan dari Stasiun MRT Haji Nawi sampai Stasiun MRT Hotel Indonesia, walaupun tidak boleh bicara, kami tetap berdikusi. Begitu pula dari Stasiun MRT Hotel Indonesia kami jalan kaki sampai di Mal Sarinah Thamrin, sampai duduk ngopi di Sarinah kami tetap berdiskusi.
Hasilnya bahwa investasi di daerah harus didukung dan di jaga. Tujuannya, supaya ekonomi berputar di daerah. Kalau ekonomi berputar di daerah, maka banyak bisnis yang bisa dikembangkan di daerah. Dampaknya lapangan kerja terbuka, pemerataan dan kemakmuran rakyat bisa meningkat.
Selain itu, beberapa waktu lalu, kami juga pernah terlibat diskusi pada saat peringatan 45 tahun Kampus Kuning, di mana saat itu seluruh pimpinan dewan mahasiswa/senat mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta ditahan dan dipenjara, Ahmadi Nor Supit kembali mengingatkan pentingnya dana desa dimanfaatkan untuk meningkatkan pemerataan dan kemakmuran rakyat di desa.
Pada saat Ahmadi Nor Supit menjadi Ketua Badan Anggaran DPR RI, dia ikut menyetujui bantuan desa. Tujuannya supaya dana beredar di desa dan di daerah supaya ekonomi berputar. Kalau ekonomi berputar di desa dan di daerah, maka pasti banyak bisnis yang tumbuh dan berkembang di daerah.
Berikut foto-foto kegiatan
Andi Sumangerukka (ASR), Bakal Calon Gub. Sultra 2024 serahkan kue Ultahnya ke Musni Umar disela Acara pelantikan HIMA Sultra dan Simposium SDM Sultra (11/3)
Bersama Ahmadi Nor Supit, Anggota BPK RI, mantan Ketua Badan Anggaran DPR RI kami berdiskusi kemajuan Daerah Sultra saat bersama di MRT Jakarta
Bersama Ahmadi Nor Supit dan istrinya di MRT

Musni Umar adalah Sosiolog dan Warga DKI Jakarta.
